Nasib Orang-Orang Kalah dan Puisi Lainnya

Aminul Arif

1 min read

Nasib Orang-Orang Kalah

setelah perayaan kemerdekaan dan sebelum akhir tahun
orang-orang telah dihantui angka-angka obesitas.

masa silam tumbuh dengan terus menenteng kecemasan
september gairah perang seakan menghantam awal musim hujan
namun rajam akan luruh kepada siapa;
dosa akan memilih
tubuhnya untuk menanggung
segala macam kegamangan.

tuhan membuka pintu nasib begitu lapang. keserakahan
menggiring banyak orang ke nasib buruk dengan cara yang purba
itulah mengapa kita senang bermain bala atau memilih
meledakkan diri sendiri.
negara.

setelah lebur langit menggantungkan nama-nama
peristiwa silam. itulah mengapa, ke mana kita berpindah
nasib buruk mempertemukan kita

(2022)

Nihilistik

setelah kesepian benar-betul mendekatiku
aku mempelajari stoik dan membayangkan
kepayahan di dalam diriku.

aku tak memulainya dari perburuan
panjang dan ambisi dari quotes motivasi
yang kemudian menyimpulkan banyak hal.

semua datang tiba-tiba
meski juga aku tak begitu menyukai
istilah nasib yang terus dibicarakan.

rentangan itu begitu terjal
dirimu selalu saja ada di sana.

caraku melihatmu, membayangkanmu
kau tahu hanya itulah bagian paling mudah
yang bisa kulakukan, membayangkanmu
dengan menutup mata. juga membayangkan
sisifus mendorong batu ke puncak gunung
dengan garis bibir yang melengkung

(2022)

Menghitung Hari Minggu

untuk sampai ke sana
orang-orang menghitung hari
dengan tergesa-gesa.

coffee shop akan tutup terlambat
ada banyak lagu yang terdengarkan.

foto-foto menjelma beranda mengungkap
perasaan pemiliknya juga menilik
perasaan tidak sebenarnya tapi
lepas menjadi kenangan.

keramaian selalu memberi tempat
kepada punggung yang dipeluk kesepian
setiap orang menabung untuk memesan
apa yang memudarkan kemurungan.

waktu begitu lambat­ juga begitu cepat
seperti relativitas di dalam diri manusia
mengharuskan kebahagiaan mesti ditempuh
kecepatan cahaya. kedangkalan untuk memiliki
segalanya menambah banyaknya bentuk kekalahan.

waktu berupa rangkaian simulasi untuk menyiasati
diri dari rencana mencintai secara berlebih
minggu malam hanyalah mengulang kecemasan
wajah riang menekuk mengulang kembali
bagaimana menghitung hari dengan cara tergesa-gesa

(2022)

Di Kota Ini, Kau Kembali

telah kau kirimkan kabar kepada orang lain
kau telah kembali ke kota yang segala macam
rencana akan dimulai dari awal seperti tualang
yang baru dengan bekal rantau yang telah lalu

tak tahu lagi diriku memulai percakapan
setelah kau kembali. aku masih saja
kesulitan untuk memulai bait awal untuk
kusematkan kepadamu. dan aku tidak
ke mana-mana juga sajak-sajakku yang
masih dibelenggu keputusasaan.

sempat kubayangkan, kegaduhan
kota ini akan mempertemukan kita
di tempat paling berbahaya untuk
memberiku kesempatan mengutarakan
apa kau baik-baik saja

ancaman dan kesialan di mana-mana
tapi masih selalu ada siasat untuk rindu
tersampaikan dalam keadaan tidak wajar
di kota ini, kita dalam bahaya.

(2022)

Menjadi Tamu Undangan

lelaki itu telah mengikatmu dan kau
tak tahu bagaimana melepaskan kalimat
perpisahan di bibirmu.

kita mengerti bahasa tak selamanya
harus dibunyikan. ucapan selamat
tinggal bisa berbentuk apa saja.

apa yang bisa dijelaskan dari kata
memutuskan perkataan.
bagimu adalah menentukan hari baik
melepas kesendirian, sedang diriku
awal memulai kesunyian panjang

seseorang begitu pandai menanam ingatannya
memetik dukanya sendiri.

(2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Aminul Arif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email