Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Hidup di Kolam Meme

Kukuh Basuki

4 min read

Ketika kita menemukan meme yang menurut kita menarik dan membuat kita senang atau tertawa, kita mempunyai dorongan untuk menyebarkannya. Jika meme itu berupa potongan lagu atau melodi, kita ingin mengulang-ulanginya. Jika meme itu adalah sebuah gerakan atau tarian, kita akan berusaha menirunya semirip mungkin dan menyebarkannya baik secara online atau offline. Itu tandanya ‘virus’ meme sudah menjangkiti kita. Otak kita menjadi inang meme, tempat meme hidup dan berkembang biak mempertahankan eksistensinya.

Kedengarannya seperti menyeramkan. Tapi sebenarnya tidak juga. Ini adalah sebuah mekanisme yang lumrah bagaimana ide atau gagasan manusia tersebar. Ide atau gagasan kecil yang berbeda saling berkumpul dengan ide-ide lainnya yang cocok dalam kolam meme (meme pool). Ide dan gagasan manusia yang berkumpul dalam waktu yang lama itu membentuk sesuatu yang sekarang kita sebut budaya.

Baca juga:

Konsep Meme 

Jika kita mendengar istilah meme pasti pikiran kita langsung tertuju pada gambar yang unik, konyol, dan lucu. Bentuknya yang sederhana namun mempunyai pesan di dalamnya sering kali membuat kita tertawa saat melihatnya dan secara tidak sadar menyimpannya dalam ingatan. Meme itu berseliweran di story Instagram, group-group Whatsapp, beranda Facebook atau lini masa Twitter kita. Tidak salah sih. Tapi tidak sesempit itu juga. Meme mempunyai makna yang lebih luas dari sekadar meme internet.

Istilah meme ini pertama kali diusulkan seorang teoretikus biologi evolusioner Richard Dawkins dalam bukunya Selfish Gene. Dalam buku yang membahas tentang bagaimana cikal bakal kemunculan sel tunggal sebagai organisme hidup tersebut, secara mengejutkan Dawkins memunculkan sesuatu yang benar-benar konseptual dan murni teoretis: “Meme”. Dawkins mengkhususkan satu bab dalam bukunya tersebut untuk membahas meme.

Secara etimologi meme berasal dari bahasa Yunani “mimeme” yang berarti imitasi atau tiruan. Dawkins menyederhanakan kata itu menjadi meme (baca: mim) agar pengucapannya cukup satu kata seperti gen, sang replikator utama kehidupan.

Lalu apa untungnya mengajukan teori tentang meme ini? Dawkins berpikir bahwa dalam semesta kehidupan ini tidak hanya diisi oleh gen, replikator yang terus menggandakan diri untuk mempertahankan hidupnya. Sejak sel-sel itu berkumpul menjadi jaringan yang kompleks, membentuk sebuah organisme, kehidupan membutuhkan replikator lain agar kepastian keberlanjutan sel hidup lebih terjamin.

Kemunculan replikator baru menjadi mungkin ketika evolusi membuat organisme mempunyai otak. Perkembangan otak manusia menuju ke arah yang semakin kompleks memungkinkannya berimajinasi dan memproduksi bahasa. Pada saat itulah manusia mempunyai replikator baru yaitu meme. Tugas meme adalah mereplikasi ide, gagasan dan menyebarkannya ke orang lain. Seperti yang dikatakan Dawkins tentang meme yaitu “Suatu meme gagasan bisa didefinisikan sebagai suatu entitas yang ditransmisikan dari satu otak ke otak yang lain”

Sistem kerja meme seperti sel yang terus mereplikasi dirinya. Jika gen bekerja pada tataran biologis, meme bekerja dalam tataran pikiran. Dua hal yang akan kita wariskan pada generasi seusia dan selanjutnya ketika kita mati. Jika gen pada manusia membiakkan diri meloncat dari tubuh ke tubuh melalui sperma dan sel telur, meme meloncat dari otak ke otak dengan cara imitasi atau peniruan.

Awalnya gagasan Dawkins tentang meme ini sangat sulit dipahami. Selain penjelasannya yang sangat abstrak, Dawkins memberikan contoh dengan konsep yang sudah dianggap biasa dalam kehidupan seperti pot bunga, lagu, hingga gaya busana. Sistem kerja meme sangat sulit untuk didapat dan dipahami dari sana.

Baru ketika munculnya komputer dengan perkembangan internet yang menghubungkannya membuat meme menjadi sesuatu yang lebih terlihat nyata dan bisa lebih mudah dipahami. Apa yang sekarang kita sebut meme di internet menggambarkan secara jelas konsep, sifat, dan cara kerja meme mulai dari hanya satu, mereplikasi dan menyebar. Ide Dawkins yang abstrak mewujud menjadi sesuatu yang konkret.

Meme yang Viral

Setiap meme mempunyai masa hidup yang berbeda-beda. Ada meme yang viral di internet dan dunia nyata tapi lekas hilang seketika, namun ada juga meme yang tidak terlalu populer tapi bertahan dalam waktu yang lama. Setiap meme berusaha hidup sepanjang mungkin yang mereka bisa dalam kolam meme (meme pool) seperti gen yang bertahan hidup di kolam gen (gene pool).

Meme mempertahankan eksistensinya dengan mereplikasi. Replikasi atau penggandaan wujud ini dilakukan dengan cara mengimitasi. Semakin sederhana bentuk meme akan semakin mudah diimitasi sehingga semakin cepat mereplikasi. Sebaliknya semakin rumit bentuk meme akan semakin sulit diimitasi dan akhirnya terjadi kesalahan-kesalahan dalam replikasi. Itulah sebabnya dalam meme internet, sesuatu yang sederhana, simple, lucu akan terlihat lebih menarik. Kita akan tertarik untuk mereplikasinya dan menyebarkannya.

Kalau kita melihat perkembangan meme di internet maka akan banyak sekali meme yang viral dalam beberapa tahun terakhir. Mungkin kita masih ingat meme joget “entah apa yang merasukimu”. Meme berupa versi remix dari lagu Salah Apa Aku dari Ilir 7 ini mempunyai beat lagu yang unik, enak, dan khas. Selain itu muncul juga joget atau kombinasi gerakan yang menyertainya. Ini merupakan gabungan dari setidaknya dua meme yaitu lagu dan gerakan. Kita yang mendengar lagu itu dan merasa enak dan tertarik, pada detik itulah kita akan berusaha menirukan baik lagu ataupun gerakan meme itu semirip mungkin.

Selain meme gabungan ada juga meme yang lebih sederhana seperti celetukan “om telolet om”, “tarik sis… semongko”, dan yang lagi viral sekarang adalah “maszeh… info maszeh…”. Untuk meme gambar yang masih sering digunakan adalah wajah Yaou Ming, kepala ikan mulut besar, dan sinyal berpaling menolak dan senyum setuju merespon gambar yang ada di sebelahnya.

Keberadaan mesin pengganda meme seperti Tik-Tok membuat kita tidak lagi pasif menerima dan menirukan meme saja. Kita bisa secara aktif membuat meme atau setidaknya kita bisa mereproduksi meme yang sudah ada. Dengan menggunakan media kita sendiri dan menyebarkannya secara masif.

Membentuk Budaya

Kualitas replikasi dari setiap meme ditentukan oleh tiga faktor yaitu umur panjang (longevity), kecepatan replikasi (fecundity), dan ketepatan replikasi (copy-fidelity). Panjang usia meme tidak menjamin meme itu akan bertahan lama. Ketika inang atau otak penyimpan meme berumur panjang itu mati, maka meme di dalamnya pun akan ikut mati. Itulah sebabnya meme membutuhkan kecepatan untuk bereplikasi ke otak yang lain agar ide yang ada dalam meme itu tetap ada ketika sumber meme itu mati. Semakin cepat replikasi maka, akan semakin aman meme tersebut di lumbung meme. Selanjutnya ketepatan replikasi akan sangat mempengaruhi sampai mana meme tersebut tetap seperti wujud aslinya dan tidak terlalu banyak perubahan.

Jika meme mempunyai kualitas longevity, fecunduty, dan copy-fidelity yang bagus maka kelestarian meme tersebut akan terjaga. Meme itu akan berpotensi kuat bertahan di antara meme-meme yang lain di lumbung meme. Meme-meme yang saling bertentangan akan saling mengalahkan dengan cara masing-masing, sedangkan meme yang mempunyai banyak kesamaan akan bergabung

Meme-meme yang bergabung dalam satu tempat di waktu yang sama ini akan membentuk budaya yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Baju apa yang kita kenakan, model rambut apa yang kita pilih, dan bagaimana cara kita berbicara adalah kumpulan meme-meme yang menggabung jadi satu di daerah di mana kita tinggal.

Namun manusia juga bisa melakukan sesuatu yang baru dengan menggabungkan meme-meme yang berbeda menjadi bentuk meme yang lebih baru. Mode pakaian baru, genre musik yang belum pernah ada, atau arsitektur yang aneh tapi lebih tepat guna. Karena perkembangan meme itulah ide terus menular dan membentuk budaya di masa depan.

Kukuh Basuki
Kukuh Basuki Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email