Segalanya Berarti, Bukan?
bayangkan bisik jangkrik
atau tonggeret barangkali
menggenapi cuaca agustus
di siang yang panjang ini.
rimbun daun
meredup setapak
angin yang laun
menjauh pelahan.
bayangkan kenang
yang sedang-sedang saja
merindang benak
memberi makna
pada siang-siang
yang tanpa gejolak.
segalanya berarti, bukan?
tanyamu, pada akhirnya.
kelening sepeda dari arah jalan
daun-daun yang rebah pelahan
kata yang sudah kali ribuan
diucapkan hingga binasa makna
—tapi tetap kaukatakan—
segalanya berarti, bukan?
kau tersenyum.
aku memandang tanpa suara.
ya, segalanya berarti.
(tetap kau yang paling—)
Raf, 25 Agustus 2023
–
Bukan Lagi
waktu jauh. kabut saput.
mangu di hujung.
bunyi lindap di belakang
habis makna.
di mana hari-hari!
mata katup. degup redup.
lantas darah
pampat.
hanya rangka.
kau berkata
sudah di mana.
entah.
barangkali tidak.
Raf, 27 Agustus 2023
–
Tiga
(tiga pagi di pangandaran
berembus pelan
panji-panji
perahu nelayan.)
(pasar jambal dan asinan
yang tadi ramai
tinggal sepi.)
(tapi amis dan garam
tersisa masih.)
(di mana lampu mercu.)
(di mana pucuk pandan.)
(hampa semata.)
(laut sedalam sunyi.)
(sunyi sedalam maut.)
(waktu belum lagi ada.)
Sabtu, 11 Agustus 2018
–
Maaf
sebelum ada waktu
hanya ada hujan
di mata gadis kecil
yang terisak
dalam tidur yang tergesa
enggan terjaga
Minggu, 27 Agustus 2023
–
Kisah Bintang Lyra
pada suatu masa
nun jauh di trakia
saat puncak olimpus masih terlihat
hiduplah seorang musisi bernama orfeus
putra muse kalliope dan oiagros.
dengan lyra pemberian apollo
dia merangkai nada.
tak terperikan indahnya.
manusia, dewa, dan ksatria
tak mampu menolak.
di mana pun dia berada
sorak sorai mengikutinya.
seindah sajak siang-siangnya.
seindah sajak malam-malamnya.
tapi yang terindah barulah menala
setelah ia menikahi euridike jelita.
hangat sore di kebun istana
euridike tak henti-henti berdansa.
cuaca cerah.
burung-burung mengicau enggan.
daun-daun melamun.
hanya sesekali angin merayu
sebelum menjauh pergi.
lalu terdengar petik lyra.
adakah yang lebih indah
dari ini, sayangku,
saat-saat tak terlupa
yang kelak
memendar hangat di pipi
sebagai kenangan?
di sudut sepi
dengan tinta abadi
takdir menulis tragedi.
ular jahanam membuncahkan racun
di kaki euridike.
teramat cepat.
teramat lambat.
sebelum landai di lengan kekasih,
roh euridike ditelan bumi.
di taigetos,
tersembunyi pintu maut.
di sanalah orfeus berada.
hermes melarangnya masuk.
engkau masih hidup!
orfeus tak mengindahkannya.
di ujung lorong dingin
samar menggema arus styx.
kharon datang dengan perahunya—
kepada hermes mengulur tangan
tapi menolak orfeus.
belum waktunya engkau di sini.
dengan air mata dipetiknya lyra.
dia bagai bunga, tuan,
maut menorehnya terlalu cepat,
bahkan sebelum kelopaknya
merekah sempat!
kharon diam tapi luluh jua akhirnya.
diberi tempat di sudut perahu.
hades marah
siapakah engkau, pemuda,
di sini belum lagi jadi rumahmu.
dia mengetuk dwisulanya.
orfeus mundur selangkah.
memetik lyra.
nada-nada selembut musim panen
mencairkan es di hati sang dewa.
tantalos tak lagi mengingat lapar dahaganya.
persefon terpaku.
euridike berjalan dengan kaki gemetar.
setelah menyebut nama kekasihnya berulang kali,
dia jatuh di peluknya.
hermes segera menariknya.
bersentuhan dengan yang mati
tabu yang tak boleh dilanggar!
dewa, dia bijimataku.
di tahtanya, hades gamang,
dia menatap persefon
tapi tak ada jawaban.
bawalah kekasihmu pulang!
tapi sebelum menyentuh luar
jangan sekali-kali kautengok belakang!
perintah hades tak semudah terdengar.
manusia rindu rupa. gampang gamang.
mengapa tak ada suara lain
selain langkahnya?
mungkinkah kharon tak mengizinkan euridike
menyeberang?
demikian penat jejak kembara
seribu pertanyaan menyesak di dada.
benarkah kekasihnya ada di belakang?
di pantai sungai
lunas separuh jalan.
seberkas cahaya terlihat mulai
jantungnya berdetak masai.
tempias khawatir tak dapat dibendung
basah jiwa mendesir di dada.
orfeus berpaling
sekadar memastikan kekasihnya
memang ada di belakang.
euridike pun
pada hades kembali
tepat selangkah sebelum orfeus
menginjak bayangan matahari.
19 November 2011
*****
Editor: Moch Aldy MA