Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

Gresya Agustina

1 min read

Ibu memegang peranan penting dalam rumah tangga. Kenyamanan rumah amat bergantung para peran seorang ibu. Lalu, apa jadinya kalau seorang ibu bisa tega membunuh anaknya sendiri?

Masih segar di ingatan, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu muda kepada tiga anaknya yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Warganet beradu spekulasi tentang apa yang kiranya menjadi motifnya melakukan aksi nekatnya itu. Belakangan, pelaku mengaku bahwa dia membunuh anak-anaknya lantaran tak ingin mereka merasakan kesulitan hidup seperti yang ia alami.

Kasus ini sesungguhnya merupakan tamparan bagi siapapun yang kerap menyepelekan peran ibu dalam menjaga keseimbangan rumah tangga. Menjadi seorang ibu bukan tugas mudah, terlebih jika harus mengasuh anak-anak seorang diri di tengah impitan persoalan-persoalan hidup yang seakan tak ada habisnya.

Dalam kasus tersebut, pandemi memang membuat kondisi keuangan keluarganya memburuk. Ia terpaksa pulang kampung ke rumah keluarga suaminya dan tak lagi punya pemasukan dari usaha salon kecantikan yang ia rintis di kota. Sehari-hari, si ibu harus mendengar cibiran dari keluarga dan tetangga hingga ia merasa tertekan.

Tidak ada ruang berbagi bagi si ibu dalam melewati situasi sepelik itu. Suaminya tetap di kota untuk bekerja, tetapi jarang mengirim uang ke kampung. Para tetangga mengenal si ibu sebagai pribadi yang pendiam. Di balik diamnya itu, bukan tidak mungkin si ibu dipaksa atau terpaksa terlihat baik-baik saja dan menutupi semua tekanan yang merongrong kesehatan mentalnya.

Ibarat bom waktu, saat segala kesulitan itu sudah tak tertanggungkan lagi, dia terdorong melakukan hal-hal di luar nalar yang membahayakan bukan hanya dirinya sendiri tetapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Sulitnya ekonomi menjadi alasan bagi seorang ibu membunuh anaknya? Hal tersebut memang tak masuk akal sama sekali. Namun, nyatanya hal itu terjadi juga. Bagaimana bisa ada orang yang memandang bahwa membunuh adalah jalan keluar dari persoalan ekonomi? Saya tidak tahu pasti apakah faktor ekonomi adalah alasan utama atau dominan bagi seseorang untuk merenggut nyawa orang lain, tetapi jelas keputusan itu amat berkaitan dengan proses pengelolaan stres yang buruk.

Gangguan jiwa adalah salah satu faktor pemicu terjadinya tindak filisida, yakni tindakan orangtua membunuh anak mereka sendiri secara sengaja. Dalam konteks ini, sebagai orangtua, ibu adalah sosok yang paling rentan mengalami gangguan kejiwaan karena stres dalam mengurus rumah tangga.

Stres merupakan kondisi ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi tekanan mental atau emosional yang dialaminya. Agar tidak stres, penting bagi orang yang menikah untuk menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan, menjaga kekompakan, berbagi tugas dalam mengurus rumah tangga, dan saling terbuka tentang persoalan masing-masing sebagai individu.

Ibu rumah tangga rentan mengalami stres, atau bahkan depresi, jika tidak memiliki manajemen stres yang baik. Amarah, keputusasaan, dan kekesalan yang dipendam sendirian bisa sewaktu-waktu meledak dan memperburuk kesehatan mental. Keberadaannya membuat kita menjadi sering berhalusinasi dan melahirkan pikiran-pikiran jahat, bahkan melakukan hal-hal buruk yang ada di luar kendali kita.

Sebagai manusia, kita memang tidak dapat hidup sendiri. Kita saling membutuhkan satu sama lain, demikian juga dalam menghadapi pergumulan hidup yang tiada habisnya. Jadi, jangan takut bersikap jujur dan meminta pertolongan jika hal itu dapat membantu menghindarkan diri kita dari akumulasi perasaan tertekan yang bisa memicu depresi.

Para calon orangtua harus memiliki kesiapan dan kematangan dalam perencanaan pernikahan, baik itu dari segi finansial maupun mental. Keduanya juga harus sudah sembuh dan berdamai dengan luka di masa lalu, agar mampu menciptakan support system dalam membangun rumah tangga.

 

Editor: Emma Amelia

Gresya Agustina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email