Antara Malam dan Minggu
Selalu. Antara malam dan minggu, kos-kosan dan alun-alun nafsu.
Kita sudah sepakat bercumbu. Satpol-PP atau FPI mustahil tahu,
dan tuhan, katamu, mudah dirayu. Aku sudah siap,
tapi kaubilang nanti dulu.
Dan Astrea pun menggigil di atas aspal jalan tol. Kita mencari tempat sepi,
malah bablas sampai pesisir, sampai kampung halaman. Pemasang jaring
melantun selawat. Pelantun selawat memasang jaring. Aku tetap siap,
tapi kau tetap nanti dulu.
Kemarikan, gadis, kemarikan bibirmu lekas. Sebab haram hukumnya
menele-nele waktu. Tak semua kenangan bisa membeku. Antara malam
dan minggu, percayalah, kiamat melulu sejak sepekan lalu, dan selalu
akan begitu, dan begitu.
(2024)
–
Malming Si Miskin
Lihat di sana
7.000.000 manusia
ialah orang-orang yang berpelukan di jalan
dan setiap orang yang berpelukan di jalan
akan seperti gedung Swiss-Belhotel: tingginya
yang langit saja merasa kebangetan
dan bumi saja sambat kesakitan
membuat si miskin; si rutin salah bantal
sakit lehernya
tersinggung hatinya
“Kenapa aku ngomong
sendiri?”
(2024)
–
Sajak Pria Demam
Mau obat, mau selimut
Jangan kasih datang
kalau bukan malaikat maut!
Sejarah mencatat
dari Amadeus Mozart
sampai Nabi Muhammad
Menjadi semacam diktat:
Jika pria mati dipeluk demam
Dunia akan kehilangan
Akhirat akan merayakan!
Dan betapa menyakitkan
sebuah kesembuhan
Ya Tuhan, kerja bagus!
(2024)
*****
Editor: Moch Aldy MA