Mudik, Migrasi Akbar Umat Islam di Indonesia

Elis Nurhayati Hart

3 min read

Apakah Anda termasuk warga yang mudik masa liburan Lebaran tahun ini? Mudik bukan perkara remeh bagi bangsa Indonesia. Ia bukan sekadar penanda akhir bulan suci Ramadan yang ditutup dengan perayaan Idul Fitri, ia juga bukan sekadar libur panjang yang melibatkan orang seantero negeri. Mudik adalah tradisi unik yang menggambarkan karakteristik masyarakat di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Menurut guru bangsa kita, Abdurrahman “Gus Dur” Wahid, sebagaimana dikutip oleh putrinya Alissa Wahid, mudik menjadi salah satu bentuk pribumisasi Islam, di mana nilai-nilai Islami diekspresikan secara khas dalam konteks masyarakat yang menghidupinya. Bakti kepada orangtua dan para tetua, laku saling memaafkan dan mengikhlaskan, juga semangat menjaga persaudaraan dengan silaturahmi adalah nilai-nilai yang mengakar kuat dalam Islam, dan semua nilai ini menjadi motivasi tradisi mudik, atau bermigrasi ke udik, saat lebaran.

Tak heran, setiap tahun, jutaan orang memilih mudik walaupun harus bersusah-payah. Lelah macet sepanjang jalan tak peduli. Perburuan tiket pesawat terbang, kereta api, atau kapal ferry melalui aplikasi sejak jauh-jauh hari adalah keseruan yang ikhlas dijalani — dulu bahkan lebih apes karena harus melalui jasa calo atau uji kesaktian orang dalam. Harga tiket yang melambung tinggi, tetap tak menghalangi orang untuk membeli. Pokoknya mudik!

Tahun 2022 ini, pemudik diperkirakan mencapai 85 juta jiwa. Ini jumlah yang fantastis untuk sebuah proses mobilitas terbatas dalam jangka waktu pendek, hanya sekian hari. Ini dampak nyata dari dua tahun tanpa mudik akibat pandemi Covid-19.

Kini pandemi Covid-19 berangsur diperlakukan sebagai epidemi atau endemi — dianggap penyakit yang biasa terjadi di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu, seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD), bukan lagi kejadian wabah yang berjangkit serempak, meluas dan mematikan.

Pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah juga nyata meningkatkan gairah beraktivitas. Menjelang Ramadan, misalnya, banyak orang berziarah ke kubur leluhur. Selama Ramadan, orang juga kembali ramai berbuka puasa bersama.

Harus diakui, angka estimasi 85 juta pemudik sungguh fenomenal. Ini artinya, lebih dari sepertiga penduduk RI bermigrasi bareng laksana mamalia, burung, reptil, serangga, dan ikan yang juga melakukan migrasi secara berkelompok. Jika manusia modern menggunakan kendaraan, mereka melakukannya dengan organ tubuhnya sendiri: langkah kaki, kepakan sayap, juga koordinasi getaran insang dan sirip. Tujuan mereka menempuh perjalanan jarak jauh adalah mencari makan, berkembang biak, dan melarikan diri dari cuaca buruk.

Mudik umat manusia sendiri bertujuan untuk kembali mengikatkan diri dalam kekerabatan sebagai makhluk sosial, setelah sebulan lamanya berusaha meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Ilahi Robby, Sang Pencipta seluruh semesta.

Dalam perspektif tasawuf, perasaan dekat dengan Allah itu disebut dengan muraqabah, yang sesungguhnya merupakan esensi nilai-nilai ketakwaan yang menjadi tujuan puasa. Dalilnya berdasar pada QS Al Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Adapun dalam khazanah budaya Jawa ada istilah “sangkan paraning dumadi”. Sangkan paran berarti asal mula tujuan atau arah dan dumadi berarti kejadian atau yang terjadi. Seseorang harus berusaha menggapai kesadaran hidup dan menjawab pertanyaan filosofis: “Tujuanmu apa? Untuk apa/siapa? Mau ke mana?” Sedangkan mudik (menuju udik) atau pulang ke kampung halaman/desa, dari hilir (perantauan) kembali ke hulu (kampung halaman), memiliki berbagai motivasi yang menyertai para pemudik. Misalnya, rindu kampung halaman, sungkem orang tua, silaturahmi dengan saudara, nyekar anggota keluarga yang telah meninggal dunia, keinginan berbagi kebahagiaan dengan tetangga, atau bahkan dalih untuk sekadar reuni dengan kawan-kawan lama.

Mudik ini hampir sama dengan tradisi khas Indonesia lainnya seperti buka puasa bareng, sahur bareng, open house dan halal bihalal bareng, semuanya benar-benar otentik Nusantara, sama sekali tak mengacu pada tradisi Arab atau Timur Tengah, tempat kelahiran agama Islam, sekalipun demikian ritual ini tetap berbasiskan relijiusitas.

Tetap Aman

Sebelum melakukan perjalanan mudik, perlu diingat beberapa hal penting termasuk protokol kesehatan. Anjuran di sejumlah fasilitas umum untuk menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan harus tetap diterapkan secara disiplin.

Saya ingin berbagi beberapa tips yang bisa dilakukan saat melakukan perjalanan mudik di tengah kondisi pandemi yang mulai melonggar.

  1. Pastikan pengendara dalam kondisi prima

Sebelum melakukan perjalanan jauh atau mudik ke kampung halaman, pastikan dulu stamina dalam kondisi prima. Dalam tubuh yang sehat, ada sistem imun yang kuat, sehingga tidak mudah tertular virus. Anda bisa lakukan beberapa hal untuk menjaga kondisi badan tetap fit, di antaranya istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, jauhi dehidrasi dengan minum air putih, dan rutin berolahraga. Setelah dirasa tubuh Anda siap, baru aktivitas berkendara siap dilakukan. Selain kesehatan fisik, cek juga kondisi psikis.

Ketika berkendara dalam kondisi berpuasa dan menghadapi situasi perjalanan macet dan ruwet, cuaca ekstrem entah itu panas atau dingin, serta kondisi yang tak terprediksi lainnya, ketahanan mental ibaratnya harus sekuat baja. Jangan lupa berdo’a supaya tenang, berbekal obat-obatan pribadi sebagai antisipasi, bawa kelengkapan surat kendaraan, serta tarik dan simpan uang tunai secukupnya. Bersiaplah dengan banyak hal tak terduga sepanjang jalan, hingga ke tujuan.

Gunakan fitur kendaraan selama perjalanan sesuai dengan peruntukkan, seperti alat navigasi, sabuk pengaman, rem dan klakson secara bijak, serta selalu jaga jarak aman. Beristirahatlah maksimal 3 jam setelah berkendara, serta patuhi peraturan dan rambu lalu lintas. Tak perlu bersitegang dengan sesama pengendara dan pengguna jalan, ketika bersinggungan. Semua ingin selamat sampai ke tujuan secara cepat, tetap sehat, dan jika memungkinkan, dengan hati riang. Tak kalah penting, siapkan playlist asik supaya musik pengantar mudik terus mengalun. Dijamin mudik jadi lebih seru dan penuh kesan.

  1. Pastikan fisik kendaraan harus prima juga

Mudik pada umumnya dilakukan oleh masyarakat perkotaan ke daerah asalnya di sejumlah kota/desa di Indonesia. Biasanya jarak tempuh dari kota asal ke kota tujuan cukup jauh dan membutuhkan kondisi pengemudi dan kendaraan yang prima.

Salah satu hal yang wajib dilakukan adalah perawatan berkala di bengkel resmi agar kendaraan mobil atau motor dapat diperiksa oleh ahlinya — yang benar-benar mengerti, bukan yang akan mengelabui. Bengkel resmi akan bantu memastikan mesin dan seluruh komponen suku cadang Anda baik dan lengkap: apakah ban masih cukup tebal, tidak bocor dan tekanan angin sesuai dengan yang direkomendasikan, AC dingin, lampu-lampu menyala, sound system mantap jiwa, rem tetap cakram, kampas tidak aus dan tidak bocor, baterai sehat dan dapat menjalankan fungsinya sebagai penyimpan cadangan energi, sambungan kabel baik serta cukup cairan di dalamnya, radiator tak kotor, oli dalam jumlah tolerasi jarak penggantian pergi-pulang selama perjalanan mudik-balik, tak ada indikasi kebocoran atau pun overheating, dan seterusnya. Tidak lupa, perangkat darurat, seperti tool kit, kotak P3K, dongkrak dan ban serep, semua ada pada tempatnya dan dalam kondisi yang baik.

Satu lagi, mobil dan motor perlu dilengkapi dengan perlindungan asuransi kendaraan, karena kita tak pernah tahu kapan akan terjadi kecelakaan dan bentuk kemalangan lain sekalipun sudah berhati-hati.

Setelah semua OK, barulah kita let’s go.

Selamat menikmati perjalanan bersama keluarga, teman dan handai taulan. Selamat berkumpul dengan sanak keluarga dan kawan lama di kampung halaman. **

 

Elis Nurhayati

Pegiat Isu Keberlanjutan dan Sarjana Agama dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Elis Nurhayati Hart

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email