entah jadi mahasiswa sastra karena suka sastra, atau suka sastra karena jadi mahasiswa sastra..

Tricontinental Sorrow dan Puisi Lainnya

Dzaky A

1 min read

Harus Meniru Negro ’60
(Lebaran Kurban)

ambulans di jalan lebaran.
kadre, kita harus bisa senang-senang,
ini hari raya!
ada yang mati, selanjutnya kita,
selanjutnya kita
yang harus mati.

aku belum pernah berjumpa duka, kawan,
masih naif, masih buta.
belum jumpa duka, kawan,
suatu saat akan.
wajah tapak masa depan
selalu tampak biru
mendengar pendahulu berseru,

gerilyawan, bercatat-catatan—dan hanya lewat ini
kita bisa punya harapan—bahwa
selama ini manusia hanya bisa meniru

kadre,
Tuhan ke arah sini,
darah bertetes, terpenggal kepala sapi.
ke arah sini, bercak merah,
berjarak, layak
trail of bread crumbs,
ke arah mana kita harus pergi.

kadre,
lihat, kepala kurban
diarak. “harus ada!”
“harus jadi!”, maka kita jadikan!
anewman, yang berjalan bertuntut-tuntutan, di belakang
ambulan
di jalan lebaran

Dan Ketiadaan..

[buat Karin Wijaya]

matahari tenggelam di waktunya bergantian
hujan hari halangi cahaya dengan awan-awan
mengerang angkasa ruang
tanpa ada memantulkan

gelap tetap gelap
muram tetap kehidupan
mana biangnya mengejap
aku di tiap pemberontakan

dan ketiadaan
hanya hitam
karena kita tak tahu apa-apa.

The Month of June

[so it goes..]

Setiap bulan Juni
aku diingatkan lagi
istri Luth

Setiap bulan Juni, aku kenang lagi,
istri Luth—
sebelum bumi dijungkirbalikkan,
sebelum cinta dikalamkan,
sebelum kisahnya
disalahtafsirkan,
sebelum Padula
naik dan
menampikkan Olympia—
dan bersyukur bahwa ia memandang
berputar balik ke belakang,
memberikan tubuhnya
jadi tiang-tiang garam

Setiap bulan Juni, tak usah lagi
ada hujan, tak usah lagi
sajak-sajak kemanusiaan.
Setiap bulan Juni, aku kembali
memeluk-Nya, berkata:
tak ada asing bagiku
yang manusia.

Tricontinental Sorrow

[terima kasih buat Amilcar Cabral]

A
mercan menjajakan dagang
dari dunia jauh. aku lahir di tanah
basah, dijinakkan buat para
pendatang.
katanya,
Khadija juga sri saudagar
kami hanya jadi memangku beban.

beban kematian paling
berat dijatuhkan buat
dipikul orang-orang hidup.
aku menolak, tapi masih
tinggal di dunianya;
jadi asing karena tak ikut
dijinak—
Nuraniku beku, kemudian mereka
menjual kembali tubuhku
kepadaku.

Ruang Nation

[untuk Pak Wispi]

mau apa lagi,
kau
anak bungsu
dari yang
baru bisa bilang
“aku”,
tak nemu pulang

tak berpijak, jauh dari sodara
hanya punya sepi
hanya punya cinta.
allez, allez,
kami, deui, mimpi
menuju reichstag,
ke puncak!

dan karena itu
lebih baik mana?
Tanah tak bertuan
atau
Tuan tak bertanah?

itu
harus kami jawab sendiri,
penerusmu.

Shantytown

Anak yang lahir, tinggal, dan mati
di shantytown
hanya akan mengenal burung
gereja

Anak yang lahir, dan hidup
di Bumi luluh lantak
hanya akan mengenal Tuhan dan
seperjuangannya.

*****

Editor: Moch Aldy MA

Dzaky A
Dzaky A entah jadi mahasiswa sastra karena suka sastra, atau suka sastra karena jadi mahasiswa sastra..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email