Tay Tay adalah Industri, Tay Tay Melawan Industri

Muhammad Taufiq Al-Ghifari

3 min read

Album Red (Taylor’s Version) adalah bentuk perlawanan Taylor Swift pada industri musik. 

Album terbaru Taylor Swift, Red (Taylor’s Version), adalah rekaman ulang lagu-lagu Taylor yang telah dirilis beberapa tahun sebelumnya. Dalam Red (Taylor’s Version) ini, Taylor merilis total 30 lagu termasuk 8 lagu From The Vault — lagu yang sudah ia tulis sebelumnya tapi tidak dirilis pada perilisan album tersebut— dan beberapa kolaborasinya bersama Phoebe Bridgers, Chris Stapleton, hingga Ed Sheeran.

Bukan tanpa alasan Taylor melakukan rekaman dan perilisan ulang enam album lamanya. Taylor melakukan hal itu karena ia telah kehilangan hak master pada katalog karyanya dari label musik sebelumnya, Big Machine Records dan dijual dengan harga 300 Juta Dolar AS atau setara 4,2 Triliun Rupiah.

Baca juga Taylor Swift: Barisan Para Mantan dan Sikap Politik

Dari kasus tersebut, Taylor melakukan gebrakan dengan melakukan rekaman ulang enam album lamanya mulai dari album Taylor Swift (Self Titled) hingga Reputation. Sebelumnya, Taylor telah merilis Fearless (Taylor’s Version) terlebih dahulu pada tanggal 9 April dan mendapatkan 50,2 juta streaming di Spotify pada debut di hari pertamanya dan Taylor juga memecahkan rekor sebagai musisi pertama yang memiliki akumulasi tercepat dengan 3 albumnya yang berada pada nomor satu di tangga lagu dan penyanyi solo pertama yang melakukannya dalam waktu kurang dari setahun.

Kembali pada perilisan Red (Taylor’s Version), Sebelum perilisan Red (Taylor’s Version) ini sudah banyak sekali fans ataupun pendengar Taylor yang mengaitkan salah satu lagunya, All Too Well, dengan salah satu mantan Taylor, Jake Gyllenhaal. Bukan tanpa alasan fans mengaitkan lagu tersebut dengan mantannya karena beberapa penggalan lirik seperti “But you keep my old scarf from that very first week ’Cause it reminds you of innocence and it smells like” yang sangat menggambarkan kisah mereka di mana bukti scarft Taylor yang dipakai oleh Jake, meskipun Taylor sendiri tidak pernah mengkonfirmasi atau berbicara kepada publik tentang hal tersebut.

Namun, itu sudah 10 tahun berlalu

Dalam Red (Taylor’s Version) Taylor juga merilis lagu All Too Well dalam versi yang lebih panjang dengan durasi 10 menit. Perlu diketahui, bahwa versi 10 menit ini sudah diketahui sebelumnya oleh fans Taylor, hal ini sempat membuat Swifties kecewa karena versi 10 menit ini tidak dirilis pada saat perilisan album Red di tahun 2012 lalu.

Namun yang sangat disayangkan dalam perilisan Red (Taylor’s Version) dan All Too Well (10 Minute Version) adalah kembali mengaitkan tentang mantan Taylor yang ‘dipercaya’ ada di album tersebut dan narasi “Taylor menulis lagu tentang mantan” yang sebenarnya sudah sangat usang.

Dalam wawancaranya bersama Jimmy Fallon, ketika Taylor ditanya Jimmy mengenai harapannya tentang reaksi dari fans ketika mendengarkan lagu All Too Well (10 Minute Version), Taylor berkata:

“I really do feel like I know them really well. I go online, I look at what they think about things. I really care about their opinions, theories, teasing, mocking, and joking. It’s all from a very loving place. I really like our relationship. So I think I know what they’re wanting. I think that the version that we’re putting out tonight is gonna be for them.

Ini sudah jelas bahwa Taylor merilis lagu album Red (Taylor’s Version) terlebih All Too Well (10 Minute Version) bukan untuk meng-cancel atau memulai drama dengan mantannya terdahulu, tapi ia buat ini semata-mata hanya untuk fansnya, untuk Swifties.

Dalam wawancaranya bersama Jimmy Fallon, Taylor juga menjelaskan bahwa lagu All Too Well memiliki keterikatan tersendiri bersama fansnya, dalam wawancaranya ia menjelaskan:

“When I was writing the Red Album, I knew I had a favorite on the album, and it was a song called “All Too Well.” But oftentimes, my personal favorites don’t line up with songs that end up being singles or having videos. I always just have these favorites where I’m like “That’s one’s just my favorite.” But what happened on this album was, this song became the fans favorite on its ownMy favorite and their favorite song aligned.”

Tak lupa juga dalam perilisan Red (Taylor’s Version) Taylor juga membuat short movie yang berjudul ‘All Too Well: The Short Film’ yang dibintangi oleh Dylan O’Brien dan Sadie Sink. Banyak juga spekulasi yang didapatkan pada pembuatan short movie dibuat ini semata-mata hanya untuk ‘menyindir’ mantannya. Dalam wawancaranya bersama Extratv, ketika Taylor ditanya mengenai cerita apa yang ingin ia sampaikan dan kenapa itu harus disampaikan pada film ini, Taylor berkata:

“I wanted to tell a story of a coming-of-age moment that I feel like I and a lot of my friends and people that I know have had when you’re about 19 or 20 you’ve got this very unique moment in life where you’ve got one foot in childhood and one foot in adulthood and you don’t quite know where to stand. So that moment is so fragile and so formative and it was really important to me to tell that story and show that story with an actress like Sadie….”

Tak hanya Taylor, bahkan Dylan O’Brien juga mendapatkan pertanyaan mengenai ‘perannya’ sebagai Jake karena jarak umur antara Dylan dan Sadie sangat mirip dengan Taylor dan Jake ketika mereka menjalin hubungan. Dylan mengambil sikap tegas dengan berkata “I don’t think so, my character’s name was Brandon. I don’t even think it’s such a just insightful and random take on a relationship, I don’t think she’s even experienced.”

Simak video 1 menit dari Okky Madasari Tay Tay adalah Perlawanan

So, ini sudah sangat jelas bahwa perilisan All Too Well (10 Minute Version) ini dipersembahkan untuk semua orang, untuk fans, untuk Swifties yang telah melalui hubungan yang toxic dan menyakitkan dan harus melalui fase patah hati. Dan faktanya hampir sebagian dari kita pernah mengalaminya. Perilisan Re-Recording ini juga bukan sekedar untuk membuat drama atau mengungkit masalalunya Taylor, melainkan ini merupakan sebuah gebrakan Taylor di mana dia ingin mengambil apa yang seharusnya menjadi haknya.

Taylor bukan sekadar artis yang hanya mencari sensasi. Ia telah mendapatkan gelar Artist of the Decade AMAs dan Female Artist of the Decade BMAs serta 25 BBMAs (Most Awarded Female Artist), 12 iHEART (Most Awarded Artist), 34 AMAs (Most Awarded Artist Overall), 11 GRAMMYs with 3 Album of the Year (First Woman To Win Album of the Year 3 Times) and many more.

So what? She’s the game changer, She’s the music industry.

Muhammad Taufiq Al-Ghifari

3 Replies to “Tay Tay adalah Industri, Tay Tay Melawan Industri”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email