Liminal dan Puisi Lainnya

Naldi Firmansyah

37 sec read

Liminal

Semua tempat
adalah ruang tunggu
Dan kau sendiri saja
Membaca lagi arah tuju
Setelah langkah kaki
mengkhatamkan
Ribuan alamat perjalanan

Semua tempat
adalah ruang tunggu
Dan kau sendiri saja
Menaksir sisa waktu
Berdetak-detik di tubuhmu

(2021)

Solitude

Penghabisan Januari
Hujan turun seperti hasrat
Yang tak dapat dibendung lagi

Dalam sepetak kamar
Dalam detik yang mencekik ini
Suaramu samar-samar kudengar
Meski aku telah coba sembunyi
dari segala bahasa dan bunyi

Levinia, demikianlah kini
Tercabik-cabik aku
Dalam penantian
Dalam beku waktu

(2022)

Kuldesak

Adakah cara lain mengusir sepi
Selain mendaras namamu
Pada malam-malam yang demam

Tubuhku seperti ngilu seluruhnya
Sebab rindu kerap menemui jalan buntu

Sementara hasrat kian memadat
Setiap kubaca kedalaman matamu
Yang kau unggah di linimasa

“Salma, mengapa harus jarak
yang selalu kita perkarakan?”

(2021)

Sungkawa

Di punggung rumah ini
Aku entah mencari apa
Sedang tubuhmu kini terbaring
Di bawah gugur daun kamboja

Dan segala hasrat belum sempat
kita terjemahkan

(2021)

Kertasari, Suatu Pagi

Kesedihan ini
Seperti halimun yang turun
Sebentar kemudian menyusup
Ke lembah itu
Ke lembah itu

(2021)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Naldi Firmansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email