Malam Berbintang
“… kita menempuh kematian
untuk mencapai bintang.” —van Gogh, dalam surat kepada saudaranya, Theo (1889)
di sini
tidak ada kota
hanya cemara,
sepuluh bintang,
dan venus yang benderang
semua jauh dan asing
seperti kedamaian
masa kanak-kanak
yang terkunci rapat
di ubun-ubun
malam yang menidurkan desa
kemudian memelukku
aku berdiam diri
dan daunan cemara
menderai sunyi
–
Serenata Bukit Tenggara
Julia
tidak ada cinta di bukit tenggara
apalagi percintaan remaja
segala fana dan menua
karena kesalahanku
dan maaf yang tak sampai
setelah berapa lama
aku pun tidak pernah tahu
cara mengingat kembali
tragedi manusia
di sini panas tubuhmu
menjadi sepahat nama
yang di setiap senja
selalu dihinggapi kupu-kupu
Julia, kau pengantin remaja
terbelah dariku
dan bersanding di surga
Julia
tidak ada cinta di bukit tenggara
tidak ada cinta. tidak ada
–
Api dan Pelaut
aku adalah pelaut
diusir daratan
dihancur lautan
engkau adalah nyala api
membakar habis seisi kapal
engkau membakar ketakutan
dan kebimbanganku
membuat aku hanyut
dan terdampar
di lengan tuhan
lalu aku dibangkitkan kembali
menjadi anak, menjadi lelaki
menjadi pelaut, diusir daratan
dihancur lautan
lalu engkau datang kembali
sebagai nyala api
membakar habis seisi kapal
membakar habis aku
aku hanyut, terdampar,
dan hancur, lalu aku bangkit
berkali-kali, berkali-kali
engkau nyala
yang membakarku
di setiap kehidupan
dan aku pelaut
yang tak pernah sampai
pada tujuan