Peringat Kehilangan
1.
Andai puisi bisa menyelamatkanmu
Dari duri dan jalan yang berbatu
Andai mulutku lebih tajam dari lumut
Dan doa adalah serdadu tanpa perang
Berkelana di padang gersang. Andai
Puisi bisa menggenggam tanganmu
Merengkuh lebih erat dari daging
Menopang lebih kuat dari tulang
Kita akan berkelana di malam panjang
Di bawah bintang-bintang, melihat laut
Dan berenang sampai jari-jarimu membiru
Membayang apa yang ada di seberang
Neraka? Atau surga yang buruk
2.
Andai puisi bicara lebih
Baik dari hati yang busuk.
Andai kita bicara lebih banyak
Mengenai jari-jemari
Dan luka di tanganmu
Andai air mata adalah pintu
Terakhir kali kau akan menangis
Andai kamar kita lebih luas dari hujan
Mimpi yang lebih dari sekedar malam
Andai suara ini
Sampai ke sisimu
(November, 2025)
–
Waktu untuk Laina
—bunga tak terbeli
Aku: kipas yang selamanya berputar;
Mereka meletakkan kita dalam toko
yang takkan runtuh, senja yang utuh
(April, 2025)
–
Keterbatasan
Kita terbahak—
Gemercik air:
buih sabun di lekuk senyum, tubuh, dan
pandangmu mengalir sekujur badan
rahasia masing-masing kita
yang luruh dari air mata:
lorong-lorong denting
jeruji (jam) tengah malam
langit-langit berukir lampau—ketika
bintang-bintang terlampau muram
Rahasia kita adalah temaram
makan malam yang setelah ini
disantap bersama-sama;
Sebentar lagi kita abadi,
sayangku
biar sekarang kita tenggelam dalam peluk
antara sabun, keringat—dan air
yang mengalir di sekujur punggungmu
(Februari, 2025)
–
Kamar Sabun-Sabun
Ibu
suka menemaniku
membangun rumah sabun
dari buih-buih pasir, dia
meniup jantungku Kahlil Gibran
berkali-kali mengucap basmalah,
yassarallah
*
Di suatu petang menuju tidur kami
keran
mengalirkan akrobatik air
melalui selang sambung
ember dan ember penuh memelukku
bersukacita. Ketika ibu menyiapkan
makan malam
agar nyenyak nanti
ayah pulang bekerja
*
Dari kamar sabun-sabun
aku tertawa menatap ayah
tersenyum pada ibu yang luas
Malam ini, kami akan
tidur dalam mimpi-mimpi
(Banjarmasin, Maret 2025)
–
Kepahlawanan
(i)
Kegiatan sabun-menyabun
dimulai sejak kau lahir
masih ingat siapa
yang membuang
buih-buih tubuhmu?
sabun adalah barang revolusioner
yang turut andil dalam kebersihan
masyarakat maju, seperti
kegiatan sikat-menyikat
menghampiri anak
anak perempuanmu
seperti kopi tumpah
tiap bapak mengaduh;
seperti pahlawan kamar mandi
pencuci piring-piring-piring
Ibu adalah bunga matahari
yang terendam bersama baju-baju
ke mana ampas segala kopi
dan mesin cuci akan dibuang?
(ii)
Kegiatan menjemur sehari-hari
harus dilaksanakan semua;
Seperti orkestra
Seperti bintang-bintang
(iii)
Jangan biarkan ibu tertinggal
bermain buih, menenggak
sisa sabun dalam toilet
di bawah bintang-bintang
(Banjarmasin, Februari 2025)
*****
Editor: Moch Aldy MA
