Jendela Beraroma Mentari
Tiga hari,
di sela ruas kecupan yang bertubi-tubi
kuintip tetes-tetes kenakalan yang dicuri
disekap di dalam gentong kedewasaan
Tiga hari,
di malam yang merapatkan setiap kelok kulit
mengalirkan sungai yang membawa kita pada desah
sang penawar lelah
Tiga hari,
sebelum ikrar yang membelenggu
mencabut pasungnya untuk menatahkan kata lian
kembali di dahi kita
dan yang tersisa hanya jendela beraroma mentari
yang bersolek bedak kelabu
dalam benak yang sama usang
–
Musim Dingin di Lorong Kaiserdom Sankt Bartholomäus, Frankfurt
kameraku menangkap gambar buram:
lelaki yang disalib itu
semata bayangan berbias
padahal bukan jariku yang gemetaran memandang
deritanya
lalu kulitku menyelusuri lorong
bangku-bangku kayu yang dingin,
merasa
megah ini tidak bersahabat
indah ini yang ingin kurangkul tanpa kupeluk
tidak bersambut, tapi
kau suka di sini
katamu,
kaca pecah yang dirangkai agar menodai dinding dengan cahaya
dan musik yang gemanya mendentangkan aliran dalam nadimu, padahal
kamu sendiri tidak percaya
<<Tuhan.>>
mungkin bukan cuma aku, tapi tempat ini, beku ini, gigil ini, retakan di bibirmu yang terus kau jilati agar tetap lembab ini,
adalah pengusiran
kita berdua,
satu turis satu ateis
die Ungläubigen
the infidels.
–
Serenada
Malam itu aku ternyata diserenada
Dikelilingi tatapan dunia yang aku tahu berhati iri, yang membuat dadaku membusung bangga
Di balik sosok tinggi bertopi
dan kulit yang dipeluk matahari
Kecup di kening sebelum masuk kelas
Dan makan siang sambil berpegangan tangan
Mimpi, sesungguhnya adalah mesin waktu yang jahanam
–
Tukang Listrik dan Penjual Lolipop
Halo. / Halo.
Kabar baik? / Kabar baik.
… / Ya, kenapa? Panggil saja saya. Saya siap, siap melayani.
… / Saya ada untuk melayani, melayani kamu. Saya bisa, bisa buat kamu senang
Saya kesepian. (beberapa tombol ditekan.) Saya butuh teman. (suara dengung lembut mesin.) Kamu bisa menemani saya?) /
Saya siap, siap temani kamu. Saya siap, siap buat kamu senang.
Kamu manis. (dia dikuncir dua dan dahinya berponi rata.) /
Terima kasih. Saya mengerti. Perintah ada di kamu. Saya ada, ada untuk melayani kamu. Melayani kamu sepenuhnya.
(semua yang ada di dirinya berwarna pastel dan wanginya persik campur krim dingin.) Kamu seperti lolipop. /
Saya siap, siap jadi apa saja yang kamu mau.
Silakan tekan tombol ENTER.
(lampu kecil panel menyala, ada yang kuning ada yang merah)
(mesin berdengung lebih keras)
–
Semua Tidur yang Menjadi peluk
semua leburku, karena:
semua yang melukis pagiku
(semua geliat nafas sang pemuda,
semua lekuk di sudut bibir,
semua kerut di sarung bantal)
semua ibarat yang terbit di antara lipatan selimut
(semua warna langit yang tumpah di antara kulitnya dan kulitku,
semua rindu yang berubah kabur,
semua mimpi yang bangkit dan menjadi hidup, nyata tanpa kabut,
semua tidur yang menjadi peluk yang merebahkanku di antara tulang rusuknya,
semua desah yang meneriakkan cinta)
semua
yang meniadakanku
dan semua
yang menjadikan
kita.
–
Kegiatan Mencuci di Pagi Hari
asap rokokmu
apak kamarmu
bau sepraimu
suara batukmu
koleksi komikmu
parfum murahanmu
bulu kucing di celanamu
pasta gigimu
lubang di handukmu
tumpukan tisu di balik pintumu
kerak di sepraimu
semua, dirimu
kusaksikan jatuh ke comberan
mengalir ke selokan
larut bersama air cucianku
–
Mendung
manisku
jika kamu ingin menangis
tahanlah hingga mendung dan berdirilah
di bawah langit tanpa payung
supaya tidak ada yang menyadari
ketika air matamu
l
u
r
u
h
bersama hujan
–
Balada Seorang Samurai dan Serdadu
perang memang tidak pernah usai, bukan?
bukan perang yang berkecamuk di sekitar kita
maksudku, perang dalam jiwa
pergulatan yang tidak bisa kau selesaikan
dengan pedangmu
atau senapanku
aku memperhatikanmu memperhatikanku
berburu di atas lelap tidurku
di malam-malam yang bau mesiu
semua damba tak terkata
kita luapkan di medan peluru
kita tahu apa yang sebenarnya kita jaga;
bukan hidup orang lain, bukan,
tapi kobaran di dada
yang hanya terutarakan dengan mata
tapi perang tidak akan pernah usai bagi kita
orang-orang yang tidak diizinkan berjaya
orang-orang yang tidak akan pernah jadi pemenangnya
*****
Editor: Moch Aldy MA