Menjelajahi Tubuh
Pagi menjelang siang, daki-dakiku yang sudah ada
sejak 32 tahun lalu dan itu terhitung sejak aku keluar
dari rahim ibu, mulai berkerja dengan suka rela.
Siang menjelang sore, kaki-kakiku yang sejak kecil
selalu sakit-sakitan dan jadi alasan apabila teman
mengajakku bermain, pulang tanpa disuruh.
Sore menjelang malam, mataku yang rabun sejak
sekolah menengah atas mulai tak bersahabat,
meski pikiranku sedang kencang-kencangnya
memikirkan hal yang sama sekali tidak penting,
seperti bagaimana jika aku bisa berbicara dengan angin.
Malam menjelang pagi, kepalaku masih saja tak mau
berhenti, meski setelah membaca 71 artikel ilmiah
tentang angin, ia menyimpulkan bahwa aku sama
sekali tidak punya bakat mengendalikan cuaca.
–
Orca untuk Kate
Lain kali jangan kau ungkit-ungkit lagi
bagaimana kita menyudahi masa muda;
ambisi yang selamanya tak pernah tercapai;
derita cinta dan kebodohan yang tak kunjung selesai.
Lain hari jangan pula kauingat-ingat kembali
bagaimana sukarnya hidup telah merenggut
kewarasan kita; keinginan yang semakin hari
semakin menyederhana, dan sesal yang seiring waktu begitu tabah menyala-nyala.
Kendati esok harapan terlalu purba,
kita toh masih harus percaya
bahwa baik ataupun buruk
—sekarang ataupun nanti—
kenangan adalah petaka
yang tak boleh jadi percuma.
–
Bagi Ibu, Hidup adalah Kemarin yang Tak Usai
Bagiku hidup mungkin adalah
petualangan yang masih panjang,
tapi bagi ibu, hidup adalah kemarin
yang tak usai, ketika jari-jari kecilku
belajar menggenggam, ketika aku
pertama kali merangkak atau tersenyum,
ketika aku belajar mencinta, atau hal-hal lainnya
yang membuatku mengenal air mata.
Bagi ibu, hidup adalah kemarin
yang tak kunjung usai.
–
Mori
Andai kata semua terjawab sudah
ke mana mimpi akan bermuara.
Usia tak akan terkuras
dengan percuma, dan nasib
seburuk apa pun pasti akan
dengan tabah kita terima.
–
Masuk Kanan Keluar Cicak
Seperti nasihat ibu, aku memang tak
pernah bernyali besar, meski saban hari
banyak hal yang bikin murka, atau
bikin mumet sampai mau copot kepala.
Dan di antara kebisingan hidup
yang angin-anginan, tak ada yang
lebih menjengkelkan dibanding
harap yang tak kesampaian.
*****
Editor: Moch Aldy MA