Merokok, makan, minum--tahun berganti.

Kita Dibesarkan Hanya di Antara Waktu Senggang dan Puisi Lainnya

Reza Yudhistira -

1 min read

Kita Dibesarkan Hanya di Antara Waktu Senggang

Di malam-malam seperti ini
Biasanya kita lebih sering berbicara,
Mengurai kecemasan dan mengurangi sakit kepala yang sekarang ini lebih sering mengejek kepala
Dan dada.

Lalu kita menyamakan nasib
Ayahmu dan ayahku umurnya tak jauh berbeda, yang sama-sama
Mengartikan cinta sebagai sesuatu yang diam, sepi, dan tersembunyi.
Mereka adalah lelaki yang bangun pagi-pagi sekali
Jam enam pergi bekerja dan tiba di rumah dengan membawa matahari ke dalam rumah.

Kita dibesarkan hanya di antara waktu senggang
Sehingga kita mesti belajar lagi untuk bisa berdiri
Dan meraba
Sebab kita tak pernah bisa menjerat nasib baik di umur yang sudah kepalang dewasa.

(Bogor, 2024)

Doa Orang Kecil

Aku ingin kau berada di sampingku untuk
berbagi bumi dan matahari
& tinggal di rumah yang sama

Kebahagiaan adalah tangan dari cinta dan waktumu
Tempat aku berjanji demi hidupmu.
Dan aku genggam tangan kecil itu
Hingga darah dan airmata keluar
lalu terbang sebagai burung kondor

(Bogor, 2024)

Yang Selalu Cerah di Jam 7 Pagi

Pakaian ibu-ibu kontrakan menjadi langit
Yang selalu cerah di jam 7 pagi
Aku menjauh dari rasa curiga menjadi warga negara
Dengan menjaga warung ketengan peninggalan Bapak.

Dua anak kecil, laki dan perempuan
Jajan mi gelas, bubuk wafer, dan kacang polong
Sebelum berangkat sekolah.

Besok sorenya
Aku mendengar pekik sirine dari mulut ibu-ibu kontrakan
Anak perempuannya tertabrak motor rentenir bank keliling
Tepat di depan gerbang kontrakan yang ia tinggali.

(Bogor, 2024)

Taman Bermain

Anak-anak pejabat mengubah negara menjadi wahana bermain yang paling asyik dan individualis. Bau badan dan pesawat-pesawat mainan yang dibuat oleh para pengusaha menjadi lalapan makan siang rakyat kelas bawah.  Dibicarakan di dalam warteg dan media sosial. Di hari-hari tersebut terjadi juga demontrasi, ada satu kelompok massa yang merobohkan gerbang dpr. Sementara itu sepasang suami istri berbelanja kereta bayi. Belakangan baru diketahui, kereta bayi itu adalah akomodasi dari para pejabat yang di kepalanya tumbuh kuping babi dan bulu kakinya berubah menjadi cacing busuk di malam hari. Lalu mereka menelanjangi kekuasaan. Seperti yang pernah terjadi puluhan tahun lalu.

(Bogor, 2024)

Penghuni Delapan Petak Kontrakan

Ada delapan petak kontrakan
Masing-masing diisi oleh yang sudah berkeluarga
Satu keluarga ada yang bekerja di pabrik roti
Satu keluarga ada yang bekerja sebagai penjudi
Satu keluarga ada yang bekerja jualan sayur
Satu keluarga ada yang bekerja menjual kemaluannya
Satu keluarga ada yang bekerja menjual makanan yang cuma dibeli oleh cucu-cucunya
Dan satu keluarga ada yang bekerja menjadi direktur eksekutif bengkel motor hasil curian
Selamat malam Indonesia dan mereka tidur nyenyak di kamar yang berdesak-desakan.

Di luar jendela kontrakan, tagihan pajak dan potongan gaji (hampir separuh dari upah utama) mengawasi mereka dalam bentuk nyanyian katak dan serangga yang bising.

(Bogor, 2024)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Reza Yudhistira -
Reza Yudhistira - Merokok, makan, minum--tahun berganti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email