Penikmat fiksi yang gemar menulis.

Sihir Baru Cinderella dalam Drama Korea

Windy Jayanti

3 min read

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata dongeng? Kebanyakan orang mungkin akan berpikir mengenai putri cantik, pangeran tampan, istana megah, penyihir jahat, atau bahkan monster. Dongeng tumbuh dan berkembang di seluruh belahan dunia dalam berbagai bentuk dan warna. Setiap tempat memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Meski demikian, kita masih bisa melihat kemiripan antara dongeng dari satu negara dan negara lainya.

Selain tumbuh di berbagai belahan dunia, dongeng juga berkembang mengikuti perkembangan zaman.  Jika dulu cerita dalam dongeng cenderung berpusat pada putri yang diselamatkan pangeran atau ibu tiri jahat yang menyelakai putrinya, sekarang ini kita bisa melihat dongeng yang meperlihatkan sosok ibu tiri menjadi lebih manusiawi atau putri cantik yang bisa melindungi dirinya sendiri.

Baca juga: Karena Kita Bukan Cinderella

Kebanyakan orang mungkin akan mengacu pada Disney saat membicarakan pembaharuan nilai dalam dongeng. Meski Disney cenderung mendominasi, banyak negara lain yang juga melakukan pembaharuan nilai dalam dongeng. Ada juga beberapa usaha untuk menulis kembali dongeng dengan media baru, seperti film, komik bahkan serial drama. Di Indonesia, misalnya, penulisan ulang dongeng dilakukan oleh Kathrinna Rakhmavika melalui karyanya Mera Puti Emas. Kathrina melakukan penyilangan dan pemaduan antara Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Emas.

Korea Selatan juga banyak melakukan penulisan ulang dongeng. Beberapa serial drama Korea Selatan adalah hasil adaptasi dari dongeng terkenal seperti Cinderella, Sleeping Beauty atau Snow White. Drama hasil adaptasi ini adalah The K2, Yong Pal, dan Cinderella and The Four Knights. The K2 diadaptasi dari cerita Snow White, Yong Pal diadaptasi dari kisah Sleeping Beauty sedangkan Cinderella and Four Knights diadaptasi dari cerita Cinderella.

Hal yang menarik dari proses adaptasi dongeng ke serial drama ini adalah bagaimana mereka memproyeksikan hal-hal magic dari dongeng ke dalam kehidupan modern. Dalam series drama The K2, misalnya, drama yang diadaptasi dari Snow White ini memperlihatkan kehadiran cermin ajaib dalam bentuk teknologi mutakhir bernama Cloud Nine. Sebuah mesin pencari yang bisa menemukan berbagai data yang dibutuhkan pemiliknya. Sementara Yong Pal, drama yang diadaptasi dari Sleeping Beauty memperlihatkan bagaimana sihir membuat sang Putri tertidur sekian lama melalui ilmu kedokteran. Kedua drama ini ditulis oleh orang yang sama yaitu Jang Hyeok Rin.

Hal yang cukup disayangkan dari kedua drama ini adalah bagaimana sang Putri, Anna dalam The K2 dan Han Yeo Jin dalam Yong Pal masih digambarakan sebagai sosok yang lemah dan selalu membutuhkan bantuan dari sang Pangeran. Di The K2, sosok ibu tiri, Choi Yoo Jin terlihat lebih mendominasi. Cho Yoo Jin, ibu tiri Anna digambarkan sebagai sosok abu-abu, di satu sisi ia adalah korban, tapi di sisi lain ia juga adalah seorang penyerang.

Keabu-abuan sosok Choi Yoo Jin adalah salah satu bentuk pembaharuan nilai dari dongeng Snow Shite. Penonton sekan diminta untuk ikut bersimpati atas apa yang dialaminya. Choi Yoo Jin yang merupakan anak sulung dari keluarga konglomerat, digambarkan sebagai sosok yang kharismatik, pintar, dan selalu memperhitungkan langkah yang dialaminya. Satu-satunya kesalahanya adalah jatuh cinta pada ayah Anna.  Jang Se Joon, sang Raja dalam serial The K2, merupakan penjahat sebenarnya di dalam kisah ini. Seorang laki-laki ambisius yang bisa melakukan apa saja untuk mencapai keinginannya, termasuk memanfaatkan putri dan istrinya. Jang Se Joon memanfaatkan status keluarga Yoo Jin untuk mencapai kekuasaan tertinggi di Korea Selatan. Membiarkan Yoo Jin ‘merawat’ Anna sebagai jaminan.

Drama seri The K2 sejatinya memperlihatkan sebuah kehidupan keluarga yang tidak harmonis. Bagaimana permasalahan yang dihadapi orang tua membuat anak menjadi korban. Meski disayangkan, karakter Anna merupakan karakter yang realistis. Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga broken home, dipisahkan dari ayahnya dan hidup dalam ketakutan dan pelarian. Rasanya akan sangat sulit bagi karakter seperti itu untuk tumbuh menjadi karakter yang kuat, cerdas dan bisa melindungi dirinya sendiri.

Sejak kecil Anna telah dimanipulasi oleh Yoo Jin. Yoo Jin membuat Anna berpikir bahwa ia adalah kelemahan bagi ayahnya, karena itu ia harus hidup bersembunyi dari dunia luas. Ia dibesarkan di negeri asing, sendirian, tanpa teman dan keluarga.

Drama Korea telah memperlihatkan cara baru memproyeksikan magic dari dongeng ke dalam dunia modern masa kini. Meskipun begitu, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya masih berkutat di sekitar norma sosial dan keluarga, sebuah usaha untuk memperlihatkan bagaimana seorang anak akan selalu menjadi korban dari pertengkaran orang tua. Hal ini juga bisa kita temui di dalam drama Cinderella and Four Knights.

Baca juga: Kudo Hina, Nyai Ontosoroh dari Korea

Eun Ha Won, sosok Cinderella dalam drama Cinderella and Four Knights mengalami pertengkaran hebat dengan ayahnya dan dipaksa keluar dari rumah di usianya yang belum menginjak 20 tahun. Ia bertemu dengan seorang konglomerat dan diminta mengubah sifat dari cucu-cucu si Konglomerat yang cenderung arogan, manja dan egois menjadi lebih mandiri dan bisa diandalkan.

Sejatinya, baik Ha Won dan cucu-cucu si Konglomerat (sang Pangeran) hanyalah korban dari kelalaian orang tuanya masing-masing. Keluarga konglomerat yang berfokus pada uang dan cenderung tercerai-berai. Ayah Ha Won yang sulit berkomunikasi sehingga menimbulkan kesalahpahaman besar menjauhkan jarak hubungan antar dirinya dan putrinya. Mereka adalah anak-anak yang dipaksa hidup di tengah pertikaian keluarga. Salah satunya berhasil tumbuh sebagai gadis mandiri dan pekerja keras. Sisanya berakhir menjadi sosok penyendiri, apatis dan egois.

Drama Korea menyajikan dongeng ke dalam bentuk cerita rumit berisi pertikaian keluarga, perebutan kekuasaan dan pertarungan menemukan jati diri. Meski kita tidak bisa menemukan sosok putri yang kuat, yang berhasil membela dirinya sendiri, kita masih bisa menemukan sosok manusiawi lainya. Seorang wanita yang berjuang melindungi dirinya dan apa yang menjadi haknya. Seorang kakek yang ingin memperbaiki kehidupan cucu-cucunya. Atau seorang gadis yang berjuang untuk bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Begitulah dongeng digambarkan dalam serial drama Korea; megah, mewah penuh magic tapi juga sangat dekat dengan kita semua.

Windy Jayanti
Windy Jayanti Penikmat fiksi yang gemar menulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email