Panggil Ken aja

Membunuh Sepi dengan Boneka Arwah

kenraras vadma

2 min read

Memelihara boneka arwah sedang jadi tren. Gangguan kejiwaan atau sekadar sensasi?

Pembicaraan tentang boneka arwah atau spirit doll mulai ramai akhir Desember lalu sejak perancang busana, Ivan Gunawan (Igun), membawa boneka bayi yang ia asuh dan dianggap anak sendiri ke acara reality show yang ditayangkan sebuah stasiun televisi. Igun memperkenalkan boneka itu sebagai anak yang baru ia adopsi. Ia pun memberi nama pada dua boneka tersebut, Miracle dan Marvel. Igun bahkan mengatakan ‘anak’nya nanti akan mendapatkan warisan dari kekayaannya. Kabar Igun mengadopsi anak yang tak lain adalah boneka arwah menjadi berita di banyak media dan menjadi pembicaraan netizen hingga menjadi trending topic di Youtube dan Twitter.

Igun bukan satu-satunya tokoh publik yang memelihara boneka arwah. Beberapa selebritis di Indonesia yang juga memelihara spirit doll yakni Soimah, Ruben Onsu, Celine Evangelista, serta Roy Kiyoshi dan Furi Harun yang sudah lebih dulu mengoleksi banyak boneka menyeramkan.

Orang dewasa bermain dan mengoleksi boneka sebenarnya bukan hal yang aneh. Menurut survey yang dilakukan Travelodge di Inggris, mereka menyebarkan 75 ribu macam jenis boneka di 450 hotel di Inggris Raya, dan ketika ditelusuri lagi, orang yang menyimpan boneka itu bukanlah anak-anak melainkan dewasa dengan persentase 25% dimiliki laki-laki dewasa untuk teman berpergian, 51% dimiliki orang dewasa hanya untuk disimpan karena teringat masa kecil mereka, kemudian sisanya dimiliki oleh para dewasa untuk dijadikan teman curhat, teman bermain, dan dianggap sahabat dekat.

Psikolog Joseph Burgon dalam artikelnya “No Shame in Adult Comfort Doll” di Psychology Today mengungkapkan bahwa bermain boneka memanglah hal yang biasa dilakukan anak-anak, namun bila orang dewasa bermain boneka bukanlah sesuatu yang salah. Menurutnya, memiliki boneka untuk dijadikan teman bermain maupun teman curhat bisa mengurangi anxiety maupun rasa kesepian baik itu dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Ketika orang-orang dewasa bermain boneka, baik itu boneka arwah maupun boneka apa pun, dampak paling nyata adalah mengurangi rasa sepi. Seperti ada sugesti dalam pikiran mereka bahwa boneka itu mengerti dan memahami mereka.  Bermain boneka adalah ekspresi dan cara orang-orang dewasa itu untuk melakukan hal yang menyenangkan, mendatangkan kepuasan, serta melepas stress.

Hal yang sama terjadi pada mereka yang memelihara spirit doll. Bagi Igun, dua boneka yang dia anggap anak itu adalah “mainan baru”. Seperti halnya anak kecil yang suka bermain boneka atau bermain “mamah-mamahan”, hal tersebut bisa meringankan kejenuhan. Beberapa orang yang juga memiliki spirit doll melalui komentar instagram Furi Harun juga mengakui bahwa memiliki boneka arwah membantu mereka mengurangi stress, menambah rezeki, serta menambah percaya diri. Apa pun itu, sejatinya mereka sedang main-main untuk menyenangkan diri, membuat diri puas, serta melepas rasa kesepian dan stress.

Bermain Arwah

Klaim bahwa arwah  dari bayi yang sudah meninggal dimasukan dalam boneka hakikatnya adalah bagian dari variasi dari “permainan”. Masalah bahaya, tidak baik, maupun tidak pantas sejatinya tergantung bagaimana orang itu bermain. Yang terlihat adalah para pemilik spirit doll itu sedang main-main saja, tidak benar-benar mengurus bayi atau anak manusia.

Urusan arwah yang ada di bayi itu hanyalah ciri khas dari permainan boneka itu. Toh juga dari dulu di Indonesia sudah banyak permainan dengan medium boneka arwah yang biasa kita kenal sebagai Jelangkung maupun Nini Towok. Perasaan lebih bahagia, puas, dan percaya diri karena memelihara spirit doll lagi-lagi karena spekulasi pikiran pemilik boneka itu sendiri.

Mereka yang bermain boneka arwah juga tidak bisa dikatakan sedang berhalusinasi, stress, atau pun gila sebagaimana tuduhan sementara orang karena parameter seseorang dikatakan memiliki gangguan jiwa tidak hanya secetek bermain boneka arwah. Jauh  dari alasan kejiwaan, jangan-jangan mereka yang memamerkan mempunyai boneka arwah kepada publik hanya untuk mencari sensasi atau untuk membuat konten biar bisa viral atau ikutan tren.

Jadi bila ada orang yang bermain boneka arwah, pikirkan saja dua hal ini: dia benar sedang kesepian atau hanya strategi untuk bisa kelihatan berbeda dan ingin viral.

kenraras vadma
kenraras vadma Panggil Ken aja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email