Setiap lima tahun sekali kebijakan pendidikan kita selalu berubah-ubah. Tiap kali pergantian menteri pendidikan, tiap kali itu pula kebijakan dan tetek bengek pendidikan kita selalu dibongkar pasang. Hal tersebut tentu membingungkan sekaligus melahirkan banyak polemik.
Sebagian di antara kita meyakini bahwa pendidikan akan terus membaik seiring dengan berjalannya waktu. Namun, sebagian yang lain beranggapan bahwa upaya perbaikan pendidikan kita amat sulit atau mustahil untuk diwujudkan.
Masalah seperti inilah yang barangkali hendak dijawab oleh Umar melalui bukunya yang berjudul Madrasah Hebat Bermartabat: Diorama Pergulatan Madrasah di Desa dan Kota (2021). Kita tahu bahwa anggapan kaum pesimis atas pendidikan kita bukan tanpa alasan. Namun, dengan hadirnya buku ini setidaknya sikap pesimis itu akan terkikis dan dapat berubah menjadi optimis.
Sejatinya, buku ini merupakan hasil catatan, refleksi, dan renungan penulis selama bertugas dan berkecimpung di dunia pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan madrasah pada rentang 2015-2019. Umar tentu paham betul seluk beluk pendidikan di Indonesia. Sebab, ia adalah Direktur KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia (2017-2021).
Revolusi Madrasah
Umar adalah orang pertama yang menggaungkan “Madrasah Hebat Bermartabat”. Menurutnya, “merevolusi” madrasah agar menjadi hebat dan bermartabat tentu bukanlah perkerjaan mudah, diperlukan berbagai usaha, dukungan, terobosan, dan inovasi sehingga dapat melahirkan generasi yang unggul, humanis, dan berdaya saing. Untuk itu, agar “Madrasah Hebat Bermartabat” tidak dianggap sekadar simbol dan pajangan, maka buku ini ditulis sebagai sebuah kesaksian yang didokumentasikan.
Bagi Umar, lembaga pendidikan punya kewajiban untuk melaksanakan proses pembelajaran yang mampu melahirkan generasi sesuai kebutuhan masyarakat dan seirama dengan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, berbagai ikhtiar pun mesti dilakukan. Mulai dari membuat desain kurikulum yang tepat, teknik penyajian materi, metode yang sesuai, serta dukungan fasilitas yang memadai sehingga dapat meningkatkan hasil belajar anak didik.
Dengan membaca buku ini, kita akan tahu betapa banyak sekolah di Indonesia, khususnya madrasah, yang luput dari perhatian banyak orang. Ternyata, kita memiliki banyak madrasah unggulan yang tersebar di antero Nusantara. Banyak sekali madrasah yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas, mempunyai kompetensi, dan mampu berkompetisi baik dari segi keilmuan, karakter, dan kepribadian.
Hal ini tentu saja merupakan kabar gembira bagi masyarakat dan pendidikan Indonesia. Kabar baik tersebut tentu dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat. Meski masih membutuhkan perjuangan panjang, ini menjadi bukti bahwa masih ada harapan untuk pendidikan dan masa depan bangsa Indonesia.
Potret Madrasah Hebat Bermartabat
Di Malang, tepatanya di Jalan Mongonsidi 2, Kecamatan Lawang, terdapat madrasah independen yang cukup moncer dan visioner. Madrasah itu bernama Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ar-Roihan. Pada mulanya, tahun 2008, madrasah ini berdiri di sebuah rumah tinggal sederhana di Jalan Mayor Abdullah 248, Lawang. Waktu itu, peserta didiknya hanya terdiri dari 30 anak, dengan jumlah guru sebanyak 30 orang. Kini, kondisi MIT Ar-Roihan sudah jauh berbeda. Tempat itu menjelma menjadi madrasah favorit yang diminati masyarakat luas.
Madrasah yang menerapkan pembelajaran tematik ini, tentu tidak tiba-tiba menjadi madrasah unggulan. Dalam perjalananya, MIT Ar-Roihan melalui dinamika dan aral terjal yang tidak mudah. Misalnya, tak sedikit orang tua yang anaknya berkebutuhan khusus mendaftarkan anak mereka ke MIT Ar-Roihan.
Baca juga:
Tentu saja bukan perkara mudah untuk menerima para murid berkebutuhan khusus. Sebab, MIT Ar-Roihan pada awalnya bukanlah sekolah yang dirancang sebagai sekolah luar biasa, melainkan sebagai sekolah reguler. Alih-alih menolak peserta didik berkebutuhan khusus karena tak ada desain khusus dan fasilitas, para guru dan pengelola MIT Ar-Roihan justru menyambutnya dengan hangat.
Bagi MIT Ar-Roihan, hak pendidikan layak bukanlah milik mereka yang mampu bersekolah seperti pada umumnya, tetapi juga milik mereka yang memiliki hambatan untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya. Hak inilah yang diperjuangkan oleh MIT Ar-Roihan, agar anak yang berkebutuhan khusus mampu mendapatkan layanan pendidikan sesuai kebutuhan mereka secara maksimal.
Sistem perekrutan siswa di MIT Ar-Roihan pun berbeda dari sekolah pada umumnya. Jika sekolah lain menyaring siswa baru dengan serangkaian tes guna mendapatkan siswa yang dianggap berprestasi dan berpotensi, MIT Ar-Roihan tidak menerapkan hal semacam itu. Semua anak yang mendaftar ke MIT Ar-Roihan dengan berbagai macam latar dan kondisi akan otomatis diterima dengan tangan terbuka.
Pentingnya Sekolah Inklusif
Iwan Pranoto dalam buku Kasmaran Berilmu Pengetahuan (2019) menjelaskan, institusi pendidikan yang muridnya berasal dari beragam strata sosial, suku, ras, dan budaya memiliki banyak dampak positif, seperti meningkatkan kepekaan sosial dan capaian akademik individu pelajar, sebagaimana yang telah dilaporkan oleh James S. Coleman dalam Coleman Report pada tahun 1966.
Benar saja, tak sedikit siswa berkebutuhan khusus di MIT Ar-Roihan yang menggondol banyak prestasi, seperti Elfadilah (12) dan Tanaya (10) yang berhasil menembus babak final dalam Kompetisi Robotik Madrasah 2019 di Surabaya. Ada juga Raditya Ilham, peraih medali perunggu pada International Math and Science Olympiad (IMSO) di Singapura pada tahun 2016, dan medali perunggu pada SEAMO Singapore pada tahun 2019, dan banyak juga prestasi-prestasi yang lain.
Kini, MIT Ar-Roihan menjadi madrasah inklusif rujukan nasional. Kerap kali MIT Ar-Roihan dikunjungi banyak institusi pendidikan guna melihat dan mempelajari konsep pendidikan yang diterapkan madrasah tersebut.
Selain MIT Ar-Roihan yang diceritakan dalam buku ini, terdapat 15 madrasah lain yang tidak kalah hebat dan unik. Semua memiliki ciri khas masing-masing, seperti MTs Yanbu’ul Qur’an Kudus, MTsN 1 Tangerang Selatan, MTsN 1 Kota Gorontalo, MAN Insan Cendekia Serpong, MA TechnoNatura Depok, MAN Insan Cendekia Gorontalo, MAN 2 Kudus, MAN 2 Malang, MAN 2 Pekanbaru, MAN 1 Pekanbaru, MTsN 1 Kota Malang, MAN IC Tanah Laut, MAN 1 Jembrana, MAN Ende, dan MAN 1 Jember.
Dengan membaca buku ini, kita akan tahu berbagai macam model, metode, kurikulum, kebijakan, dan kekhasan madrasah-madrasah hebat di penjuru Tanah Air. Dengan begitu, kita bisa meniru atau menjadikannya role model. Tidak hanya itu, membaca buku ini juga semakin memantapkan para pengelola madrasah untuk paham bahwa setiap madrasah, baik di desa maupun di kota memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi madrasah hebat dan bermartabat.
Editor: Prihandini N