menggonggong
gukguk suara anjing di pamulang
suaranya keras tiada terkira
cobalah dengar lagu yang malang
dari sudut rumah di pinggir jakarta:
meski kawanku tumbuh seribu
dan doaku selalu pulang ke pamulang
tapi kenapa kenyataan abu-abu?
gukguk suara anjing di pamulang
dan kehidupan jadi gersang?
hantu priyayi bangkit di jalanan
melalui suara-suara kemiskinan
gukguk suara anjing memekik kematian
dan pamulang lari dari kebenaran?
gukguk suara anjing di pamulang
suaranya keras tak mau hilang
cobalah dengar suara yang garang
dari sudut selatan tangerang:
ai! kawanku sudah seribu
tiada seorang tahu maksudku
mengapa doa pamulang hanya untuk pulang
dari sekadar perjalanan dan kenyataan?
gukguk suara anjing di pamulang
suaranya lantang tak mau pulang
cobalah dengar suara yang pasrah
dari mimpi remaja dan halaman sejarah:
untuk apa pulang ke pamulang
kalau seribu kawanku kebingungan
membedakan kenyataan dan kebenaran?
gukguk suara anjing di pamulang
suaranya lantang tak hilang-hilang
dan seribu kawanku tak mau pulang
meski doa-doa telanjur dipanjatkan?
(2024)
–
nyanyian pinggir
(selamat ulang tahun tangerang selatan?)
seorang tukang kopi
dan dua orang pengamen bernyanyi
di sela hujan, di emperan toko:
eh ujan gerimis aje
ikan teri diasinin
eh jangan begitu aje
yang jahat masa dibiarin?
seorang perempuan, membawa
setangkai anggrek kuning, di sela macet
tangerang selatan
eh ujan gerimis aje
seorang bocah laki-laki, di emperan
toko, termangu menatap hujan
berharap ada sebuah keajaiban
dua orang pengamen masih
bernyanyi dan hujan belum berhenti
membuat takjub bocah laki-laki
dan seorang perempuan membawa
anggrek kuning terjebak macet dan amarah
dan seorang tukang kopi bicara:
eh buset, (selamat?) ulang
tahun tangerang selatan?
(2023)
–
sekuel cerita
duapuluhkilometer
jarak kenangan yang keder
membebani pikiran
dan cinta menyesakkan dada
nothin’ lasts forever, and we both
know hearts can change, katamu
setelah ngilu mencatat rambu-rambu
dan tangerang menghitam
setan masasilam muncul dari
drainase rusak itu, tak ada pesan
kecuali gigil daun-daun
mencaci-maki kegagalan
and it’s hard to hold a candle
in the cold november rain, katamu
sebelum aku tenggelam
dan kehilangan pegangan
aku digoda sihir kematian
dan gigil daun-daun
mencaci-maki kegagalan
duapuluhkilometer
jarak kenangan yang keder
menyisakan sepasang ular
di bibir drainase yang tergelincir
mengukir nama kota
memanggil namamu, namamu
dan hujan yang derasnya tak tahu malu
menyebut tangerang
dan gigil daun-daun
nothin’ lasts forever, and we both
know hearts can change, katamu
sebelum ngilu dada
terasa lebih nyata dari hujan
atau beberapa jenis keyakinan
and it’s hard to hold a candle
in the cold november rain, katamu
setelah gigil daundaun
menyadari kegagalan
duapuluhkilometer
jarak kenangan yang keder
hanya mengingat hujan
dan ngilu dada yang belum hilang
(2024)
–
pulang kampung
bengawan solo
riwayatmu kini?
udara sepanjang bentuk keris
di sungai itu, priyai dan santri
membelah manis, di jembatan bacem
mewujud palu dan patahan arit.
padi dan kemakmuran—seteguh
mataram dan pecahan giyanti—
menyelinap ke sela gigi bungsu
dan longlongan ha-na-ca-ra-ka
histeris-menganga dalam sebutir sekaten
dan beratus jihad yang terburu-buru.
udara sepanjang songgorunggi
—yang berbau jamu—terbesit kain putih
dan matahari merah delima, tongak
peradaban sripaduka, dan orang susah.
tiga hektar ladang tebu
—berwajah pemberontakan,
membelah mitos-mitos kejayaan.
kerinduan bermata kemiskinan
kenyang mengunyah kesepian
hingga tak berdaya.
itu perahu
riwayatnya dulu?
udara sepanjang rintihan
kawula dan gusti, dan
matahari ringkih menagih airmata
dari sungai darah itu
dan mimpi ha-na-ca-ra-ka
yang dikejar anak-anak di sawah
pada senja akhir bulan itu, berkata:
mengapa ada ibu
meninggalkan rumah
menuju jakarta?
bengawan solo
riwayatmu kini
udara sepanjang sukoharjo
di sungai itu, komunis dan teroris
membelah kata-kata, di puskesmas
menjelma benci dan cinta yang dungu.
sejarah dan masa depan—selembut kembang
desa dan kelaparan—menggeliat tenang
dan racauan da-ta-sa-wa-la
histeris-menganga dalam bibir toleransi
dan hanya termenung, memetik api.
bengawan solo
sedari dulu jadi
perhatian insani
(2025)
*****
Editor: Moch Aldy MA
