BERMAIN ZODIAK-ZODIAKAN
hari ini:
rakyat dianjurkan sabar
sebab harga beras akan naik
dan pejabat menyeringai di televisi
besok:
rakyat mungkin kehilangan pekerjaan
jangan khawatir
rezeki sudah diatur bintang—
bintang lima di pundak aparat
minggu depan:
rakyat berpotensi sakit
bpjs akan menguji
seberapa kuat rakyat menunggu
di ruang tunggu yang abadi
bulan depan:
keadilan masih tertunda
konstelasi politik belum seimbang
para penguasa masih mengocok nasib
seperti dadu mainan
ramalan akhir:
semua sama
rakyat menunggu keberuntungan
dari penguasa yang sibuk
bermain zodiak-zodiakan.
(2025)
–
ADONAN DONAT
kalian duduk terlalu lama
hingga kursi parlemen
menyimpan jejak pantat
lebih banyak daripada jejak kerja
uang rakyat mengalir deras
sementara lidah kalian kaku
untuk menyebut
keadilan
jangan bersembunyi
di balik rapat kosong ber-AC
kalian bukan adonan donat
yang bisa berkembang
cukup dengan diam.
(2025)
–
MEMBAWA PUTIH, MENGORBANKAN MERAH
gas air mata menyalami dada
pentungan memahat kepala
peluru singgah
di tubuh muda
jalan aspal
adalah arena kurban
doa tercecer
di antara sirine dan teriakan
mereka pulang
dengan mata lebam
dengan paru-paru sobek
dengan nama
yang hanya tersisa
di poster hitam
putih mereka direbut
merah mereka dikorbankan
lalu negeri ini
menutup berita
dengan
pengamanan.
(2025)
–
RAHIMKU
aku— hutan yang kau tebang
aku— sungai yang kau racuni
aku— tanah yang kau gadaikan
tubuhku dikeruk
perutku diperdagangkan
darahku ditukar kekuasaan
aku melahirkan padi
kau memakannya dengan rakus
aku melahirkan laut
kau menjualnya ke tuan jauh
rakyatku lapar
penguasaku gemuk
sementara aku
semakin kering
semakin hancur
semakin muak
jika rahimku membusuk
anak-anakmu takkan lahir lagi.
(2025)
–
GURU INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA
guru menghitung umur di papan tulis
gajinya tak cukup
membeli sepasang sepatu muridnya
wakil rakyat meneguk tunjangan
setara ribuan pelajaran
menyulap keringat kelas pinggiran
di kursi parlemen
tunjangan mengalir deras
lebih deras dari keringat guru
yang menambal kapur dengan lapar
begitu makmurnya
begitu sejahteranya
hingga 1% pun terasa berlebihan
bagi pendidik
yang menyalakan masa depan.
(2025)
*****
Editor: Moch Aldy MA