rumah ingatan
memungut kejadian-kejadian lampau
dari kenangan-kenangan yang parsial
memang masa muda kita benar banal
bohong dan mencuri-curi waktu
semua demi penuhi senyum
ditepis di tengah hidup untuk menjadi
lawan-lawan kita,
sunyi-sunyi yang berarus dalam
kadang juga pekerja tawa
menghuni ruang belajar distopia
jalan-jalan dalam angan-angan
setia kita pada tuan bicara
yang luas bertutur epos
menempuhnya sampai tujuan
lagi, berangsur sepi
menahun dalam ruang maya
layar-layar diputar
tiap hari, tiap sesi
dari rumah ke rumah
desa menuju kota
lempar-lempar analisa
dan seterusnya
itu kira mendiami rumah
tentang ingatan kolektif
kita simpan di sana—
di luar dunia yang tetap ada
badegan, 27 oktober 2022
–
via regia
pagi aku masih mengucap salam
pada cahaya yang sudah tergelincir
di sudut meja meriapkan jendela
yang terbuka masih sejengkal
percaya, le coup de foudre
cinta yang diserahkan mata yang sekejap
mungkin, itu daya kita untuk tetap berpijar
menempuh hidup yang tak malu-malu
belum lagi, para kekasih di seberang
antara jalan lain tak dikenal
tapi diam-diam mampu mendekatkan
separuh tengelam di ujung malam
menangkupkan mata
menyusuri via regia
jalan bebas hambatan bawah sadar
kelopak matamu penuh
harum nafasmu dibayang paruh waktu
dan senyum yang diburu
buah yang ranum, siapakah kau?
jika dinyanyikan menghapus ingatan
bersama letihnya
perpisahan mungkin sebuah perayaan
melepas ingatan-ingatan
terbang di langit udara
hanya perjumpaan, perkenalan
—hilang seterusnya
denpasar, 5 november 2022
–
di ujung mata
sebaris hari menemui kata pulang
di kemudian antara waktu dan ruang
ada sebutir rindu yang menjadi harga pantas,
dari sebuah perjalanan
menuju terbenam
tempat rumput, samudera juga langit
yang diromantisasi para petualang
kesibukan dan pikuk kewajiban
ada kala yang menyambutmu harus ke beranda
dilepas tawa sepanjang luka
dibasuh lagu-lagu penumbuh perasaan
tapi itulah adanya
sebentar-sebentar mengandung air mata
merintih jeritan suara
daftar nama-nama
telah menghibur paruh waktu
sepanjang tak memilih
biarkan tumbuh sendirinya
bersama dalam lini masa
berdua dengan jalan kereta
masing-masing yang tak disatukan
memuat kilas cerita
bicara hanya sejengkal
kita belum tentu maunya
jelas kata hati
di pagi balik jendela
bersandar pertanyaan
kebersamaan yang akan berlangsung lenyap
perpisahan mata
menjadi rasa yang selalu ganjil
dari situ
kita lepas anak panah harapan
menemui keyakinan
berpegang hidup
denpasar, 16 november 2022
–
letupan senyap
lewat hari yang sedikit terjal
bulan berlalu dari keterasingan
pun orang-orang mengaburkan batas
pulang di pulau para dewa
kesekian, terombang-ambing waktu
tidur-tidur dan melesat malam
sampai menunggu jemputan
perjalanan yang dirayakan
murung kesendirian lalu
akan dilukiskan beberapa minggu
dari tahun kemarin yang dituju
sesuatu yang ingin
selalu muncul dari dalam
bahasa liyan yang orang tak mengerti
tak lebih dari jarum-jarum
yang menusuk kepala
meletup-letup
senyap dari mata kita
denpasar, 1 november 2022
*****
Editor: Moch Aldy MA