Not Genie in the Bottle
Aku menyimpan separuh diriku yang lain di dalam
Botol yang luarannya dihiasi manik-manik glossy nan fancy
But no
I’m not Christina Aguilera
I’m not genie in the bottle
Yang harus kau gosok dulu untuk mengabulkan permintaanmu
Setidaknya tidak tanpa minyak gosok GPU, garam filter tiga batang, dan secangkir kintamani honey-process yang di-brew dengan metode V60.
Jika kau ingin melihat sebagian dari diriku,
pergilah ke gang-gang sepi di Rawamangun
Letakkan botol itu tepat di bawah bulan sabit pada hari Selasa Wage
Jangan lupa putar playlist;
“All hits 80’s”
Agar setidaknya ada Madonna, Michael Jackson, Bowie, Bonnie Tyler dan mereka yang menggandakan diri di bawah lampu disko;
Menemanimu
Lalu dengan perlahan, buka tutup botol tersebut dengan sedikit gerakan “Asereje”.
Setelah tutup itu melambung,
kau akan mendapati diriku yang lain sebagai debu-debu benderang
Macam kunang-kunang yang mencari sisa-sisa kehidupan dari mereka yang mati.
–
Kuis Tengah Malam
: pukul 00:00
Tepat ketika Mbak Yeyen cuap-cuap kepada pemirsa—mayoritas bapak-bapak yang kehilangan cara memantik kembali korek api di dalam tubuh istrinya—televisiku berubah jadi tayangan statis
Dengan semut-semut yang tampak seperti keramaian di pidato Martin Luther King Jr.
Di dalamnya, aku temukan semacam sandi morse
yang aku sendiri tidak pandai menerjemahkannya
Teringat adegan di film “Poltergeist” tempo hari,
aku takut akan ditarik masuk ke dalamnya
menjadi penghuni ruang kosong warna-warni
yang hadir ketika saluran televisi kehabisan program berguna.
Perlahan semut-semut itu keluar dari televisi, menggerayangi tubuhku
Aku sempurna pixelated
Dalam kondisi seperti ini, aku bisa dengan mudah memecah diri
Menjadi tayangan apapun
Menjadi siaran breaking news tengah malam
atau siaran kuis tengah malam lengkap dengan pertanyaan mesum dan Mbak Yeyen di dalamnya
Tapi khusus untuk Mbak Yeyen, akan sedikit kumodifikasi
Akan kubuat Mbak Yeyen menjawab semua pertanyaan mesum dengan lemparan tameng Captain America dan sedikit sihir bulan dari Sailor Moon.
–
Living in The Matrix
Aku percaya saat ini kita ada di dalam matrix
Aku pernah bertemu dengan Agen Smith
Ia membuntutiku dari McD Sarinah sampai ke Istiqlal
Aku dijegat di atas JPO
Lampu yang tadinya kuning remang berubah menjadi hijau neon
Aku panik
Aku bukan Neo yang bisa terbang atau dodge the bullet in slow mo
Aku cuma bisa lari
Tadinya aku coba tanya dia baik-baik apa salahku
Tapi dia bilang aku kesalahan sistem
Lantas setelahnya, ia menghujaniku dengan peluru
Tanpa ba bi bu
Tu-tu-tu-tu-tu
Aku berlari di sepanjang trotoar yang entah kenapa jadi seperti treadmill
God dammit where’s my Neo!?!?!?!?
Or at least send me Morpheus
Or Trinity!!!!
Nguengggg
Tiba-tiba trotoar melesatkanku menuju gang kecil
Meninggalkan Agen Smith jauh di belakang
Seseorang menyambutku dan menggiringku masuk ke sebuah bilik
Tidak ada Neo
Trinity
Maupun Morpheus
Aku sadar
Ia adalah kawanku
“Dikejar juga ya, wak?”
Aku ditanya
“Emberan wak, padahal kita mah gak tau salah kita apa. Jij kenapose biskuat di sindang wak?”
“Tinta tawar wak. Pas lagi dikejar, tau-tau akika udah di sindang.”
Jelas aku bingung
Bagaimana bisa sistem yang salah, aku yang harus dihapus
“Kita samarinda wak, dibilang kesalahan sistem.”
Udara hening seketika
Kode-matrix berjatuhan dari langit
Semula seperti air terjun
Namun perlahan membentuk cermin
Dari dalamnya tetiba muncul sepasang tangan
“Eh ayam-ayam-ayam!!!! Ih ya Tuhan, apose itu wak!?!?”
Kawanku panik
Sedang aku tertawa kecil
Ini mirip adegan film “Beranak dalam Kubur”
Perlahan setengah tubuhnya keluar
Kawanku blingsatan
Aku tambah cekikikan
Terlihatlah wajahnya
Dan
Dia
Ternyata
Adalah
Lana Wachowski!
“Cieeee, dikejar juga ya wak???”
Lana ngeledek sambil cengengesan
“Iya nih, kenapose sih wak?”
Wajah kawanku dipenuhi pertanyaan, persis lembaran soal ujian nasional
Lana mendekati kami
Bibirnya diserasikan dengan letak telinga kami
Setelahnya berbisik:
“Karena
Kita
Ngondek …”
Udara hening
Segera pecah karena tawa kami bertiga
Kode-matrix kembali berjatuhan dan membentuk cermin
Kami masuk ke dalamnya sambil terus ngakak sampai tak bisa berhenti.
–
Racauan Januari
Hujan Januari selalu banjir tanda-tanda
Bumbu pop mie bocor
Tisu galon lupa dipakai
Kondom yang terselip di jok mobil
Dan lubricant yang kehilangan jati diri
Kadang kita selalu terjebak dalam perangkap mbak-mbak indomaret
“100 rupiahnya mau disumbangin aja kak?”
Kita gak tau
Kalau 100 rupiah itu bakal disumbangin buat pembangunan ulang Death Star
Banyak kata-kata yang terbuang percuma
Seperti yang ada di puisi ini
Gak menjelaskan apa-apa
Mungkin begitupun huruf-huruf berikut:
L
G
B
T
S
O
G
I
E
S
C
Gak menjelaskan apa-apa.
Gak tau deh
Pusing
Sepertinya amigdalaku mulai error karena ketumpahan kuah seblak level 5 yang kubeli tepat setelah melihatmu boncengin cewek
Padahal aku lagi sibuk-sibuknya ngerogoh dalam-dalam saku identitasku
“Sudah di-restart modemnya kak?”
Ucap mbak-mbak indihome random yang taat pada buku pedoman
Menjadikannya tempat berpulang kode-kode IP bekas pakai.
–
Tak Sepose
: saduran bebas dari puisi Chairil Anwar yang berjudul “Tak Sepadan”
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan bahagia
Sedang aku mengembara
serupa tokoh-tokoh di serial “Pose”
Terdampar secara fabulous di lantai dansa
Dikutuk-sumpahi Pray Tell
Aku merangkaki panggung
dalam kategori “Loyalty”
Jadi baik juga kita padami
Lampu tumblr warna-warni
yang kaupasang di dinding kos
Karena kau kini seutuhnya Jagger
Sedang aku tetap jadi Warhol.