Edelweis dan Cinta yang Tak Bisa
/1/
bunga edelweis itu telah merekah.
aku bisa membayangkannya sebagainya
—ketika cukup waktu sepuluh tahun, niatnya menjanjikan mekarnya—
diam-diam, itu karena ia telah terlanjur jatuh cinta.
/2/
kemarin hujan runcing-runcing menusuk kepala.
besok tak berujung—angin mempermainkan dingin.
dan saat menghadapi matahari—tengkoraknya retak; panas pun menetes-netes ke otak.
/3/
waktu musim hujan telah berakhir.
terlihat beberapa serangga sering mengunjunginya
edelweis suka ngantuk atau selalu tampak sibuk
dan selalu diam saja kalau ditanya
entah kenapa—hanya Tuhan yang tahu dia jadi begitu.
/4/
di alun-alun Suryakencana terbentang
hamparan rumput dengan lumut
pekarangan angin tuli, langit buta
dan kelopak edelweis yang tak bisa bicara
—ada yang diam-diam membacanya.
/5/
(sunyi tak pernah suka berkata
tapi pahamnya, ia seperti luka)
(2021)
–
Cantik Itu Luka
:dari judul novel Eka Kurniawan
puan, bila keindahan
terletak pada penglihatan coba kaukatakan
apa yang terlihat dari wajah yang kulukiskan?
puan, biar kukatakan
lukisanku itu mengikuti jejak wajahmu
kubuat duka, kugoreskan luka
kuberi cacat di pipi merona.
lara yang haus akan warna
menodainya dengan darah.
sebagaimana kau tebas hinaan tiap mulutnya
sebagaimana kau tebus cantik setiap harinya
dengan merawatnya, kecantikanmu itu: luka.
(2020)
–
Hatiku Seekor Ikan
“My heart will
never be your home”
-Oasis – Stand By Me
/1/
hatiku adalah seekor ikan
melayang terbang di lautan
dan alangkah terkejutnya
aku begitu ditangkap nelayan
/2/
di selembar pasar.
sekejap saja hatiku dipenjara
—entah salah apa, tiba-tiba
dikurung di kantong plastik.
/3/
ada seorang gadis kecil gembira
untuk kali pertamanya melihatku di sana
ayah, bolehkah kupelihara yang ini satu?
katanya kepada ayahnya pada suatu hari.
/4/
tidak ada yang pernah mengatakan kepadaku
seperti apa sebenarnya hubunganku dengan gadis kecil itu. yang ada hanya aku di dalam vas kaca bulat di kamarnya, dirawat dan dijaganya dari waktu ke waktu.
/5/
air di dalam vas ini tanpa lumut, ya, air tanpa lumut!
aku merasa gamang di sini—karena gadis itu terlalu
mengultuskan diriku. walaupun ada daun layu terbang
di atasku yang cukup melindungiku dari sinar matahari
yang datang lewat jendela. tetap saja, air tanpa lumut membuatku merasa ini bukan tempat untuk dihuni.
/6/
mungkin, kalau aku tidak pernah merasakan godaan
umpan yang dikaitkan di ujung pancing nelayan, aku
masih bersenyawa bebas diri ke sana ke mari. atau
mungkin, dengan seperti ini aku terbebas dari mara bahanya samudera. tapi mungkin, aku tidak akan pernah bisa memahami betapa aku sangat dimanja gadis kecil ini.
/7/
pasalnya, hatiku seekor ikan
yang tak pernah melihat
seberapa luasnya lautan.
(2022)
–
Masa Awal dan Asal Muasal Ketiadaan
/1/
ternyata memang ada
ketiadaan itu —
asalnya kita
tak berumah di sini
dan awalnya
tak ada apapun sama
sekali. sebelum ruang,
zat, dan energi terkandung
dalam sesuatu
yang berukuran lebih kecil
daripada tanda titik
yang mengakhiri
kalimat ini.
/2/
ini sebuah awal
muara. isbat suhunya
sangat panas. lantas
sabdanya jelas bahwa
dasar alam semesta
masih menyatu.
laksana ledakan besar
jagat raya yang kita
tahu——boom..!
seakan begitu saja
sekedip mata.
/3/
teka-teki
demi tebakan
telah disodorkan.
ditulis dengan misteri
lalu dililitkan tali keyakinan
di antara tiang-tiang satelit
yang melanglang buana
menuju luar angkasa;
seperti yang pernah kita dengar
—betapa takjubnya
para ilmuwan di laboratorium
pada jaman itu ketika mereka
berhasil mendobrak
pintu sejarah singkat
alam semesta;
—terekam material dan energi
melengkungkan ruang dan waktu—
di waktu yang merata
adam lahir dari tanah
yang kering
yang busuk
baunya menjadi
lengkap dengan
segala anggota
badannya.
/4/
telah terbuat yang besar itu kecil
dan waktu satu detik pun berlalu.
/5/
seluruh alam semesta
telah tumbuh
selebar beberapa
tahun cahaya.
dengan suhu satu
miliar derajat
yang masih dimasak
warna namun masih
saling menabrak selagi
berinteraksi.
/6/
sampai ketika
kebebasan itu
berakhir mendadak.
sampai suhu alam
semesta turun
tiga ribu derajat
kelvin—sangkala
diambilnya tulang rusuk
adam dan hawa
pun diciptakan.
/7/
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”
/8/
dalam laut cair yang kaya
akan zat, dan melalui mekanisme
yang belum dipahami.
jadilah bumi. sementara
komet dan asteroid
nyasar jadi sebuah
bencana kepunahan
dinosaurus besar.
/9/
satu menit pun berlalu sejak permulaan.
/10/
meski seringkali
diperingatkan. tetapi
betapa rapuhnya
manusia akan
kesalahan? dan pelajaran
senantiasa memberinya
kehidupan.
/11/
konon jangan sekali-
kalinya pula senewen
dengan gerangan yang
menghabiskan kalimat
hidup ini. sebagaimana
pernah kita janjikan
ketika masih dalam
rahim ibu
(2022)