Lahir di Kangean. Sedang belajar berdoa dan mengatur silsilah.

Batas-Batas untuk Berhenti dan Puisi Lainnya

Syauqi Khaikal Zulkarnain

46 sec read

Penyair dalam Tanda Kutip 

Sekali kutimbang khazanah
Jalannya kesusastraan kita
Dari zaman paling purba
Hingga masa mutakhir katanya

Segala kebaharuan tercipta
Tapi mesti sekali ditegas-sampaikan
Yang berarti cuma
Dapat dihitung-pertimbangkan

Bayi manusia beratus-ribu
Satu dua dicatat mampu
Puisi diketik tak berhenti
Tak banyak yang indah pasti

Sebab kau “penyair” asal-asalan
Jago membolak-balik kata
Mau didengar selalu kadang
Kau baru belaka, tak penting tapi!

(Yogyakarta, 2024)

Batas-Batas untuk Berhenti

Kembalikan setangan rindu
Yang pernah kau eluk-elukkan
Yang sempat kau bawa jalan
Dari kedalaman darahku itu

Aku berhak atasanya sejak mula
Kau pantas untuknya pernah
Tapi waktu dan perhitungan zaman
Punya batas buat berhenti memang

Di batas itu kita bersitatap
Waktu kau kenangkan aku lagi
Segala kejadian dan semua harap
Berputar sebentar lalu pergi

Sekali ini, di batas yang kian jadi
Benamkan bulat tubuhmu lagi
Hingga habis putaran hari
Lusa kita ‘kan ria kembali pasti.

(Yogyakarta, 2024)

Penyair Berjatuhan

Penyair musim hujan
Mulai berjatuhan
Mereka bicara tentang
Kepergian dan tangisan

Seolah garis-garis air
Tipis-putih yang mengalir
Sebagai air mata
Sebagai duka lara

Cinta dan kematian
Begitu luas dalam puisi
Tapi tak berdaya dalam
Cerita dan kisah-kisah

Di sungai air mata
Puisi bukan samudera
Kata-kata tak pernah
Berakhir luas-dalamnya

Menangislah, kutuk-habis diri
Sajak cuma untuk yang berdaya
Sajak tak pernah jadi pilihan
Bagi orang yang putus asa.

(Yogyakarta, 2024)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Syauqi Khaikal Zulkarnain
Syauqi Khaikal Zulkarnain Lahir di Kangean. Sedang belajar berdoa dan mengatur silsilah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email