HIDUP YANG CELAKA
Seorang tua berjalan pelan
menelusuri kolong jembatan
setiap pagi, sendiri
Berbisik ia kepada pemulung bahwa panjang umur adalah celaka, dan dunia hanyalah tempat berak,
sementara kebahagiaan yang diobral di emperan telah kedaluwarsa sejak sembilan hari
Seorang tua berjalan pelan
menelusuri pandangan kosong
setiap duka, berdua
Berharap ia mati kemarin
Hari ini hidupnya masih, sepi
(2021)
–
MINYAK ANGIN
Minyak angin menari-nari di pelipismu, koin-koin berselancar di pungunggmu, & tangan tua memijit-mijit lehermu yang penuh daki
Minyak angin menari-nari di pelipismu, air mata berselancar di pipimu, & tangan tua mengusap-usap sedihmu dengan hati-hati
(2021)
–
BURUH
Gerinda mengikis ingatannya
soal bini, anak dan dusun
Handuk kecil mendengkur di bahunya selagi karbit menguap di dalam lemari besi
Seusap dan seusap lagi, dahi basah dijelali langkah berat
tanpa asuransi, tanpa rencana pensiun dini
(2021)
–
MENGAPA
Sesosok raksasa membentangkan kertas buram
kepunyaan peserta ujian nasional
Belajar, ia telah belajar
Berhitung dan mengeja
supaya sewaktu tua ia mengerti, misalnya, mengapa membahagiakan ibunya adalah agenda penting baginya?
(2022)
–
RAHASIA
Hatiku kecil dan sempit
juga penuh rayap yang rakus benar
Bau apek dan kotoran tikus
saling bertabrakan di udara
Berlembar-lembar triplek
menutupi atap dunia
Namun cahaya tetap masuk juga
menuju jendela tubuh
menguapkan air mata
menjelma hujan buatan
Berlembar-lembar papan
menyembunyikan penyesalan
Namun pengampunan tetap masuk juga
menyuburkan yang tandus, entah mengapa
Hatiku mati dan busuk
juga penuh jawaban yang bertele-tele
dan soal-soal pilihan ganda
Tapi tak pernah ada kunci jawaban
atau keberuntungan pemula
Sebab setiap kita menyimpan rahasia
dan setiap rahasia menyimpan rahasia yang lain
(2022)