Hari-hari
Ayo bangun, Pagi.
Matahari mulai berang
menunggumu sejak fajar tadi.
(2021)
–
Raflesia Tidur
Selepas beberapa kali
mengerjap, matanya
mulai bangkit dari mimpi.
Ketika tubuhnya bersiap
ikut mengerjap-ngerjap
(mencairkan sendinya yang
beku, meregangkan nyawa yang
terlanjur kaku), sebiji hujan
mengalun jatuh.
Perlahan. Kemudian
ramai berarakan.
Berbarengan dengan matamu
yang mekar, jadi bunga tidur yang
terus membesar: Raflesia berpendar
menerangi kepalamu yang pengar;
malam-malammu yang kian sukar.
(2023)
–
Baliho Paling Kondang
Kluk!
Sayapmu patah.
Kebhinekaan tak jadi datang.
Ambulans datang
dan dokter kemudian bilang:
Badanmu baik saja,
hanya kamunya sakit jiwa.
(2021)
–
Migrain
Dalam kepalaku
setan-setan berlarian.
Diombang-ambingkan
Tuhan.
(2021)
–
Momen Penghabisan
Cantik dan elegan.
Aku mendekatinya
(atau dia mendekatiku).
Perlahan.
Malam tampakkan cantiknya
yang kadang kadung sengaja
ia sembunyikan.
“Hei, sudah boleh kugenggam?
Bisakah kita mulai berduaan?
Sudikah kupinang dengan
segenggam sepi di kegelapan?”
Dia mengangguk malu malam itu.
Ya Tuhan dia mengangguk malam itu.
Maka akhirnya, tiada lagi jarak
yang riaknya memecah kami.
(2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA