Aku Ingin Mencintai Indonesia dan Puisi Lainnya

Ahmad Rizki

49 sec read

aku ingin mencintai Indonesia 

aku mencintai Indonesia tanpa penguasa
di gang-gang sempit
yang menggigil dalam neon
di antara sepatu tentara
dan koran-koran terbakar
di atas tanah yang dicium,
tapi tak lagi dikenali
sementara doa-doa berjatuhan,
patah di trotoar

aku ingin Indonesia mencintaiku juga
dengan airmata yang jatuh
di mulut sungai mati
dengan gelombang laut
yang tersangkut di pagar besi
dengan segenap manusia
yang berlari—
tanpa nama, tanpa alamat,
hanya suara
menderas seperti hujan
yang tak pernah tiba

aku ingin mencintai Indonesia
apa Indonesia mencintaiku juga?

(2025)

hari lebaran

Allahuakbar
hari lebaran
Allahuakbar
di atas
k u b u r a n
Allahuakbar

(2025)

amsal

Tuhan ditinggal sendiri
di kebon ibu pertiwi
dengan sepaket hiburan.

beri aku keuntungan
untuk masa jabatan.”

iblis termenung di jalan.
orang-orang sibuk–tak peduli.

seperti itu pula aku
menguap dalam kebekuan
yang terlalu kudus
untuk tanah tandus.

beri aku kekuatan
untuk menusuk kekuasaan.”

Tuhan di kebon ibu pertiwi
Iblis termenung, sendiri
aku menguap berkali-kali.

beri aku kemanusiaan
untuk melahirkan cinta.”

(2022)

lipatan kenangan

kenangan berlari mengejar cahaya
membiarkan 1001 airmata
tenggelam dalam puisi
dan dimakan pecundang
yang menjadikannya mati kekenyangan.

berlari-lari mata dan pipimu
di gelombang cahaya itu
membawa hampa dan nyala
yang tak henti membangunkan pecundang
dari tidur panjang, sendirian, menyengsarakan.

kenangan berlari mengejar cahaya
membicarakan 99 tanda cinta
menguap dalam puisi
yang tak selesai dibaca, dihayati
berkali-kali oleh pecundang yang mati, sendiri.

(2024)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Ahmad Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email