Bandung dan Jakarta adalah dua kota besar yang pernah saya tinggali. Meski dengan berbeda kondisi, saya pernah menjalani hidup di sana dalam medio beberapa tahun. Bandung mendampingi saya dalam menamatkan pendidikan. Sementara Jakarta menjadi titik awal saya memulai kehidupan sebagai pekerja.
Dua kota ini cukup memiliki kesan tersendiri bagi saya. Awalnya, jika disuruh untuk membandingkan dua kota tersebut, saya akan menjawab dengan yakin bahwa Bandung menjadi pilihan saya. Tanpa perlu mencari alasan apa pun, saya pikir Bandung jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Jakarta.
Namun, setelah saya melanjutkan studi di Bandung belum lama ini, sepertinya suasana di Bandung sudah sedikit berubah. Hawanya memang masih terasa adem, hanya saja sepertinya Bandung terasa lebih semrawut jika dibandingkan dengan terakhir saya tinggal di sana. Tarif parkir liar yang mahal, jalanan-jalanan yang sekarang terasa lebih pada oleh kendaraan bermotor serta minimnya perubahan yang terjadi membuat saya jadi berpikir ulang, jangan-jangan Bandung sekarang memang sudah tidak berbeda jauh dengan Jakarta?
Membandingkan Peluang dan Tekanan
Jika dibandingkan dari sisi peluang dan penghasilan, jelas Jakarta lebih unggul. Ketika saya baru saja lulus kuliah, awalnya saya memilih untuk tinggal di Bandung. Saya yakin peluang kerja di Bandung sama banyaknya dengan Jakarta, namun setelah mencoba bersabar 3 bulan, lowongan pekerjaan kebanyakan datang dari Jakarta, yang akhirnya membuat saya pulang-pergi Bandung-Jakarta.
Baca juga:
Bandung bukannya tanpa lowongan, beberapa perusahaan terkenal juga ada di sana, hanya saja, bagi saya yang berasal dari jurusan teknik sepertinya cukup sulit untuk mencari pekerjaan yang cocok. Sebaliknya, di Jakarta, saat itu, peluang bekerja cukup banyak, namun kita harus pintar-pintar mencari lowongan yang layak.
Jika dibandingkan dari segi penawaran penghasilan, dari wawancara ke wawancara yang pernah saya lalui, pekerjaan-pekerjaan di Jakarta menawarkan gaji yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Bandung. Jika dilihat dari segi UMR, Jakarta lebih unggul. Namun jika dilihat dari sisi pengeluaran untuk hidup, saya rasa Bandung dan Jakarta tidak ada bedanya. Keduanya sama-sama mahal. Oleh karena itu, saya pikir seharusnya tawaran gaji di Bandung seharusnya sama dengan yang ditawarkan di Jakarta. Tapi nyatanya tidak.
Meski begitu pekerjaan pertama saya berasal dari perusahaan yang berbasis di Bandung, dengan proyek yang berbasis di Jakarta.
Jika dilihat dari pengalaman saya, hidup di Bandung memang terasa lebih santai, meski penghasilan dan peluangnya tidak sebanyak di Jakarta. Di Bandung, meski peluang yang ditawarkan tidak seperti di Jakarta, setidaknya suasana di sana masih terasa lebih santai, tidak perlu terburu-buru meski gaji tinggi belum tentu.
Jakarta Bukan Lagi Kota Paling Macet, Bandung Juaranya.
Jika berbicara sebagai tempat tinggal, dulu tentu Jakarta akan kalah dengan Bandung. Tapi jika dilihat beberapa tahun terakhir, sepertinya tinggal di Bandung sekarang pun tak senyaman ketika saya masih berkuliah dulu. Sejak tahun 2024, Bandung sudah dinobatkan sebagai kota termacet se-Indonesia, mengalahkan Jakarta yang notabene kemacetan sudah dimaklumi di sana.
Sebenarnya saya tidak terlalu kaget, jika dibandingkan dulu, kemacetan di Bandung masih padat merayap. Tapi jika dilihat beberapa tahun terakhir, kemacetan di Bandung malah terasa lebih membikin pusing. Contoh di lampu merah simpang 5 Dago, dulu ketika saya kuliah, saat jam 4-5 sore jalanan tersebut memang padat namun masih mengalir, sangat berbeda ketika terakhir saya datang ke sana. Saya bisa menunggu hingga 3x lampu hijau baru bisa keluar dari kemacetan simpang 5 tersebut.
Belum lagi ketika Sabtu dan Minggu, jalanan sekitar Dipati Ukur amat sangat padat. Motor, bus dan mobil berjubel bersamaan dengan parkir liar dan pedagang-pedagang kaki lima yang jauh dari kata tertib. Kemacetan-kemacetan seperti ini sudah hampir terjadi di semua titik keramaian Bandung. Hal yang saya belum temui ketika saya masih kuliah dulu.
Ditambah lagi, sepertinya tidak ada perkembangan transportasi dan fasilitas umum di Bandung selama 6 tahun terakhir. Trans Pasundan dan Trans Bandung sepertinya masih jauh dari kata setara jika dibandingkan Trans Jakarta.
Angkot Bandung hanya menang dari variasi warna saja dibandingkan Jaklingko. Fasilitas-fasilitas umum dan ruang publik di Bandung sebenarnya juga banyak, tapi minim perawatan. Apalagi dengan masalah sampah menumpuk di tiap sudut jalan yang sepertinya tak kunjung selesai, Bandung sepertinya harus banyak belajar dari petugas PPSU Jakarta.
Baca juga:
Untuk tinggal, suasana di Bandung memang terasa lebih adem, hanya saja waktu kosong ketika libur Sabtu-Minggu terasa sia-sia karena lebih mending untuk tinggal di rumah daripada tua di jalan naik motor ke tempat liburan.
Kalau begitu apa bedanya dengan Jakarta?
Kembali ke Prioritas
Setelah membandingkan beberapa aspek dan pengalaman, sepertinya tinggal di dua kota tersebut sekarang akan sama saja. Memilih Bandung untuk ditinggali tidaklah salah, dari suasana kotanya memang menurut saya masih terasa lebih baik. Namun saya rasa udara dingin khas kota Bandung saat ini, sebentar lagi akan berganti, seperti halnya kemacetan yang sudah mengalahkan Jakarta jika tidak segera dikelola dengan baik
Baik Jakarta maupun Bandung memiliki tantangan dan kelebihan masing-masing, keputusan untuk tinggal di salah satunya bukan lagi soal mana yang lebih sempurna, melainkan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan harapan kita saat ini.
Editor: Prihandini N