Mahasiswa sosiologi

Snowpiercer: Medan Pertarungan Antar Kelas

Robhi Jauhar

2 min read

Snowpiercer (2013) adalah film bergenre fiksi ilmiah Korea Selatan berbahasa Inggris yang dibuat berdasarkan novel grafis Le Transperceneige karya Jacques Lob, Benjamin Legrand dan Jean-Marc Rochette. Film tersebut disutradarai oleh Bong Joon-ho, dan ditulis oleh Bong dan Kelly Masterson.

Snowpiercer mengisahkan masyarakat dunia yang hidup dalam sebuah kereta yang terus berjalan tanpa henti. Itu disebabkan karena keadaan bumi mengalami kebekuan dan mengharuskan mereka mencari tempat tinggal baru untuk bertahan hidup.

Dikisahkan bahwa orang-orang kelas bawah ingin mendobrak sistem sosial masyarakat lewat gerakan revolusi. Memang terdapat pembagian kelas sosial di dalam gerbong kereta. Gerbong orang-orang kelas atas, sampai kelas paling bawah. Sistem itu dibuat tidak semata-mata untuk mendiskriminasi orang-orang kelas bawah, tapi agar stabilitas masyarakat terjaga. Artinya sistem itu dibuat untuk menjaga keseimbangan masyarakat agar terjalin keteraturan sosial.

Film ini sangat kuat menggambarkan konsep masyarakat yang jika meminjam istilah Veeger, bercorak kolektivistis, di mana nilai-nilai kolektif lebih dipentingkan daripada nilai-nilai individual. Seperti realitas masyarakat yang dikonseptualisasikan oleh Emile Durkheim: sistem masyarakat berisi fakta sosial yang mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Fakta sosial sendiri adalah segala tindakan individu yang tergerak oleh tuntutan eksternal. Yang menjadikan anggota masyarakat atau individu hanya dinilai, tidak lebih, sebagai fungsi komponen sistem masyarakat. Maka darinya, individu harus menjalankan fungsi sosialnya lewat peran masing-masing.

Karakter Curtis sebagai orang kelas bawah enggan menjalankan peran sosialnya, karena orang kelas bawah menderita dengan peran sosial yang dilimpahkan oleh elit penguasa, seakan-akan peran sosial orang kelas bawah hanyalah sebagai penyokong kehidupan orang-orang kelas atas. Namun, Wilford, sebagai pemimpin kereta menganggap bahwa hal itu adalah konsekuensi dari terciptanya stabilitas masyarakat. Curtis menginginkan kesejahteraan dan kesetaraan dalam bermasyarakat, Wilford menginginkan stabilitas dan keteraturan bagi masyarakat.

Menciptakan kesetaraan dalam masyarakat memang bukanlah hal yang mudah, karena dalam masyarakat selalu terbentuk hierarki sosial. Hirarki itu pun berfungsi sebagai jalannya sistem masyarakat. Karena dengan hirarki sosial, peran dan fungsi setiap anggota masyarakat menjadi terdistribusi. Tapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasannya keteraturan yang dihasilkan dari hierarki itu, selalu mempunyai konsekuensi terhadap sebagian kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat itu adalah kelompok yang mempunyai posisi dalam tingkatan hirarki paling bawah. Karena orang kelas bawah tidak mempunyai hak istimewa seperti yang dipunyai oleh orang-orang kelas atas.

Kesejahteraan sosial dapat dirasakan oleh orang kelas atas yang mempunyai segudang hak istimewa, yang mereka peroleh dari status dan peran sosialnya. Orang kelas bawah akan mendapatkan kesejahteraannya jika mereka membuat mobilitas vertikal dalam hidupnya. Maksudnya, jika mereka ingin memperoleh sebuah kesejahteraan, mereka harus membuat perubahan yang produktif dalam hidupnya, yang akan mengeluarkan mereka dari status sosialnya dan menaiki tangga hirarki sosial.

Akan tetapi, dalam film ini orang-orang kelas bawah tidak bisa mewujudkan mobilitas dalam hidupnya, karena posisi mereka sudah ditetapkan mutlak oleh Wilford. Seperti halnya revolusi yang digeraki oleh Curtis, yang ternyata itu adalah bagian dari skenario para penguasa untuk mempertahankan populasi yang ideal dalam kereta.

Ketika revolusi itu terjadi, dan orang-orang kelas bawah melawan aparat dengan kekerasan, maka Wilford sebagai penguasa kereta menjadi punya alasan untuk melawan balik dengan kekerasan juga. Ia membunuh orang-orang kelas bawah dan aparat untuk mengontrol jumlah populasi.

Menurut Wilford, tindakannya dilakukan demi menjaga eksistensi masyarakat. Wilford berpikir bahwa setiap orang harus menjalani peran dan fungsinya agar masyarakat tetap berjalan dengan stabil dan seimbang.

Anggota masyarakat sebagai individu dihegemoni masyarakat sebagai sistem. Walaupun motif tujuannya baik, tapi Wilford kurang menghargai kepentingan atau keinginan anggota masyarakat sebagai individu.

Sedangkan Curtis beserta orang kelas bawah lainnya yang melakukan revolusi juga akan menciptakan disintegrasi sosial, karena ketika kekuasaan, sebagai pengatur sistem itu berhasil dilumpuhkan, maka sistem sosial masyarakat beserta komponennya akan kehilangan peran dan fungsi. Kekacauan baru akan muncul.

Snowpiercer berhasil menggambarkan rumitnya persoalan sosial yang ada di masyarakat. Utamanya adalah persoalan perbedaan kepentingan antar kelas. Di mana otoritas mempunyai kepentingan mempertahankan dan menjalankan sistem, agar masyarakat tetap teratur. Sementara itu masyarakat biasa, terutama kelas bawah, mempunyai kepentingan untuk menyejahterakan hidupnya. Film ini seolah dengan sinis mengatakan kepada kita semua, “mari tetap bertarung, bahkan jika dunia telah semakin dekat dengan kiamat. Kita masih punya banyak alasan untuk saling menghabisi.”

***

Editor: Ghufroni An’ars

Robhi Jauhar
Robhi Jauhar Mahasiswa sosiologi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email