Garis
aliran ini, atau yang itu,
pada muara mana, berujung maupun tidak
di antara deras atau lembutnya nasib
yang membawa kita entah pada tujuan yang entah,
nuraniku sudah koyak seperti diriku yang retak,
aku tak utuh dan sediakala, sulit untuk menjadi, menyatakan sebagai diri,
jalan sini, atau yang sana
pada jalur mana, berkelok atau lurus
di antara ramah dan kejamnya cinta
yang membawaku entah pada arah yang entah,
hatiku sudah berlarian seperti bulu-bulu unggas yang diembus kipas,
ke manakah aku berlanjut, pada siapa aku berhenti, dengan cara apa aku binasa, tiada perlu dikira-kira, aliran ini atau yang itu, kembali ke garis yang sama,
(2025)
–
satu sebelum dua
ia menemukan satu sebelum dua,
tepat ketika ia dijatuhkan pilihan-pilihan
yang menghujani kepalanya tanpa batas
sehingga matanya memendam harapan baik-baik
di dunia yang tidak menawarkan cerita baik-baik untuk orang-orang baik seperti dirinya yang tak pernah puas menjadi cukup baik saat dunia menuntutnya menjadi lebih baik,
ia kehilangan satu sebelum dua, setelah ia mengais dunia dengan kerendahan hati menerima ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakcakapan, ketidakharmonisan, ketidaklayakan, ketidaktidakkan yang diciptakan untuk orang seperti dia atau dia-dia yang lain di luar sana,
betapa banyak kekalahan yang ia miliki sebelum giginya berani muncul dan lidahnya melunak lagi bertekuk di hadapan kepala-kepala yang berpikir kalaulah mereka paling menderita, betapa lamanya ia menanami wajahnya dengan bunga-bunga setelah ia terbakar sendirian tanpa dipadamkan,
ia hanya satu sebelum dua, sebelum tiga, atau lima, enam, delapan, saat ia lahir ditakdirkan untuk menerima bukan memilih, sebab pilihan-pilihan tidak menawarkan cerita baik-baik untuk orang-orang baik seperti dirinya yang tak pernah puas menjadi cukup baik saat dunia menuntutnya menjadi lebih baik.
(2025)
–
perempuan sebelah wajah
maafkan georgina kehilangan sebelah wajahnya,
tetapi ia masih suka tersenyum
setiap pagi ia akan menyapa dan memanggil,
dari jauh orang jalan cepat-cepat agar georgina tidak mendekat,
ia si manis yang suka bercerita
kisah hidupnya pahit dan pedas,
membuat mual, membikin muntah
tak heran orang menghindari
namun georgina tak sadar diri,
georgina sering sendiri,
mencari sahabat katanya sulit sekali
tak banyak jumpai orang yang tak jijik bila melihat wajahnya seperti potongan kue,
konon georgina dipotong setiap hari,
oleh ayah, suami, dan anak laki-laki
kemarin kulihat di peti mati
ia tak menyisakan wajahnya lagi,
(2025)
–
apa
ia mendekatkan telunjuknya padaku
kubilang untuk apa menyentuhku
penderitaan tidak bisa kupindahkan
selain itu kau tidak mengerti apa-apa
karena bila sehari engkau memahami derita kami, mana mungkin engkau membuat gumpalan tanah bisa melata dan mencintai engkau sementara mereka terus saja melaknat diri mereka sendiri, apa gunanya bagimu mengetahui,
setelahnya kau berpuas hati menunggu jari-jari mereka layu, sementara hari Minggu orang tetap merapal kidung hampa, dan Jumat setengah satu mengantuk mendengarkan kotbah mengutuk,
kau terlalu terbawa pikiranmu yang berlebihan sehingga kau ketakutan pada apa yang tanganmu ciptakan, apa kau itu melihat ciptaanmu sebagai ciptaan, domba, atau subjek untuk penelitian, yang mana pun menjadi anggapan, tetap saja itu tidak membuat keadaan berubah,
apa artinya kau mengacak-acak semuanya jika kau sulit sendiri merapikan yang terlanjur kau bikin berantakan.
(2025)
–
pertanyaan tentang cinta
cinta bagai lekuk-lekuk di parit
jorok dengan aroma mengundang muntah
kau tanya padaku cara membuatnya suci
agar kau bisa meromantisasinya menjadi sakral,
cinta adalah amukan, kemarahan-kemarahan yang ditahan, kadang lahir dalam pukul dan tinju, umpat dan sesal serta ratapan nirguna,
cinta adalah dengki yang dirahasiakan sehingga kau wujud dalam manis tutur cegah-mencegah, semoga engkau tak menjadi besar kepala,
cinta murah dari perunggu, sehari saja dapat berganti bagai tinja lekuk-lekuk di parit
jorok dengan aroma mengundang muntah
kau tanya padaku cara membuatnya suci
agar kau bisa meromantisasinya menjadi sakral, namun kubalas tidak bisa,
(2025)
*****
Editor: Moch Aldy MA

 
                                 
					 
                     
                    