Balada Motor Supra dan Puisi Lainnya

Faisal Rizqillah

1 min read

BALADA MOTOR SUPRA

dini hari, jalan sepi
tak ada orang peduli
motorku beradu cepat
dengan angin bersicepat
ban berjalan memacu
sewaktu berlarinya waktu
seorang asing tiba-tiba
berhenti di depan mataku
bawa sajam, pikirku
ia pasti akan menikam
aku pasrah mengumpat
aduh motor kredit
belum lunas masih terjepit
tapi ternyata ia tak bawa
pisau, golok, atau celurit
dengan tak samar pula
di atas motor ninja
kulihat rupanya iya, itu
kekasihku yang mendua.

TERGOPOH-GOPOH

saat aku melihatmu
rasanya tergopoh-gopoh
bergegas
kesusu
mendugas
segera
terburu-buru
tergabas
tergesa-gesa
tertalah-talah
untuk memiliki hatimu
entah atas nafsu menggebu
atau justru tulus cinta dari kalbu
apiknya dievaluasi terlebih dulu
sebelum kutahu dan menangis
tersedu-sedu
mengetahui cintanya sebatas
orkes dan debus, oalah—asu!

SARKINEM

Duhai Sarkinem,
sungguh hebat engkau
hanya dengan kata
dan kedipan mata
bimsalabim, kasmaran.

Duhai Sarkinem,
sungguh hebat engkau
dengan tempo singkat
gugur dan tersedu-sedan
duar … hm, merana.

Duhai Sarkinem,
lebih baik mingkem
kunci mulut rapat-rapat
supaya terjaga dari maksiat
tutup mata dengan handuk
supaya terhindar silang kutuk
sumpal kuping dengan jari
supaya tidak saling benci
lalu pakai topeng
agar terhindar dari serangan
para mentereng bopeng.

CANTIKMU TERTINGGAL DI MEJA RIAS

Saat pertemuan itu
Aku bertanya, di mana dirimu?
Kau bilang di hadapanku.

Saat aku memotretmu
Kau bertanya, di mana diriku?
Aku bilang tertinggal di meja rias.

Kini kau marah dan menganggap
Aku buta, gila, dan tetek bengek lainnya.
Sial, apa kau tahu, aku tak tahu di mana dirimu
Bahkan, kau sendiri tak mengenalmu.

Saat aku memotretmu, kau bilang …
ini bukan aku—terlihat gendut—
jelek—ayo, ulang sekali lagi.
Dan begitu pula aku,
saat melihatmu, yang kulihat hanya
beberapa petak perusahaan kecantikan
yang sengaja kau kontrak di tubuhmu,
dan ingar bingar kegiatan pabrik.

Dan aku masih mencarimu.

Penyebab Aku Masuk Neraka

Sayangku
dosa termanisku
adalah mencintaimu
jikalau meninggalkanmu
adalah pahala terpahitku.

*****

Editor: Moch Aldy MA

Faisal Rizqillah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email