Permulaan
Lalu kita reuni
pada kemiskinan yang akrab.
Kutukan purba,
Bapak Adam dan Ibu Hawa.
–
Frekuensi Tinggi
Sudah malam, persetan!
Warna merah mendominasi
Jakarta Selatan.
Suara bisikan Nagita Slavina
dari billboard jalan, deretan
sate taichan, ciuman yang
belum selesai, bau parfum anak SMA,
telusur kilat aplikasi Mi-Chat.
Bergantian gentayangan
pada inti-inti sunyi.
Yang butuh satu glek
dari gelas-gelas sloki lagi.
Ingatan demi ingatan
terbungkus rapi
dalam kertas nasi dan
semoga sewaktu-waktu
dapat dinikmati kembali.
Hidup adalah tarik tambang
antara harapan dan keputusasaan,
Lalu warna apakah kemunafikan?
–
Paranoid Android
Seperti kau yang selalu menyembah
karomah mega dan giga.
Aku telah menjelajah dunia
touchscreen; tempat semua hal
dapat dikendalikan dengan
telunjuk atau jempol tangan.
Selamat datang!
Kita telah sampai
di dunia di mana video biru
menjadi alat pemersatu bangsa
merah dan putih.
Yang lebih menyatukan
ketimbang Negara,
apalagi Agama.
–
Urbankolia
Katanya, kota hanya
ruang hampa yang hampir nihil makna
Manusialah yang mampu
menumpahkan warna di sela
sudut-sudutnya.
Yap, Yap, Yap
Seperti diminta mengantar pacar
ke Margonda
Setelahnya ciuman dengan selingkuhan
di Kelapa Dua.
–
Sudahkah Minum Ibu Hari Ini?
Aku benci Vodka malam ini.
Silau warna kota,
goyangan di TikTok yang
tak pernah kelar,
reels Instagram,
judi online,
dan suara derap langkah
yang selalu lupa
di mana letak arah.
Aku mau meminum Ibu
barang seteguk dan
tenggelam dalam ruang
paling purba
tempatnya mengekstrak luka
jadi secangkir teh hangat
beraroma cinta.
–
Sepeda Bapak
Semalam aku mimpi
Bapak naik sepeda
Menuju surga.
******
Editor: Moch Aldy MA
