Melihat Puisi Menjadi Salon dan Puisi Lainnya

Muhammad Akmal Firmansyah

1 min read

Melihat Puisi Menjadi Salon

merangkai kata di sosial media
sedang kurator sastra tertawa saja
: yang sublim kok hanya senja

menghias prosa
termotivasi penyanyi susastra
: kok kesal cuman pada jarak

dan penyair-penyair baru
sudah sejak lama
saling lempar kata
mereproduksi makna
ke tong sampah
alam maya.

(2022)

Membunuh Kegeniusan

Jobs dan Gates rancang teknologi
Dan, kita adalah Einstein mungil
yang dipaksa tunduk pada
pohon-pohon bilangan nihil
yang sudah besar terjebak
dalam algoritma-algoritma
terlena oleh keasikan duniawi

adu gengsi terus terjadi
yang ingin pelajari murni hati
tak ada lagi hanya dalam
kegentingan ingat Tuhan
dan di ruang-ruang kemewahan
Tuhan kalah ruang dari uang
tak ada Mozart kecil
lingkungan tak inginkan kau
menjadi Beethoven
peduli setan penulis
pianis, atau komposer
hidup poser!

lebih jauh lagi,
cerita para penuntut ilmu
dan ulama yang tawadu
pun hilang
semenjak narasi agama
menjadi pop kalcer

semenjak agama
menjadi kompromis
pada berhala baru
pada kuasa-kuasa kecil
yang kian mudah menggelincir

: bukankah kita hidup hanya untuk
kepentingan gerbong sendiri-sendiri?

sedang orang miskin masih
jadi hiburan, menjadi komoditas
yang terus-menerus diobjektifikasi
kita tak pernah jadi apa-apa
berdebat kosong di kehampaan
kita yang selalu membunuh kegeniusan
terjebak pada narsistik dan kepopuleran

aku hanya ingin bersamamu
sayang, biarkan zaman edan
seperti petuah-petuah
Ronggowarsito berjalan.

(2022)

Hikayat Depresi

Ayah di-PHK
di bangsal bayi
tak bisa dijemput
kesehatan dijegal
administrasi

Ibu tak ada beras
untuk dinanak
dan adik putus sekolah
kakak tak bisa kuliah

di sebuah arsipelago
duaratusribu pemuda
memilih mengontrak rumah
sebab asap dapur telah merenggut
kebebasan finansial yang entah

(2022)

Mana di Mana Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

sedang sibuk sertifikasi
hahahaha

(2022)

Apa Arti Perguruan Tinggi?

jika hanya melulu perihal
akhiri tugas akhir dengan selfie
dan unggah: congrats ya bestie!

atau bernostalgia
akitivisme, isme, isme
dan mengkaderisasi

atau mengudud-mengopi
atau ikuti kkn dan langsung
merasa paling yoi
paling mengabdi
mahasiswa si paling maha

kampus ada untuk
hahahihi sampai mampus
sampai ilmu bisa dibeli
gelar bisa dijoki
dan kenangan
bisa dibagi-dibagi.

(2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Akmal Firmansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email