Riwayat Sabun
Sabun baru yang lugu.
Sudah hampir 30 hari.
Dan ketika namamu kembali tegak,
bercokol dalam kepalaku yang
pernah lantak.
Sang sabun kandas
dalam penghabisan,
tubuhnya berlubang.
(2023)
–
Mata dan Anjing
sore yang biasa. sepasang mata cantik bertengger di hangat temaram.
lewat petang. mata-mata itu masih bergeming, berkelindan di antara mayat-mayat penunggang kereta, mayat tanpa kepala (masih tertinggal di meja kerja, semoga saja mereka tak lupa).
sementara, si mata masih sibuk bekerja: melihat satu persatu. menghitung orang demi
orang. meter per meter sepanjang jalan. ketelitian yang selalu saja menakjubkan.
dan aku? hanya seekor anjing yang menyalak pada barang-barang ganjil, perkara-perkara sukar yang susah dinalar, hal-hal luput yang saling bertaut.
hantu dan tuhan adalah soal susunan kata.
(2023)
–
Seberapa Dekat
Kita pelupa yang rabun,
tubuh-tubuh rapuh.
Setiap tarikan nafas
berada di bibir jurang.
Dan di lubuk, jauh di kedalaman itu
kita sama-sama tahu:
Jarak seringkali kabur
dari kamus bahasa kematian,
serupa Tuhan yang, mahakabur.
Dan, ya…
meski seringnya kita yang rabun.
(2023)
–
Pernahkah?
Pernahkah kamu menjadi
tetiba terasing?
Orang-orang tak dikenal.
Tempat-tempat di antah berantah.
Dan kau sendirian, berkelahi
dengan waktu di belakang
dan depanmu.
Kau terimpit di tengah, atau
terpojokkan di sudut ruang.
Sepi yang datang entah
dari mana.
Suara hening yang
menyiksa.
Dan kamu terlempar
ke luar ruangan.
Si asing kembali kepada
dirinya yang asing,
pada akhirnya. Di genggamnya
cuman tersisa cermin.
(2023)
–
STRIKE!!!
Satu nyawa lagi melayang.
Barangkali pandemi macam ini adalah musim terbaik buat memancing
bagi Izrail.
(Juni, 2021)
*****
Editor: Moch Aldy MA