Penghujung Akhir Tahun
Sudah hampir tiga puluh satu Desember
Berbenah untuk segala kemungkinan
Menyiapkan harapan-harapan baru
Sibuk membual perihal hal baik yang akan terjadi nantinya
Menyusun rencana, membunuh ekspektasi dari diri sendiri
Atau membuat beberapa pesta; mengucap selamat tinggal sebelum pergi
Di Sudut Kedai Kopi
Pagi ini, hanya ada aku seorang diri
Duduk menatap bayanganku sendiri
Sambil menunggu pesanan,
kuisap sedikit sisa tangis semalam
Kembali menyusuri seluruh isi kepala
Sudah hampir dua jam pesananku tak kunjung datang
Hampir amarahku meluap
Sebelum kusadari bahwa yang kupesan adalah secangkir harapan
Hari Ulang Tahun
Tidak ada yang istimewa
Bangun pagi, lalu menyeruput kopi sachet
Membalas satu-dua pesan WhatsApp
Tidak ada yang harus aku tunggu
Dan tidak perlu mengunggah sesuatu
Untuk apa orang lain tahu?
Beranjak pergi menuntaskan pekerjaan
Merayakan hari dengan semangkuk mie instan
rasa soto di warmindo langganan
Tiba di penghujung hari,
menyapa Tuhan dengan doa yang itu-itu saja
Gerimis Sepanjang Desember
Gerimis turun dari kedua matamu
Sedari pagi hingga pagi lagi
Membasuh seluruh ingatanmu
Tidak ada waktu mengeringkan luka-lukamu
Menyebabkan gelisah sepanjang hari
Hingga akhirnya banjir memenuhi pikiranmu sendiri
Kau pun tenggelam dalam kenangan
Dan hanyut terbawa dalam lamunan
Dia yang Tak Kunjung Berbahagia
Semalam dia bercerita,
tentang bunga layu dalam hatinya
Bunga itu hampir mati
Terinjak oleh kenangan
Kelopaknya kering sempurna
Dengan luka robek di sekujur tubuhnya
Sungguh aku ingin menolongnya
Tapi, bagaimana kah caranya?