Apologia dan Puisi Lainnya

IRZI RISFANDI

1 min read

APOLOGIA

orang-orang riweuh

keliar di antara waduk

& guling, durian & tega

sebab ini hari

—tiada puisi,

ada rekonstruksi

tiada sajak,

ada jejak

dihapus hantu bijak

tapi malang

tiada semacam

Kurt & sesal senyum

baginya

maaf hanya

sejenis serigala

berbulu Toblerone

dengan sorot nanar

—seperti mata dewa …

(2022)

APOLOGIA II

“yang menangis

jangan bobok dulu.

yang menang is

gosok teko ajaib dulu”

di atas Comforta

nyonya berbaring,

di bawah tanah merah

luka belum kering

—seperti mata nyonya

bersikeras sandiwara,

lekas rebah purna sudah

—seperti duga, sahaya

dibiarkan menghamba pada

eksepsi: pasal lima pancasila.

“yang menangis

jangan bobok dulu.

yang menang is

gosok teko ajaib dulu”

di antara gesek cc

sonder limit & amit-amit,

nyonya mengubah sahih

arah angin & syarah kitab pidana.

(2022)

APOLOGIA III

Dia, keluh sungguh

betapa susah membetulkan luka

tembak akibat halusinasi cabul.

Apakah itu sepayah

Mari Hamada menyanyikan

lagu hati yang patah?

Atau sederas hujan

turun di makam pahlawan

untuk setia—dalam bungkam?

(2022)

APOLOGIA IV

dia kira akhirnya bakal

sesuai dengan

rencana awal

—pulang ke rumah

memberi makan Polly

alias skuat lama,

menaruh tas Gucci,

membuka lemari koleksi

lingerie sembari nyanyi

“viva forever, everlasting”

nunggu jemuran kering

bahkan mengecek lagi

posisi lensa kontak

setelah seharian sengaja

mengucek mata manja.

Dia, nyonya mamba

dengan wangi semerbak

anggrek darah, sarang

anakonda sonder J-lo

tentunya. dia kasih bukti

—janji cuma ada

dalam lagu gigi, dalam

larik puisi penyair bulan

merah & dalam bungkam

berita acara pemeriksaan

versi sedikit sunting

kata bohong jadi bopong.

(2022)

APOLOGIA V

Dia bilang jejaka itu

lebih cabul dari babu lama.

Dia memang menyaru

seperti Wanda di bumi-303,

betapa penyihir mana

yang hatinya tak luka

setelah dicatut tanpa

diminta tarif atas sebelumnya.

Dia bilang, Nausicaä

bukan srikandi berkendara sembrani.

Dia memang tertawa geli tatkala

nyanyi lagu balada bapak Liv Tyler

—dia hilang akal, total

setelah dengar larik menggelitik

dari lirik berbunyi “i go crazy, crazy

baby gimana ini?”

(2022)

APOLOGIA VI

payah sungguh, aku dicintaimu

tak serupa lirik merayu Ken Hirai.

realitas tak sesuai ekspektasi.

Memang salah, mencintai putri

sejenisku yang obsesif, kompulsif & manipulatif

pada sopir bangka, pada bandot belaka.

Berhubung air mata pura-pura ini

tak seperti yang duyung Ariel punya

maka tak berlaku pula lagu Tatsuro

yang genit dia nyanyikan, sebab benar

betul: aku siren biduan malapetaka

—mati muda calon perwira gagah itu.

Payah sungguh, aku dicintaimu

tapi bagaimanapun, Utada selalu wejang

“you will always be inside my heart”, pak!

(2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

IRZI RISFANDI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email