Yang Tertinggal
kata-kata yang kau tinggalkan
di beranda barangkali adalah gula
yang tercecer di meja kepala kita
dibawanya kenangan
oleh semut-semut kecil
yang bergerak pelan seperti bisikan
yang terus memanggil.
malam ini tak ada bintang di langit,
tetapi cahaya terus menyala;
menembus dinding dingin
dan tirai jendela
yang menutup
cerita kita.
(2022)
–
Memilih Diam
di tempat kita berteduh
dari hujan yang turun
saban malam
di tengah-tengah perjalanan;
gigil yang membuat
debar dada dan gemetar
di kedua lengan kita
mengirim pesan singkat
seperti meminta hangat
tapi bibir kita tolak bahasa
mengunci semua perasaan
menutup seluruh pikiran
dan larut dalam keterdinginan.
(2022)
–
Seperti Pangkuan Ibu
gerimis malam ini sengaja kupesan kepada tuhan, untuk gelap di matamu yang dingin, yang di dalam pupilnya tersimpan banyak kesedihan milik orang-orang yang datang dan meminta setengah dari lenganmu yang pendek,
lengan yang bahkan kau tahu ia tak pernah cukup untuk dirimu sendiri.
nikmati gerimis ini, manisku
gerimis yang mampu mengantarmu
pulang ke tempat paling tenang
seperti dalam pangkuan ibu.
(2022)
–
Alarm
aku memasang alarm
bunyinya menghidupkan namamu.
ingatan bangun, lalu berziarah ke makam-makam;
mengenang yang hilang.
(2017)
–
Kita Tak Pernah Memiliki Apa-apa
cinta kerap memaksa
langkah dan laju
kaki kita
mencari potongan
senyum yang hilang
dari wajah seseorang.
membuat kita
bertanya-tanya,
mengapa kebahagiaan
orang lain lebih penting
dari puzzle yang belum
tersusun rapi dalam
tubuh kita sendiri,
mengapa kita enggan peduli
meski dipanah
ribuan rintik hujan
berkali-kali?
mengapa kita kerap
dibuat berusaha kepada
cinta, untuk bukti
kasih yang bahkan
kita sendiri
tak memilikinya.
(2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA
