Pada Minggu yang Asu dan Puisi Lainnya

Jauhar R

55 sec read

PADA MINGGU YANG ASU

apa yang kauinginkan, sayang?
kebahagiaan telah pamit
sebab cinta kita dilamar afair

tapi jangan kikuk di hadapanku
selagi masih bisa mereka kembali
adegan kecup-peluk yang gagal
pada hari raya kita di suatu kencan

setelah itu akan kuajak kau
bermain ke taman puisiku;
derita kata-kata berekreasi

di sana ada beraneka bunga yang
mekar ketika disiram airmata
“ah, itu yang aku inginkan,” bisikmu
ke telinga kananku lalu pergi-hilang

tanpa membawa asu di mulutku.

DADAKU MUSIM KEMARAU

dadaku musim kemarau
cintamu yang mawar-melati
tak kunjung berbunga

bukan aku malas merawat
tapi cemburu yang matahari
begitu terik mencekik, taik!

astaghfirullah maaf kasar
bagaimana jika kita beli
satu pot pohon imitasi

supaya nantinya tak repot
menyiram dengan airmata dan
setiap hari menguar wangi pecuma

MEMINJAM NASIB AKULIRIK

pagi telah tiba
suara tukang sayur liris
aku hanya duduk
menunggumu kembali mengetuk pintu

di bawah matahari
ojek online mencium aspal
aku hanya menikmati
bibir merahmu dalam kepala

malam diisi purnama
maling asyik dihakimi warga
aku hanya menunggumu—
menikmati sunyi di gagang pintu

GIMANA?

kau pernah berkata, sayonara
sampai jumpa lagi di lain puisi

tapi tak kutemukan kau di sana
juga di akhir kata larik ini
apa aku mesti terus membuat puisi baru?

jika masih tak muncul, perlukah aku
memerintahkan kata kerja mencarimu?

PADA SUATU HARI

sebuah lagu mengendap
dalam segelas plastik
saat kau sedang asyik
mencari bedak dan lipstik

aku hanya diam menikmati
warna hening yang berlalu-lalang
sesekali meminta maaf
pada pengamen dan pengemis

“ayo cyin, kita beraksi,” ucapmu
sambil merapikan wig di kepalaku

*****

Editor: Moch Aldy MA

Jauhar R

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email