Manuskrip Kematian

Khoirul Anam

1 min read

Manuskrip Kematian

Untuk Reza Nufa

 

i/

aku berlindung dari godaan

waktu yang mengultuskan angka-angka kematian

sebagai roh kudus

 

ii/

aku berlidung dari godaan

tanya seseorang, mengenai ihwal

kemerdekaanku sebagai pejalan

yang melangkah sangat pelan

dengan telapak kaki berdarah

 

menuju kekalahan lain

setelah menjadi pesakitan dari masalalu

 

iii/

aku berlindung dari godaan

semua kabar burung yang terbang jauh

melampaui garis takdir

 

menjelma

wahyu-wahyu

 

iv/

aku berlindung dari godaan

viral yang ditasbihkan sebagai

tuhan masa depan, hingga

hamba sahaya menjadi

budak ketakutan

 

v/

aku berlindung dari godaan

tuhan yang gentayangan,

kepada yang esa

 

sebelum kematian ini.

 

 

Cabean, Oktober 2021

 

Manuskrip Kesunyian

aku membaca kitab suci sebagaimana ibu

mengajariku sejak kecil, di surau peninggalan kakek

terbata-bata aku memamah bahasa

yang kelak dikenal sebagai puisi

 

bibirku kelu

pecah dan kering

seperti disiram hujan satu tahun sekali

 

hingga pada suatu hari

ibu mengantarku menuju kepergian lain

melepasku dengan langkah kaki yang lupa akan daratan

 

tetiba saja, dari jauh ibu memanggilku, lalu berbisik

“sebelum langkah pertama dimulai

tanda tanya sudah menjelma

air mata sebagai mukadimah”

 

suara ibu persis senar kesunyian,

telingaku mendadak tuli seketika.

 

Cabean, Agustus 2021

 

Tanggal Merah

dari sisa sepenggal malam

langit menabuh genderang kesedihan

 

di pinggir rel kereta api

rumah yang pantas dibilang saung

tidak memiliki kehidupan, sunyi

terkadang menjelma riuh yang berantakan

 

bulan terbelah menjadi dua bagian

jatuh tepat di dahi dua orangtua

yang tertidur pulas

setelah seharian hidup belajar mengeja

 

sedangkan gadis kecil dengan aroma melati di tubuhnya

sedari tadi bersikeras

mencoret angka-angka di kalender

dengan darah

 

dari jari telunjuknya sendiri

 

Sidoarjo, Maret 2021

 

Bahasa Tubuh

Sebelum dini hari

tuhan mendengungkan suaranya

di telingaku, pelan sekali

 

sekilat kedipan mata

aku menjelma utusan yang

bertugas menyampaikan wahyu-wahyu;

melindungimu adalah wajib, dan menjaga titipan

sang waktu yang lupa aku taruh

di saku baju bagian mana

 

maka hanya kepadamu, kekasih

janji ini aku tuang ke dalam cangkir takdirmu

 

bersedialah menjadi bacaan sebelum tidurku

karena pada tubuhmu, terdapat kata-kata

asing yang sulit aku terjemahkan

ke dalam bahasa ibu

 

percayalah, tuhan pernah

membisikkan perihal dirimu sebelum aku tertidur

 

Sampang, Februari 2021

 

Kutub

Untuk Alm. KH. Zainal Arifin Thoha

 

sejak seratus tahun lalu dunia ini dilipat

tetiba saja aku buta huruf dari kamus

kata-kata telah dijajah

dan pelakunya entah siapa

 

Cabean, Oktober 2021

Khoirul Anam

One Reply to “Manuskrip Kematian”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email