Masyarakat Adat dan Solusi Krisis Iklim Global

Simanjuntak Fernando

2 min read

Krisis iklim kini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia. Perubahan suhu global, naiknya permukaan laut, bencana alam yang semakin sering terjadi, dan kerusakan ekosistem adalah realitas yang tidak dapat diabaikan. Masalah ini bukan hanya tanggung jawab negara-negara besar atau ilmuwan, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat adat.

Sebagai penjaga hutan, laut, dan tanah selama berabad-abad, masyarakat adat memiliki peran strategis dalam melawan krisis iklim. Dengan kearifan lokal mereka, masyarakat adat tidak hanya mampu melindungi lingkungan, tetapi juga menyediakan solusi berkelanjutan untuk tantangan global ini. 

Masyarakat Adat dan Hubungannya dengan Alam

Masyarakat adat memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam. Filosofi hidup mereka sering kali didasarkan pada keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Mereka melihat alam bukan sebagai objek yang bisa dieksploitasi, tetapi sebagai bagian dari kehidupan yang harus dijaga dan dihormati.

Baca juga:

Tradisi seperti pengelolaan hutan berbasis adat, sistem pertanian berkelanjutan, dan ritual penghormatan kepada alam mencerminkan pengetahuan mendalam mereka tentang ekosistem. Di banyak wilayah, masyarakat adat telah berhasil melindungi keanekaragaman hayati yang menjadi benteng melawan perubahan iklim.

Menurut laporan World Resources Institute (WRI), wilayah yang dikelola oleh masyarakat adat cenderung memiliki tingkat deforestasi yang lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya. Hutan adat tidak hanya menjadi penyerap karbon alami, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi flora dan fauna, sekaligus menyediakan mata pencaharian bagi komunitas setempat.

Kontribusi Masyarakat Adat dalam Mengatasi Krisis Iklim

Penjaga Keanekaragaman Hayati

Wilayah adat mencakup 80% dari keanekaragaman hayati dunia. Di Indonesia, hutan adat seperti di Kalimantan, Papua, dan Sumatra menjadi rumah bagi berbagai spesies langka dan penyerap karbon yang sangat penting. Dengan menjaga hutan ini, masyarakat adat membantu mengurangi emisi karbon dan melindungi ekosistem dari kerusakan.

Pengelolaan Sumber Daya Secara Berkelanjutan

Sistem pengelolaan sumber daya masyarakat adat sering kali berorientasi pada keberlanjutan. Mereka menggunakan teknik-teknik tradisional seperti perladangan berpindah yang tidak merusak tanah, rotasi lahan, dan konservasi air. Sistem ini mampu menjaga produktivitas tanah tanpa merusak lingkungan.

Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

Kearifan lokal masyarakat adat sering kali menjadi solusi adaptasi terhadap perubahan iklim. Misalnya, masyarakat adat di pesisir Sulawesi memiliki pengetahuan untuk melindungi mangrove sebagai penahan abrasi dan mitigasi kenaikan permukaan laut. Di pegunungan Papua, masyarakat menjaga hutan sebagai penyeimbang suhu dan pengendali bencana seperti longsor.

Perlindungan Hutan Adat

Salah satu kontribusi terbesar masyarakat adat dalam krisis iklim adalah perlindungan hutan adat. Hutan ini tidak hanya berfungsi sebagai penyerap karbon, tetapi juga sebagai tempat penyimpanan air, pelindung tanah dari erosi, dan habitat bagi berbagai spesies.Sebuah studi oleh Rights and Resources Initiative menunjukkan bahwa pengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka dapat secara signifikan mengurangi deforestasi dan emisi karbon.

Penyebaran Pengetahuan dan Kesadaran

Masyarakat adat juga berperan dalam menyebarkan pengetahuan tentang cara hidup yang harmonis dengan alam. Tradisi lisan, ritual, dan kegiatan komunitas mereka menjadi cara untuk mengedukasi generasi muda, baik di dalam maupun di luar komunitas mereka, tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan.

Tantangan yang Dihadapi Masyarakat Adat

Meskipun perannya sangat penting, masyarakat adat menghadapi berbagai tantangan dalam melindungi wilayah mereka. Deforestasi, ekspansi industri ekstraktif seperti tambang dan perkebunan kelapa sawit, serta pembangunan infrastruktur sering kali mengancam keberlanjutan wilayah adat. Selain itu, hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka sering kali diabaikan. Banyak wilayah adat yang belum diakui secara hukum, sehingga rentan terhadap eksploitasi. Kurangnya dukungan dari pemerintah dan tekanan ekonomi juga menjadi kendala besar.

Masyarakat Adat Sebagai Bagian dari Solusi Global

Pengakuan terhadap peran masyarakat adat dalam melawan krisis iklim semakin meningkat di tingkat global. Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26), masyarakat adat diakui sebagai aktor penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim.

*Pengakuan Hak Atas Tanah
Pemerintah harus mengakui dan melindungi hak masyarakat adat atas tanah mereka. Pengakuan ini penting untuk memberikan perlindungan hukum terhadap wilayah adat.

*Peningkatan Kapasitas dan Sumber Daya
Masyarakat adat perlu didukung dengan pelatihan, akses teknologi, dan sumber daya untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menjaga wilayahnya.

* Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
Masyarakat adat harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan iklim.


Masa Depan Berkelanjutan Bersama Masyarakat Adat

Masyarakat adat memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi krisis iklim. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari solusi. Dengan pengetahuan lokal yang telah teruji selama berabad-abad, mereka memiliki pemahaman mendalam tentang cara menjaga keseimbangan alam dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini menjadikan mereka mitra yang sangat berharga dalam upaya melindungi lingkungan.

Kerja sama antara masyarakat adat, pemerintah, dan komunitas global sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan besar ini. Memberikan dukungan yang tepat kepada masyarakat adat tidak hanya membantu mereka melindungi wilayah yang mereka jaga, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam upaya global untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, adil, dan berkelanjutan.

Krisis iklim adalah masalah yang dihadapi seluruh dunia, dan masyarakat adat adalah pilar utama dalam upaya untuk mengatasi masalah ini. Dengan pengakuan dan dukungan yang lebih besar, kita dapat memperkuat kontribusi mereka dalam menjaga bumi kita dan memastikan kelestarian planet ini untuk generasi yang akan datang. (*)

 

Editor: Kukuh Basuki

Simanjuntak Fernando

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email