Manusia yang menyenangi pembelajaran di dunia perkebunan kata, pembacaan fenomena peristiwa, dan penulisan yang tak pernah selesai.

Serupa Haiku dalam Tubuhku dan Puisi Lainnya

Teguh Tri Fauzi

36 sec read

Serupa Haiku dalam Tubuhku

Sewaktu malam
di dalam kamar
lampion merah
memunculkan
sketsa bunga:
“setubuhilah ia
tanpa suara
sepi derita
akan sirna
oleh anganan
cinta.”

Tuhan,
Engkau
ke
mana?

(10.01)

Mata

Sripanggung melukis dunia
pada pertunjukan drama: Tuhan,
pulanglah, aku sudah membuat
minuman bernuansa samudera
—dan toping butir pasir waktu
asmara dalam gejolak batinku.

(02:20)

Kepala

Lingkungan adalah gambaran
cermin kehidupan—
Rumah adalah potret nirwana
persona riasan.

(14:04)

Hati

Ada yang lupa bermimpi
bahwa sendiri tak selalu sepi
begitupun dengan hati
ada detak waktu yang menemani:
Tuhanmu di bagian detak-detik
—kanan atau kiri?

(03:00)

Kaki

Teras rumah obat segala lara: Ganja-ganja!
semua berkaca menyetubuhi cahaya
memandang bias yang tak mesti
berakhir tanpa dukacita.

(18:00)

Tangan

Pementasan dunia hanya terlihat oleh nurani
karena para lakon seperti bunglon
rumit ditangkap-basah: lautan-lautan!
Tuhan tak pernah tenggelam.

(17:05)

Lidah

Tuhan?
Rasa pahit cinta ini
laksana nestapa
pada sang makna

Raut anggun
dalam lamunan
hadir sejak gelak tawa
—mengenangku
pada sanubari
surga dan neraka:
apakah semua itu
memanglah ada?

(22.22)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Teguh Tri Fauzi
Teguh Tri Fauzi Manusia yang menyenangi pembelajaran di dunia perkebunan kata, pembacaan fenomena peristiwa, dan penulisan yang tak pernah selesai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email