Kadang Main Musik Kadang Tidak

Perjumpaan Musik dengan Film

Djoko Santoso

4 min read

Bagi banyak orang musik merupakan salah satu entitas yang disukai, bahkan di beberapa titik dibutuhkan. Dalam tataran awalnya, musik merupakan susunan bunyi nada dan ketukan ritmis yang membentuk harmoni. Maka dari itu musik dapat memberikan efek pada orang yang mendengarnya. Mulai dari efek menenangkan, rileks, maupun efek beat yang memberontak. Bahkan di posisi tertentu musik dapat menggambarkan sebuah budaya, geografis, maupun agama.

Sebuah contoh ketika mendengar sebuah musik tradisional kita akan mendapatkan mood tradisi tertentu. Sebut saja musik gamelan. Saat mendengarnya kita akan masuk ke sebuah dimensi tradisinya. Kita akan membayangkan sebuah kebudayaan daerah yang bernama Jawa, Sunda, ataupun Bali. Ketika mendengar musik Rock and Roll kita akan vibe’s Barat, Inggris misalnya. Di mana negara itu menghasilkan musisi kelas dunia yaitu The Beatles.

Saat mendengar petikan Oud, kita otomatis akan membayangkan suasana Padang Pasir di kawasan Timur Tengah. Berada di kawasan ini otomatis berada di lingkungan agama Islam yang kuat. Maka dari itu bayangan padang pasir dan keislaman sudah menempel begitu saja. Keterkaitan bunyi dengan kebudayaan, geografis, dan agama memang tak dapat dipungkiri.

Karena musik dapat memberi efek sebuah keadaan, maka musik sering digunakan untuk memperkaya dan menegaskan mood sebuah adegan film. Orkestrasi musik dapat membuat suasana sebuah scene lebih tebal. Setelah itu lahirlah musik latar film atau biasa disebut sebagai scoring film. komposisi musik latar mengikuti adegan dalam sebuah film. ketika adegan sedih tentu komposisi yang tepat yaitu musik yang mengharu biru semacam gesekan string dan tuts piano yang lembut.

Musik latar dalam sebuah film agak berbeda dengan musik lagu seperti biasanya. Musik latar memang dibuat untuk mengkondisikan suasana film. Bentuk musik latar banyak ragamnya, bisa berupa sound effects, dialog, atau sebuah potongan lagu yang diambil dari original sountracknya. Terkadang musik latar juga berupa paduan suara seriosa yang memberikan efek sepi mencekam, mungkin cocok ketika dimasukkan dalam genre musik horor.

Pembuatan musik latar tentu melibatkan seorang komposer. Pemilihan komposer mempertimbangkan jenis film yang akan digarap. Dan tentu seorang komposer akan berinteraksi langsung dengan sutradara dan beberapa musisi yang membantu dalam penggarapannya. Alhasil komposer musik latar menjadi profesi baru bagi dunia musik.

Musik latar telah ada sejak lama dan berkembang seiring dengan perkembangan film itu sendiri. Konon awalnya musik latar dimainkan secara live orkestra sebagaimana musik teater untuk mengiringi filmnya. Kemudian teknologi berkembang dan akhirnya musik dan video digabungkan menjadi satu kesatuan. Tentu ini merupakan perkembangan yang perlu diapresiasi dalam sejarah perjalanan film dan pertemuannya dengan musik.

Selain musik latar yang mengisi sebuah film, ada satu lagi komponen musik yang penting yaitu original sountrack atau sering disingkat Ost. Original sountrack merupakan lagu utama di dalam sebuah film. proses kreatif dari original sountrack banyak macamnya. Ada sebuah lagu yang memang dibuat khusus untuk dijadikan original sountrack. Ada pula original sountrack diambil dari lagu yang sudah ada, bahkan lagu lawas yang telah diciptakan puluhan tahun sebelumnya.

Musik latar dan original sountrack menjadi salah satu variabel diterimanya sebuah karya film di samping banyak variabel lain, mulai dari aktor, ide cerita, maupun setting tempatnya. Original sountrack film itu unik. Terkadang lagu yang menjadi original sountrack itu lebih laku dan dikenang masyarakat dari pada filmnya sendiri. Ada anggapan bahwa salah satu kriteria original sountrack yang sukses yaitu lagu lebih dihapal daripada filmnya. Bahkan banyak orang yang belum nonton filmnya tetapi tahu lagunya. Itulah kelebihan dari original sountrack. Di sini akan dibahas tiga lagu yang menjadi original sountrack film.

1. Laskar Pelangi

Poster film Laskar Pelangi

Laskar Pelangi merupakan original sountrack dari film yang berjudul sama. Film ini diadaptasi dari novel Andrea Hirata yang memiliki judul yang sama pula. Bercerita tentang anak Belitung yang bersekolah di SD yang terancam di tutup karena kekurangan murid. Sebagian besar cerita film ini menyoroti tentang aktivitas anak-anak sekolah. Keceriaan, pengorbanan, dan ada pula kesedihannya. Maka dari itu lagu Laskar Pelangi bercerita tentang pentingnya mimpi dan perjuangan menggapainya.

Potret Band Nidji (formasi lama)

Musik Laskar Pelangi dibuat ceria dengan tujuan menggambarkan sebuah keadaan masa kanak-kanak hingga beranjak remaja. Nidji sebagai band yang menciptakan lagu ini terbilang sangat sukses menghadirkan musiknya. Lagu ini masih dikenang dan dihapal oleh banyak orang. Bahkan orang yang tahu lagunya lebih banyak daripada tahu filmnya.

2. Zona Nyaman

Poster film Filosofi Kopi

Zona Nyaman merupakan Ost dari film Filosofi Kopi. Lagu ini dibawakan oleh Fourtwnty. Dengan format akustik dan karakter khas dari vokal Ari Lesmana Fourtwnty mampu membawa keseluruhan mood film jadi mendayu dan keluar dari zona nyaman. Mungkin lagu dan film ini yang menjadi cikal bakal budaya baru yaitu Kopi dan Senja. Pasca diluncurkannya film Filosofi Kopi kebiasaan ngopi anak muda mulai diamini. Bahkan menjamurnya coffee shop saat ini merupakan andil dari film ini.

Fourtwnty Band yang menyanyikan lagu Zona Nyaman, Ost. Filosofi Kopi

Setelah dipakai sebagai soundtrack film, Zona Nyaman mulai dikenal para pecinta musik. Segmentasi awalnya sangat terbatas musik semacam Fourtwnty mulai diputar di banyak tempat umum. Bahkan genre musik ini mulai mendapatkan tempatnya di kalangan anak muda. Lagu ini begitu melekat pada filmnya yang bercerita tentang dua sosok anak muda yang sedang merintis usaha kopi.

3. Sudah

Poster film 5 cm.

Mungkin jarang orang tahu kalau Ahmad Dhani punya lagu yang dijadikan soundtrack film. Judulnya Sudah yang menjadi salah satu lagu di film 5cm. Tapi kali ini dia tidak bersama Dewa 19 melainkan bersama Ahmad Band. Super Grup yang didirikan tahun 1998 sebagai pengisi kekosongan Ahmad Dhani pasca keluarnya Ari Lasso. Menggandeng Pay dan Bongki (eks Slank), Bimo (eks Netral), dan pasti partner setianya Andra Ramadhan.

Potret Ahmad Dhani

Lagu Sudah mungkin tidak banyak yang tahu kalau lagu ini ada di film 5cm. Selain karena memang bukan original sountracknya, lagu Sudah hanya sekilas saja di sepanjang film yang berdurasi 125 menit. Original sountrack di film ini diisi oleh Nidji. Biasanya original sountrack hanya satu lagu. Tapi kali ini tidak tanggung-tanggung Nidji menyumbangkan satu album yang berisi 4 lagu. Tetapi sepertinya Nidji kali ini tidak sesukses ketika di Laskar Pelangi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa antar bidang seni pada titik tertentu akan beririsan. Penggabungan antar disiplin seni menjadi hal yang niscaya. Musik dan film menjadi sangat erat kaitannya. Karena musik dapat membangun suasana dalam film. Baik suasana sebuah scene maupun keseluruhan filmnya. Film yang “menjual” kesedihan tentu menggunakan musik sendu mengharu biru sebagai racikan mood pamungkasnya. Begitu pula film action pasti memakai musik garang dengan beat yang lincah.

Perjumpaan musik dengan film menemukan titik pastinya ketika industri kedua disiplin seni ini memuncak. Banyaknya produksi film tentu berbanding lurus dengan industri musik itu sendiri (musik latar). Setiap film membutuhkan isian musik sebagai pengaya adegannya. Baik musik berbentuk original sountrack maupun score film. Bahkan saat ini tidak hanya film layar lebar tetapi film jenis web series juga membutuhkan komponen musik sebagai isiannya.

Djoko Santoso
Djoko Santoso Kadang Main Musik Kadang Tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email