Sembilan Belas
jauh sebelum bertudung letih
kita hanyalah sebatas bocah kecil
yang bersih, dari hitamnya tinta
yang terbebas, dari ruwetnya dunia
saat tangis mengetuk mata
akan ada peluk yang terbuka
direngkuhnya tubuh mungil kita
dihapusnya air yang menggumpal
memenuhi dua per tiga bantal
sampai waktu beralih jadi dewasa
kita berpijak di atas wajah bumi
berdesak-desakan berdiri serupa
rantau yang teriak ingin pulang
dari fajar terbentang
kita melahap yang diperlukan
memaksakan-melesapkannya
di kepala, di dada sebelah kiri
menyimpannya dengan rapi
untuk masa yang diangankan
dan masa yang mungkin
tak akan pernah ada
: belum sampai pada epilog
kelelahan itu sudah memeluk kita
(Depok, 2022)
–
Jeda
bukankah terlihat?
di setiap sudut
ada ribuan mata
yang memandang kita
dengan penuh harap
harap yang berat
dan kita dibuat
terus-menerus
mengeja penat
terjaga setiap malam
sepanjang malam
bersama bulan
dan bisikan angin malam
sampai tiba saatnya
tangan-waktu
menepuk kita
yang mulai goyah
dan merasa payah
dibisikkannya sebuah pesan:
“kau tak perlu terburu-buru …
untuk berbinar seperti purnama,
ataupun bersinar semegah baskara
… biarkanlah waktu bekerja …
tumbuh hanyalah perkara bahasa
yang perlu tanda koma, perlu jeda.”
(Depok, 2022)
–
Malam Berwarna Sedu-Sedih
aku ciptakan sekumpulan asumsi
memaku-menatap gamang sisi hati
tunggang-langgang sampai lunglai
o betapa sedu-sedan aku malam ini
keparat!
perang terus saja
berkecamuk
dengan bisingnya
di kepalaku
suara asing itu berbisik
diucapkannya padaku
bahwa kau akan pergi
kuharap kau berpura-pura
sebelum aku kembali
dikoyak-koyak sedu-sedih
yang tak sudah-sudah ini.
(Depok, 2022)
–
Penghuni Belantara
aku penghuni belantara
yang bergelimangan lara
menanti setidaknya satu manusia
yang mampu membawaku lari
dari gejolak histeria tiada akhirnya
namun, tiap hari pun
hanya gemeresik rerumputan
yang kudengar
hanya jejak kaki
yang tersisa pada jalan setapak
mereka tak pernah
benar-benar datang
sekalipun belantara ini habis
dirajam kobaran api
yang membahang
: pada akhirnya
aku tetap sebatang
kara
(Depok, 2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA