Warga Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. Suka menghayal dan merenung. Buku: Tafakkur Akademik (2022) dan Melihat Indonesia dari Mata Pemuda (2023)

Tokoh Publik Pemantik Budaya Konsumtif

Nur Khafi Udin

3 min read

Revolusi industri 5.0 membawa pengaruh besar terhadap dinamika sosial ekonomi masyarakat. Mengutip data Kominfo, tingkat penggunaan internet masyarakat Indonesia naik dari 175,4 juta di tahun 2020 menjadi 202,6 juta pengguna pada 2021. Data tersebut menunjukkan ramainya aktivitas dunia maya yang memudahkan masyarakat dalam mendapat suatu informasi, baik berupa kemudahan komunikasi, penyebaran berita, bahkan kegiatan jual beli.

Mudahnya penyebaran konten mempengaruhi besar kecilnya penjualan suatu produk. Hanya dengan menggeser ibu jari, barang yang kita inginkan bisa segera diantar ke rumah. Maraknya aktivitas jual-beli melalui e-commerce di Indonesia ini dapat dipengaruhi berbagai macam faktor, salah satunya adalah penyebaran konten branding yang digerakkan oleh influencer media sosial.

Media sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan belanja online di tengah masyarakat, khususnya pada generasi Milenial dan Z. Menurut Irfan Maulana, seorang akademisi Politeknik Keuangan Negara, pengguna internet Indonesia pada rentang usia 15-19 tahun mencapai 91%, pada usia 20-24 tahun sebesar 88,5%, 25-29 tahun sebesar 82,7%, 30-34 tahun sebesar 76,5%, dan 35-39 tahun sebesar 68,5%.

Menurut Irfan, influencer memiliki kemampuan mempengaruhi opini, dan perilaku seseorang. Penjelasan tersebut dengan jelas menggambarkan, bahwa di era digital ini setiap orang dapat mempengaruhi banyak orang untuk membeli produk tertentu. Setiap orang memiliki kesempatan menjadi trendsetter, yang artinya setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi pusat perhatian orang banyak. Hal ini sering disebut microcelebrity.

Tahun lalu sempat viral kasus Baim Wong yang berseteru dengan Kakek Suhud. Singkatnya Baim Wong pulang  menaiki motor sport cruising bersama Kiano, anak pertamanya. Dalam perjalanan Baim diikuti seorang kakek yang meminta uang. Baim tidak menggubris dan terus melanjutkan perjalanan. Kakek tersebut terus mengikuti sampai ke rumah Baim, bahkan ia sempat memepet motor Baim. Kejadian itu dinilai membahayakan dan melanggar privasi.

Namun, saya tidak akan membahas perseteruan Baim dengan sang kakek. Saya akan fokus pada motor jenis sport cruising Can-Am yang dikendarai Baim Wong. Beberapa media online seperti Suara, Tribun, Detik, Motorplus dan sejenisnya, banyak yang malah menyoroti tunggangan Baim, mulai dari spesifikasi, merek, harga, kapasitas mesin, sampai pajak kendaraan tersebut. Media menyoroti hal tersebut sampai detail karena Baim adalah public figure yang memiliki jutaan pengikut dan popular.

Jika seorang Baim Wong yang sedang terkena masalah saja mendapat sorotan terkait barang yang dia pakai, apalagi seorang influencer dengan jutaan pengikut yang secara sadar mem-branding barang dari sponsor? Jelasnya barang yang dia branding akan mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat, sehingga turut juga memunculkan fenomena gila belanja di tengah masyarakat, tanpa mempertimbangkan apakah kita membutuhkan barang tersebut atau tidak.

Ketika masyarakat membelanjakan uang untuk suatu hal tanpa memikirkan fungsi dan kegunaan, apalagi membelanjakan uang untuk membeli barang hanya karena dipromosikan oleh selebritas idola kita, maka perilaku tersebut dapat dikatakan konsumtif. Indikasi awal dari perilaku konsumtif adalah ketika uang kita habis tanpa kita sadari dibelanjakan untuk keperluan apa saja.

Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi finansial masyarakat Indonesia hanya mencapai 38,3%, sedangkan perilaku belanja di toko online meningkat 40% sepanjang 2020. Hal ini turut juga disebabkan kemajuan teknologi dan pandemi Covid-19.

Persoalan lain yang perlu diperhatikan adalah anggapan masyarakat terhadap tokoh publik. Menurut penulis Dewi Setya, dulu tokoh publik adalah seseorang yang dikenal atas ilmu, karya, dedikasi, ataupun kontribusi sosialnya. Namun, kini makna tokoh publik bergeser menjadi seseorang yang memiliki banyak followers dan subscribers. Popularitas seseorang karena gelar, jabatan, dan prestasi akademik adalah logika lawas. Kini, daya pengaruh seseorang ditentukan oleh engagement rate-nya.

Pada April 2021 lalu, pernikahan Atta Halilintar dengan Aurel Hermansyah dihadiri dua tokoh publik, yaitu Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Tentu kedua negarawan ini hadir di pernikahan Atta-Aurel bukan karena orangtua mereka pejabat negara, tetapi karena mereka masuk kategori tokoh publik dan dianggap penting untuk dihadiri. Bahkan, karena keduanya adalah tokoh “penting” di negeri ini, pernikahan tersebut harus disiarkan melalui tayangan langsung di televisi.

Atta Halilintar dengan konten bergelimang harta mampu membuat jiwa misqueen sebagian masyarakat Indonesia bergejolak. Review mobil mewah, brand mewah, memborong makanan dan sebagainya, tentu merupakan konten yang sangat bermanfaat untuk putra-putri bangsa. Wawasan masyarakat tentang harga mobil sport, harga makanan mahal menjadi bertambah.

Misalnya pada konten Youtube Atta Halilintar yang berjudul “Atta Aurel Kasih Kado Mama Papa Jam Ratusan Juta” yang amat mengedukasi saya dan anak muda lainnya dalam memilih jam tangan untuk kado orangtua nantinya. Tentunya masih banyak konten kreatif ala Atta Halilintar yang menambah semangat, berbagi motivasi dan memberi edukasi bagi anak muda Indonesia. Tidak heran jika dua negarawan hadir dalam pernikahan Atta-Aurel.

Selain momen pernikahan Atta-Aurel, Youtuber Jessica Jane yang memiliki 10,7 juta subscribers juga memberi konten edukasi bagi pemuda Indonesia dalam video Youtube terbarunya yang berjudul “24 Jam Makan Serba Starbuck”. Tak jauh berbeda dengan sang adik, Jess No Limit yang memiliki 24,7 juta subscriber, membuat konten dengan judul “Rp.50.000.000 Dapat Apa Aja di Mobile Legend?”. Belum lagi konten RANS yang menyoroti aktivitas mewah keluarga Raffi Ahmad. Itulah beberapa contoh Youtuber yang sangat menginspirasi. Wawasan dan pengetahuan anak muda seperti saya tentu bertambah pesat dengan menonton konten mereka.

Dewasa ini masyarakat melihat Youtuber sebagai tokoh publik, dan (mungkin juga) termasuk Presiden Joko Widodo. Sosok Raffi Ahmad adalah orang yang mendapat vaksinasi pada periode awal bersama Jokowi. Jika Raffi bukan tokoh publik, tentunya pemerintah tidak akan mengundangnya untuk vaksinasi pada gelombang pertama. Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda, mengapa vaksinasi Raffi Ahmad diberitakan secara masif oleh media? Hal tersebut adalah upaya branding dengan tujuan meningkatkan kepercayaan publik terhadap program vaksinasi pemerintah. Dapat kita amati bagaimana pemerintah juga turut menyokong terciptanya pola konsumtif di tengah masyarakat. Kita bisa menyepakati bahwa vaksinasi merupakan kegiatan positif yang memang harus dikampanyekan. Namun, apakah hal-hal positif, batas etika, dan norma-norma, juga menjadi pertimbangan para tokoh publik dalam memilih setiap produk/program yang hendak dikampanyekan? Mari kita renungkan saja.

Pada akhirnya influencer selalu memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Tentu banyak influencer yang punya kesadaran untuk memberikan konten edukatif. Namun, konten yang kurang mengedukasi juga tidak sedikit. Besarnya pengguna media sosial di Indonesia adalah aset yang harus disadari oleh para influencer agar lebih cermat dalam memilah dan memilih konten yang disajikan. Aset ini jangan hanya dijadikan pasar untuk penjualan, yang berdampak pada meningkatnya perilaku konsumtif masyarakat. Masih banyak hal yang dapat dijadikan konten, yang tentu lebih berfaedah dari sekadar informasi harga mobil Raffi Ahmad, bukan?

***

 

Editor: Ghufroni An’ars

Nur Khafi Udin
Nur Khafi Udin Warga Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta. Suka menghayal dan merenung. Buku: Tafakkur Akademik (2022) dan Melihat Indonesia dari Mata Pemuda (2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email