TERDAMPAR
untuk Euis Kartika Sari
telah kuceritakan untukmu seluruh
semesta kesayangan: langit-langit
kecil di dalam kamar dan seribu
bintang-bintang kurengkuh dari
malam agar tetap megah walau
tanpa matahari.
tanganku tangan udara yang
sanggup memelukmu meski jarak
bagai tembok kabut yang tak
kelihatan. rinduku seperti jarum-
jarum waktu yang tajam
menghunjam kesepian.
–
DALAM MENCINTAI
untuk Euis Kartika Sari
dalam mencintai memiliki banyak
jalan. kau tahu, kekasih, kunang-
kunang dan malam saling mencintai
dan menciptakan banyak cahaya.
konon cahaya akan memenuhi
diriku dan tumpah, menjadi kasih
dalam kisahmu. dan hujan telah
tumbuh di ujung-ujung rambutmu,
melekat-lekat seperti ingin masuk
ke dalammu, menghapus kemarau
hatimu, menjadi darahmu. telah
terbit di sana, bersusun-susun
musim yang lembut dari nada-nada
yang tak pernah kaulewatkan
menulis kehidupan.
aku menulis puisi dan
mempersiapkan banyak jalan
mencintaimu.
–
PERJALANAN
untuk Euis Kartika Sari
di jalan setapak itu
telah kucuri bekas jejak langkahmu
dan memasangnya di kakiku
agar sampai aku padamu.
–
CIUMAN-CIUMAN
untuk Euis Kartika Sari
oleh lelaki nelayan, ombak dipecah
jadi percakapan-percakapan,
embusan napas adalah angin karena
rindu-rindu perlu kabar. di bibir
pantai, puisi-puisi menetas bagai
anak penyu, bagai tatapan yang
menerawang jarak. mereka lahir,
muda, bergemuruh, lalu kekal dalam
pelukan. ciuman-ciuman seperti
benang kehidupan yang kupintal
bersama bibirmu.
–
PULANG
untuk Euis Kartika Sari
tiap-tiap perjalanan butuh pulang,
kekasih. kita akan pulang ke rumah
milik kita; lengan-lengan yang
butuh pelukan, sepasang bibir yang
butuh ciuman, pekerjaan mencintai
yang tak pernah usai, rindu-rindu
yang tak sama, malam-malam
panjang, cerita-cerita yang tak
pernah selesai diceritakan cinta
kepada dua pasang mata yang saling
memandang, sama-sama tenggelam,
dan sama-sama untuk terus saling
jatuh cinta.
–
MALAM
untuk Euis Kartika Sari
malam mengubah bibirmu menjadi
kota cahaya yang riuh mengusir
kesepianku. nada-nada yang
dikumpulkan sunyi berdansa
menjalari kerinduan sepekat gelap.
lalu aku tiba di sana, lembah-lembah
yang membuatku tersesat menjalari
tubuhmu. sekujur diriku lalu
menetaskan pulau-pulau, hutan-
hutan, sungai-sungai, pohon-pohon,
dedaunan, lalu jutaan kicauan
burung dan angin-angin— kelak
daun-daun akan menguning dan
menjadi tua lalu terlepas dari
reranting, tapi kita telah di sana
mengenal semua musim, melunasi
tiap-tiap waktu yang bersusun
melahirkan cinta & cerita.
*****
Editor: Moch Aldy MA