Bermain-main transdisiplin.

Nduga dan Puisi-Puisi Lainnya

Amos Ursia

1 min read

Nduga

Mama Maria meringis menahan sakit

bayi Yesus lahir dalam honai sempit sesak

tangis sang kudus menggemakan gunung tengah

anak berlarian sambil berteriak

“ia telah lahir di Nduga, kabar baik!”

tangis bayi Yesus menggema hutan

beradu tangis sang kudus dengan deras hujan peluru

Mama Maria cemas, hujan peluru makin dekat!

tangis bayi Yesus tak berubah menjadi tawa

Juru Selamat tak sanggup berhenti menangis, bersama anak-anak yang ditinggal papa mama,

bersama istri yang ditinggal suami,

bersama papa mama yang ditinggal anak.

tangis bayi Yesus deras menguras mata

terhunus-Nya, tertembus-Nya

peluru ber peluru

terkulai-Nya pada simbah darah Mama Maria

Golgota lebih cepat datang di Nduga

 

Tiga Bait Malam Kudus

malam kudus

sunyi senyap

dunia tersedak

hanya dua berjaga terus

ayah bunda tak terurus

kapan datang terang?

kapan datang senang?

mari jemaat bangkit berdiri,

menyanyikan bait dua:

malam kudus

alam gelap

dunia mencekam

ayah bunda tetap tinggal terus

jaga anak yang maha kudus

kapan Engkau datang?

batal kah Kau datang?

mari jemaat duduk berdiri,

menyanyikan bait tiga:

malam kudus

tanpa nisan

bernama tak ada

kita jangan bertopeng terus

coba menegak kutus-kutus

tanpa Yesus Kristus

tanpa Rohul Kudus

 

Pohon Natal di Jalan Anyer Dalam

sang ibu duduk terbengong

ia ingin memberi hadiah natal pada sang anak

meski keluarganya tergusur, tapi sang anak tetap harus mendapat kado natal

sang ibu mendapat ilham

yaitu membangun pohon natal dari reruntuhan rumahnya

ia ingin memberi sang anak pelajaran

bahwa pohon dan hiasan natal hanya milik orang kaya, walau natal adalah milik semua

ia juga ingin sang anak mengerti bahwa natal bukanlah tentang pohon natal, melainkan tentang reruntuhan rumah yang diperindah

bukan dengan bintang natal

bukan dengan kelap kelip lampu

bukan dengan buah pinus emas

tapi dengan cinta-Nya pada sang anak

 

Selamat Natal & Tahun Baru

dalam sebuah iklan layanan masyarakat

Herodes tampil dengan istri dan anaknya

ketiganya berdandan rapih

memakai batik dan kebaya

“Iklan layanan masyarakat, scene 2, shot 1, take 1”

mereka melipat tangan lalu mengucap:

“Selamat natal dan tahun baru 2022 bagi umat Nasrani yang merayakan!”

“Cut! Terima kasih bapak dan ibu Herodes silahkan ke ruang ganti”

 

Kamis Putih

Yesus memasak nasi

lalu menanaknya sampai sedap

ditumisnya sayur tauge dengan tahu dari Cibuntu

daging sapi Ongole dimasaknya sampai empuk, menjadi semur yang harum di hadapan Allah Bapa

Ia membungkus daging, sayur toge tahu, dan nasi.

Ia memberkatinya lalu mengucapkan syukur

“Diberkatilah orang orang kelaparan di jalanan. Diberkatilah mereka yang kehausan dan diterpa angin malam.”

Ia bergegas membagikan tubuh-Nya kepada yang lapar. Memecahkan dan menyebarkannya kepada gelandangan

“Inilah tubuh-Ku. Makanlah agar kita manunggal. Kau dalam-Ku dan Aku dalammu.”

Amos Ursia
Amos Ursia Bermain-main transdisiplin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email