Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Travis Barker: Entakan Lintas Zaman

Kukuh Basuki

4 min read

Jika ada pertanyaan siapa drummer musik punk paling populer pada dekade ini, tidak diragukan lagi dia adalah Travis Barker. Selain dikenal dengan permainan drumnya yang atraktif dan berkarakter pada band utamanya yaitu Blink-182, ia juga kerap berkolaborasi dengan band dan musisi lintas genre, mulai dari rock, hip-hop, hingga EDM.

Faktor usia seolah tidak menjadi hambatan bagi Travis untuk berkarya dengan musisi-musisi yang lebih muda. Ia seolah sangat mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan musik modern yang begitu cepat dan dinamis. Permainan drumnya seolah aliran air yang akan menyesuaikan tempat di mana ia berada, tanpa mengubah sifatnya yang selalu segar, ekspresif, enak didengar sekaligus ditonton. Tidak salah jika majalah musik dunia Rolling Stone memasukkannya dalam daftar 100 drummer terbaik sepanjang masa.

Travis mulai dikenal luas oleh publik ketika bergabung bersama band pop punk asal California Blink-182. Namun, sebenarnya pemilik nama lengkap Travis Landon Barker ini sudah memulai karir bermusiknya saat bergabung dengan band Aquabats sejak tahun 1996.

Pada tahun 1998 Blink-182 dan Aquabats melakukan tur musik bersama. Di tengah tur tersebut, drummer Blink-182 Scott Raynor mengundurkan diri. Saat itulah Travis dimintai tolong untuk menggantikan posisi Scott untuk menyelesaikan tur tersebut. Kecepatan Travis dalam mempelajari lagu-lagu dari Blink-182 saat itu membuat dua personel lainnya, Tom DeLonge dan Mark Hoppus kagum. Travis akhirnya dipertahankan menjadi drummer utama Blink-182.

Bergabungnya Travis sangat memberi perubahan yang signifikan pada warna lagu Blink-182 di album-album setelahnya. Hal itu sangat bisa dirasakan mulai album Enema of the State di mana Travis pertama kali mengisi trek rekaman drum dalam satu album penuh Blink-182 tersebut.

Jika permaian drum Scott lebih mengandalkan kecepatan tempo, tetapi cenderung konstan (khas musik skate punk yang populer di waktu itu), Travis memainkan drum dengan tempo yang tidak melulu cepat. Sebaliknya, ia banyak memberikan ornamen-ornamen dan variasi pada tiap perpindahan bagian dalam lagu.

Memainkan berbagai tempo secara dinamis dalam satu lagu dan juga memberikan variasi pukulan pada tiap bagian lagu membuat permainan drumnya jauh dari kata membosankan. Permainan drum Travis seolah membuat musik Blink-182 selalu tampak meriah dan padat terisi walaupun mereka hanya terdiri dari tiga personel saja.

Penampilan Travis di atas panggung juga sangat atraktif. Di balik pribadinya yang terlihat dingin dan tidak banyak bicara, Travis sangat ‘cerewet’ memainkan drumnya di atas panggung. Ia seringkali memukul keras-keras drumnya bahkan pada saat jeda di antara lagu dan personel-personel lainnya sedang berkomunikasi dengan penonton. Ia seolah turut berbicara dengan penonton melalui intonasi pukulan drumnya.

Saat musik dimulai Travis seolah tak mau jadi ‘pemain belakang’. Permainan drumnya sangat dominan sehingga dapat mengimbangi distorsi gitar Tom dan cabikan bass Mark yang hampir selalu sukses membuat penonton larut dalam moshing pit.

Ciri khas lainnya yang sangat identik dengan Travis adalah caranya menata drum kitnya. Ketika kebanyakan drummer menyetel snare drum, tom-toms, dan floor toms dengan posisi agak miring untuk mempermudah pukulan stik, Travis malah menyetel semuanya secara mendatar dan menurunkan posisinya agak ke bawah agar tetap mudah dipukul. Hal ini memudahkan Travis melakukan manuver kombinasi pukulan secara merata pada semua bagian drum kitnya.

Gabungan antara kelenturan pergelangan tangan, gerakan memutar bahu, kecepatan pergerakan tangan, dan power pukulan yang maksimal membuat permainan drum Travis sering membuat penonton berdecak kagum. Beberapa musisi Indonesia yang terpengaruh oleh gaya permainannya adalah Eno (NTRL) dan Ikmal Tobing (Triad).

Di luar teknik permainan drumnya, travis juga sangat memperhatikan fashion. Walaupun terkesan cuek dan santai, pakaian dan gaya rambut Travis selalu tematik dan membentuk karakter Travis secara keseluruhan. Travis sering menggunakan gaya rambut mohawk berukuran tidak terlalu tinggi. Tato yang memenuhi tubuhnya dibiarkan terlihat dengan memakai setelan kaus longgar tanpa lengan dan celana tiga perempat. Selanjutnya untuk sepatu Travis menggunakan sneaker hitam dan kaus kaki panjang. Uniknya seluruh pakaian yang dikenakannya adalah produksi dari label Travis sendiri yang bernama FAMOUS Stars and Straps.

Side Project

            Bisa dibilang Travis adalah satu dari sedikit musisi yang mempunyai banyak proyek sampingan dengan musisi lainnya dan hampir semuanya mengalami kesuksesan.

Pada saat awal tahun 2001, Travis merancang proyek sampingan yang uniknya dengan para personel Blink-182 sendiri. Bersama gitaris Tom DeLonge dan David Kennedy, Travis mendirikan band beraliran post hardcore Box Car Racer.  Band yang hanya menghasilkan satu album ini mendapatkan sambutan positif publik dan sukses secara komersial. Di tahun 2005 giliran bersama bassis Mark Hoppus, Craig Fairbaugh, dan Shane Gallagher, ia membentuk band +44 yang beraliran rock alternatif dengan sentuhan musik elektronik.

Di luar itu Travis juga pernah masuk dalam skuad band The Transplant pada tahun 2002. Band beraliran rap rock ini merupakan bentukan dari Tim Armstrong gitaris sekaligus vokalis band street punk Rancid. Bersama The Transplant permainan drum Travis agak santai dan bertempo lebih pelan dari dua band sebelumnya.

Travis juga beberapa kali terlihat dalam video klip beberapa musisi rap, RnB, dan Hip-hop untuk mengisi line drum pada beberapa lagu mereka. Beberapa rapper yang pernah berkolaborasi dengan Travis di antaranya adalah Yelawolf, Twista, Busta Rhymes, Lil Jon, Lil Peep, XXXtentacion, $uicideboy$, Lil Wayne, Rick Ross, Swizz Beatz, The Game, Pharrell Williams, Lupe Fiasco, Kanye West, Riff Raff, Beanie Sigel, Bun B., Kobe, Snoop Dog, RZA, Kid Cudi, Paul Wall, Skinhead Robdan Ohio Trippie Red. Travis juga pernah muncul pada video klip “Provider” dari N*E*R*D.

Dalam beberapa tahun terakhir Travis Barker juga terlibat dalam penggarapan lagu beberapa musisi alternatif generasi baru seperti Nothing, Nowhere (NN), Yungblud dan Machine Gun Kelly (MGK). Pada akhir tahun 2021 Travis juga muncul bersama Avril Lavigne dalam lagu Bite Me, single pertama pada album terbarunya, Love Sux. Album comeback­-nya Avril setelah lama hiatus ini diproduksi di bawah DTA Record, sebuah label rekaman yang tidak lain milik Travis sendiri.

Selain berkolaborasi dengan musisi dan band lain, Travis juga sudah menghasilkan satu album solo yaitu Give the Drummer Some (2011) dan lima EP (Extended Play) yaitu Psycho White (2012), Life Fast Die Whenever (2018), My Favorite Nightmares (2021), Might Not Make It (2019), dan Bloodlust (2019). Sebenarnya ada satu album lagi dari Travis namun digarap bersama KennyHoopla yaitu Survivors Guilt (2021). Dengan karyanya yang seabreg itu bisa dipastikan Travis adalah drummer punk tersukses dan paling produktif.

Aksi Sosial

Selain produktif berkarya di bidang musik Travis juga terkenal mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Travis pernah menyumbangkan drum kitnya kepada beberapa sekolah di New York. Travis juga mengajak anak-anaknya untuk mendukung organisasi perlindungan hewan PETA (People for Treatmenet Animal) dan sejak 2017 Travis menerapkan hidup vegan. Pada pernikahannya yang ke 3 bersama Kourtney Kardashian di bulan April 2022, PETA memberikan hadiah berupa jaket kulit vegan. Jaket ini tidak terbuat dari kulit hewan melainkan dari miselium jamur.

Travis juga mendukung penuh gerakan #BlackLivesMatter. Travis mendukung gerakan anti diskriminasi tersebut dengan meng-cover lagu Killing in The Name dari grup musik Rage Against the Machine. Tak cukup di situ, Travis juga ikut aksi turun ke jalan mendukung gerakan yang menuntut penegakan hukum dari kasus kematian George Floyd karena kebrutalan polisi yang terjadi di beberapa kota di Amerika Serikat.

Adaptasi

            Satu hal yang membuat Travis bertahan di antara perubahan era dan munculnya pendatang baru di dunia musik adalah adaptasi. Kemampuan mengikuti alur perubahan musik, ketidakfanatikannya terhadap satu genre musik tertentu, dan inklusivitasnya dalam bergaul membuat Travis mempunyai pikiran terbuka dan terus mengasah kemampuannya.

Walaupun mempunyai kemampuan bermain drum yang sangat memukau, Travis sering kali mengunggah kegiatannya berlatih ketukan-ketukan baru pukulan drum di media sosialnya. Seperti tak pernah puas dengan kemampuan yang sudah diperolehnya, Travis terus mengasah kemahirannya dan mencoba hal-hal baru.

 

Editor: Ghufroni An’ars

Kukuh Basuki
Kukuh Basuki Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email