Cuman mahasiswa kimia gabut yang suka sastra

Menertawai Ironi dan Puisi Lainnya

Mohammad Indar Malik Ibrahim

1 min read

Nenek-Nenek

Nenekku
Orang paling cerewet di keluarga
Menyuruhku untuk rajin menanam tanaman
Katanya baik untuk alam sekitar
Ternyata nenekku pecinta lingkungan

Nenek temanku
Orang paling cerewet juga di keluarganya
Menyuruh temanku memakan kukusan
Katanya baik untuk kesehatan
Ternyata neneknya temanku pecinta gaya hidup sehat;

Namanya juga nenek-nenek.

Menertawai Ironi

Aku memiliki satu teman
Dia selalu meledekku
Katanya dia, aku tak punya masa depan

Begitu lulus, ia dapat kerja di perusahaan ternama
Ia semakin meledekku
Berkata bahwa aku tidak akan bisa mencapai levelnya

Suatu hari aku menemukannya di jalanan
Motor kreditannya ternyata mogok
Aku menurunkan kaca mobilku dan menawarkannya tumpangan
Mata temanku berkaca-kaca
Sepanjang jalan ia meminta maaf dan mengaku bersalah kepadaku
Akupun menjawab tidak masalah

Sesampainya di tempat tujuan
Ia mengucapkan terima kasih dan menyesal telah meledekku
Aku tersenyum

Pada saat ia ingin membuka pintu mobilku, aku meraih dan memegang tangannya
Dia membalas dengan berjabat tangan
Akupun juga antusias berjabat tangan
Seraya berkata:
“Argonya 28 ribu.”

Pekerjaan yang Diremehkan

Saya sedang menulis
Kemudian, tiba-tiba
Mereka berkata,
jadi penulis tak memiliki jaminan
Mereka berkata,
penulis tak punya masa depan

Saya marah dan lantang berkata:
“Kata siapa? Raditya Dika kan sukses.”

Semuanya diam

Lalu teman saya yang sukses berkata:
“Kan Raditya Dika, bukan kamu.”

Saya ikut diam

Dan melanjutkan tulisan
Tentang ketidaksuksesan.

Bertanya

Suatu hari temanku bertanya
Mengapa manusia selalu membuat hal yang bercanda jadi serius
dan membuat hal yang serius jadi bahan bercanda

Aku menjawab: “Yo ndak tau kok tanya saya.”
Dia mengamuk
“Aku nanya serius. Kamu malah jawab bercanda.”

Sejenak kami diam.
Lalu pergi dan tak saling menyapa
lagi.

Mengeluh

Saat jam makan siang
Temanku makan sembari
Berselancar di sosmed
Awalnya ia berwajah ceria
Lama-lama suntuk
Dan ia menaruh kembali ponselnya

“Heran sama manusia sekarang. Mengeluh kok di sosmed?”

“Aku juga heran sama manusia sekarang. Mengeluh kok di jam makan siang?”

???

Mohammad Indar Malik Ibrahim
Mohammad Indar Malik Ibrahim Cuman mahasiswa kimia gabut yang suka sastra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email