Pesan Masuk dari Ibu
Lalu lintas pesan masuk begitu sibuk
Sampai kulupa pada kemacetan di depan mata
Di pagi hari ini
Datanglah pesan suara dari Ibu tercinta
Dua puluh empat jam durasinya
Namun tak ada suara yang terdengar
Kesunyian Ibu begitu ramai di dalam dada
Harapan itu Ada di Matamu
Kisah itu selalu dituturkan Ibu
Dalam kegelapan malam yang masih kutelusuri
Apa maknanya hingga kini;
Kisah yang selalu baru
Dalam menyampaikan sebuah harapan
Di pagi ini, di sebuah meja
Di dalam ponsel pintar ini
Aku menemui kisah itu lagi
Di antara kedua matamu
Yang kau upload di Instagram itu
Virtual
Rasa sayang kita patut dipertanyakan
Apabila tak ada sebuah pertemuan
Bahkan sering kita dengar bahwa setiap pertemuan, pasti ada
perpisahan, bukan?
Sayang oh sayang di zaman virtual
Sebelum adanya pertemuan
Kau sudah mengajakku ke perpisahan itu
Percakapan Singkat di Aplikasi Cepat Saji
Sore itu ia memesan
makanan dari aplikasi yang dirasanya
sanggup mengatasi sepi
Ia memesan sebuah masakan
nasi boranan merah namanya
pada seorang kurir dalam aplikasi itu
Kurir itu tak tahu apa makanan itu
lantas pemesan itu berkata lewat pesan
di ponselnya
Itu adalah makanan favoritku
masakan ibuku yang baru saja meninggal seminggu lalu
Percakapan pun terhenti
Kurir tak dapat menyanggupi
Bermain Facebook
Foto itu kembali nampang di layar beranda
sosial mediamu
Foto yang kala itu mewakili segala
bahagia, serta menimbun segala duka
yang pernah ada
Dalam foto itu ada dirimu dan kawan-kawanmu
“Selamat menikmati kenangan tiga tahun lalu” ucap Facebook
di saat kawan-kawanmu sibuk