satir adalah humor | romuh halada ritas

Natal di Mal dan Puisi Lainnya

Muhammad Syahroni

33 sec read

NATAL DI MAL

Lonceng berbunyi,
bukan di gereja, tapi di kasir supermarket.
Diskon besar, lampu gemerlap,
Santa Klaus tersenyum, tapi tidak gratis.

Pohon Natal tinggi menjulang,
bukan di rumah, tapi di atrium mal.
Anak kecil minta hadiah,
“Papa, aku mau PlayStation!”
Papa senyum kecut,
kartu kredit sudah menjerit.

Di sudut jalan,
ada bocah lusuh main drum bekas,
lagunya “Malam Kudus”,
tapi suaranya kalah sama jingle iklan.

Ah, Natal ini…
Bukan tentang bayi di palungan,
tapi siapa yang menang belanja cepat.
Dan kita?
Diam saja, sibuk foto di depan pohon plastik.

MALAM MIMPI

Malam mengubah kantukmu
menjadi roti yang dicemili mimpimu
hingga habis,
jadi remah-remah
yang digondol tikus-tikus
yang sembunyi di kolong ranjangmu.

Kantukmu meregang nyawa
di bawah ranjangmu,
suaranya melengking,
merambat di tiang-tiang ranjang,
menggoyahkan mimpimu.

MALAM IBU

Ibumu ngumpet
di dalam malammu,
supaya ia bisa,
setidaknya
mengelus-elusmu
sekali lagi,
setiap malam,
secara diam-diam,
saat kau tidur,
meski dalam mimpi.

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Syahroni
Muhammad Syahroni satir adalah humor | romuh halada ritas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email