Penulis yang sehari-seharinya berprofesi sebagai babu kucing.

Membelah Ayah dan Puisi Lainnya

Aya _

1 min read

Pernyataan Khianat

Kemarin, seekor merpati
tua, mengetuk pintu
pondokku
katanya, ia telah pergi
ke seluruh tempat
di dunia

Ia mengejek tempat tinggalku
lebih tepat disebut
tempat pembuangan limbah
dan aku yang tinggal di sana
bukanlah manusia
karena hanya berteman bantal
berbau apak

Untuk membuktikan
ia benar
aku memintanya mengirimkan
selembar permohonan
kepada, Tuan
Asmodeus Yang Agung
isinya :
“Semoga kerumunan nafsu bisa
membuatku lekas
kaya.
Semoga Tuan, tidak berpura-pura
tunaaksara seperti, Tuhan”

Kalimantan Tengah, Oktober 2022

 

Basah Kuyup

malam purnama
bulan yang bundar tidak
berujung, mengajak kau
menemui langit-
langit genit

kauharap amnesia menjalari
penjuru kota

tapi, tali jemuran
Ibu
mahir memanjangkan
ingatan
begitu pula dengan
bocah-bocah penadah
tetesan harapan
dari hati lusuh kau
yang selalu basah

tali jemuran membelit
langkah kau
ketika ia selalu menolak
mengikat harapan
Ibu, kepada
kau
si pengecut

langit sudah tidak sedia
menambah kekasihnya

bulan meludah dan
tali jemuran menertawakan
rencana setengah kering
kau, harus kembali
dilipat rapi ke dalam
kegagalan

Kalimantan Tengah, 13 November 2022

 

Menjala Tata Krama

/1/

bapak kau sekarat
mendayung sampan tua
sedang kau, asik
bolak-balik melangkahi
kepalanya
yang gundul

/2/

ibu kau sibuk
menambal luka
karang-karang
di pantai
bekas hantaman badai
dari mulut
-mulut adik
kau

/3/

bapak kau suruh
lempar umpan ikan
kau malah lempar liur
ke wajahnya
laut bersorak
ombak curi kompas dan
bapak kau, lupa
arah pulang

/4/

sejak itu
ibu kau berubah jadi
bapak kau, yang selalu pergi
ke laut dini hari

tapi, ibu kau selalu pulang
tanpa bawa apa
-apa, katanya
susah sekali menjala
tata krama

Kalimantan Tengah, 13 November 2022

 

Membelah Ayah

/1/

ayah pamit pergi, katanya. ia kecup pipi-pipi kami yang setengah kering. kami berserapah. enggan mengeluarkan kebijaksanaan dari dalam lemari ibu.

/2/

ayah beri kami permintaan. kami ingin seluruh ayah untuk diri sendiri. Tuhan kesal. lebih baik ayah untuk ibu saja. kami tidak usah dapat bagian. Tuhan dan ketidakadilan, hati cerewet kami.

/3/

ibu yang mahabaik. ingin kami membelah ayah. aku tidak mau barang pecah, yang lain setuju. kakak dapat tangan rusuh ayah. adik dapat kepala gemerlapan ayah. dan si bungsu dapat kaki ayah yang tidak pernah menginjak neraka. ibu mengambil sisanya.

/4/

ibu persembahkan tanah makam ayah, untukku. tidak ada keluhan. aku menggali lubang kecil di sana. memakamkan doa-doa yang tidak pernah berhenti, berbuat culas.

Kalimantan Tengah, 14 November 2022

***

Perjamuan

rumah tuhan mengumumkan
sebuah jamuan
untuk seorang hamba
yang mati
sebab terlampau banyak
mengunyah kata

t e t a p i

tidak ada yang datang–
ruangan terlampau sempit
s e d a n g
orang-orang terlampau pelit
untuk menyewa surga

aku;
koki bertangan enam

menumis jamur-jamur
yang menjamur
d i   a t a s
buku-buku motivasi
d i   a t a s
meja makan
orang-orang dan
d i   a t a s
kepala penulis-penulis
yang haus

pembenaran–
mengimani umpatan

Kalimantan Tengah, 04 Desember 2022

 

***

Editor: Ghufroni An’ars

Aya _
Aya _ Penulis yang sehari-seharinya berprofesi sebagai babu kucing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email